Ada Istiadat PERGESERAN NILAI BUDAYA SUB ETNIS BATAK TOBA DI DESA BAH JAMBI 1963 – 1990.

lainnya yang dirasakan sebagai keindahan hidup. Sebaiknya aspek kehidupan tidak manusiawi diungkapkan melalui sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan, dan menjadikan manusia menderita. Pergeseran nilai budaya pada Sub Etnis Batak Toba secara umumnya akibat dari dua hal yaitu: a Masuknya bangsa eropa ke Tanah Batak Toba dengan membawa agama Kristen yang dimulai pada tahun 1863. b Pengaruh perkembangan zaman, dimana budaya eropa lebih mendominasi dan mempengaruhi struktur kehidupan yaitu dari alat musik, pakaian, nyayian daerah. Pergeseran terjadi sangat cepat akibat dari perkembangan media massa sebagai transformator lebih mendominasi budaya bangsa Eropa dan juga akibat dari generasi penerus Sub Etnis Batak Toba mulai bosan terhadap hal yang tradisional. Di Desa Bah Jambi pergeseran budaya Sub Etnis Batak Toba semakin jelas, hal ini akibat dari pendidikan formal dan non formal tidak peduli terhadap budaya daerah. Generasi penerus yang seharusnya mewarisi budaya sebagai identitas dan memperkenalkan budayanya terhadap etnis lainnya sebagai warga Negara Indonesia yang banyak suku.

4.2.1. Ada Istiadat

Pergeseran budaya Sub Etnis Batak Toba dapat dilihat dari pada acara adat istiadat seperti acara kematian dan acara perkawinan. Pergeseran pada acara kematian dan acara perkawinan budaya Sub Etnis Batak Toba tidak memakai alat musik tradisional yaitu gondang atau uning – uningan. Pergeseran ini terjadi akibat ketidak pedulian Sub Etnis Batak Toba yang Universitas Sumatera Utara telah bermukim di Desa Bah Jambi tidak mengerti dan tidak ada kemauan untuk mengetahui dan mempelajari cara memainkan alat musik gondang, sehingga alat musik yang dipakai pada saat acara perkawinan dan kematian adalah alat musik modern. Dalam pemakaian alat musik modern ini akan mempengaruhi yaitu a. Semakin ditinggalkannya alat musik tradisional karena generasi penerus tidak mengetahui dan juga merasa sudah bosan akan alat musik tradisional yang di ciptakan oleh nenek moyangnya b. Pada tarian tor – tor, pergeseran yang terjadi dimana nilai filosofi yang dikandung dan yang akan disampaikan oleh tarian kepada orang, yang seharusnya diiringi oleh gondang ataupun uning – uningan menjadi akan kabur ataupun tidak jelas. Pergeseran ini terjadi karena pengaruh perkembangan IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan pengaruh perkembangan IPTEK budaya luar lebih mudah diterima oleh masyarakat Etnis Batak Toba sehingga budaya daerah tidak berkembang dan tidak terjaga kemurniannya. Pergeseran musik tradisional ini juga terjadi akibat dari perkembangan zaman yaitu peralihan dari musik tradisional yang kurang menarik dan membosankan sehingga memakai alat musik modern. Dalam acara adat istiadat dalam pemakaian tarian tor-tor juga dilakukan hanya simbolis tanpa mengetahui filosofi yang terkandung dalam gerakan tarian tor tor tersebut. Salah satu contohnya adalah penyambutan Hula – Hula 43 43 Hula – hula adalah saudara laki – laki perempuan , dalam penyambutan hula – hula ketika memasuki acara adat istiadat dalam bentuk tarian tor tor adalah tangan harus sejajar dengan dada dan kepala menunduk hal ini dalam filosofinya hula – hula masuk memberi pasu – pasu berkah. Universitas Sumatera Utara Selain perkembangan zaman, pergeseran kemurnian bahasa pada Etnis Batak Toba akibat dari budaya yang berbeda oleh etnis yang ada di Desa Bah Jambi. Perbedaan etnis dan budaya menyebabkan perbauran dan percampuran antara Etnis Batak dan Etnis lainnya. Pergeseran dapat dijumpai pada upacara adat istiadat seperti kematian dan perkawinan juga terjadi di Desa Bah Jambi terhadap Sub Etnis Batak Toba. Pergeseran ini terjadi karena adanya percampuran budaya etnis yang ada di daerah Desa Bah Jambi. Dalam acara adat tidak jarang dijumpai masuk budaya tarian dan nyanyian seperti Etnis Simalungun. Percampuran budaya ini dapat mengurangi keutuhan dan nilai filosofis yang dikandung dalam adat Batak Toba.

4.2.2. Bahasa