INTERAKSI SUB ETNIS BATAK TOBA DENGAN ETNIS LAINNYA DI DESA BAH JAMBI 1963 – 1990

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN SUB ETNIS BATAK TOBA BAGI ETNIS LAINNYA DI PT PERKEBUNAN VII PERSERO DESA BAH JAMBI

4.1 INTERAKSI SUB ETNIS BATAK TOBA DENGAN ETNIS LAINNYA DI DESA BAH JAMBI 1963 – 1990

Interaksi dalam masyarakat yang majemuk dalam satu kelompok adalah adanya hubungan komunikasi timbal balik yang saling keterbukaan, empati, perasaan positif, dukungan dan keseimbangan. Hubungan komunikasi ini menjadi efektif apabila: 39 1. Menghormati hak anggota budaya lain sebagai manusia. 2. Menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang dikehendaki. 3. Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari cara bertindak. 4. Komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi hidup bersama orang lain. Komunikasi yang efektif yang terjalin pada penduduk desa Bah Jambi dengan masyarakat majemuk dengan saling menghormati dan menghargai budaya etnis yang satu dengan dengan etnis yang lain. Pada umumnya orang yang tinggal di desa saling mengenal satu sama lain, dan sebagian di antara mereka saling mengenal dengan anggota masyarakat dari dusun lain. Pengenalan itu 39 Suwardi lubis, komunikasi antar budaya studi kasus etnik batak toba dan etnik cina. USU PRESS. 1999. Hal 45 Universitas Sumatera Utara tidak hanya sebatas nama dan alamat rumah, melainkan jauh lebih dalam sampai pada watak dan sifat pribadi seseorang. Hal ini, karena di samping di antara mereka masih banyak keluarga dekat, memang orang-orang di desa ini masih memiliki tradisi yang kuat untuk mengenali orang lain secara lebih mendalam. Jadi, kebiasaan saling menyapa dan sering bercerita antara satu sama lain membuat pengenalan mereka tidak sebatas aspek formalnya saja. Interaksi antara Sub Etnis Batak Toba di desa Bah Jambi dari tahun 1963 – 1978 terjalin hubungan baik. Hal ini terjadi karena adanya sifat keterbukan dan saling membutuhkan dalam bermasyarakat dalam mewujutkan harmonisasi lingkungan. Pranata-pranata tradisional yang ada di desa dipandang cukup penting dalam proses interaksi antara satu sama lain. Selain rumah-rumah dan perkumpulan keagamaan yang di dalamnya terjadi interaksi terbatas antara anggota satu agama, tempat-tempat berkumpul dan bertemu lainnya, seperti kedai kopi, kedai sampah, pasar tradisional, lapangan olah-raga, halaman atau teras rumah penduduk, dan sebagainya, dinilai cukup fungsional dalam menjalin hubungan antar etnis di sana. Ibu-ibu dari bermacam etnis Jawa, Simalungun, Mandailing atau Batak Toba sering bertemu dan mengobrol panjang lebar ketika berbelanja di kedai sampah atau bertandang ke rumah tetangga. Para laki-laki remaja dan dewasa juga tampak terlibat dalam kegiatan interaksi di lapangan olah-raga dan kedai kopi. Demikian juga anak-anak dari berbagai etnis, mereka berintekrasi hampir sepanjang waktu ketika belajar di sekolah atau bermain di area perkampungan. Tak terkecuali, pada waktu-waktu khusus, seperti dalam acara pesta perkawinan dan melayat orang meninggal, masyarakat dari beragam etnis juga dapat bertemu dan saling bercerita antara satu sama lain. Selain di Desa ataupun tempat tinggal tempat interaksi Sub Etnis Batak Toba dengan etnis lainnya yang ada di Desa Bah Jambi adalah tempat kerja yang merupakan wadah pertama Universitas Sumatera Utara untuk menghubungkan dan mempertemukan dalam satu tempat tinggal di Desa Bah Jambi Mulai tahun 1963 – 1978. Interaksi yang terjadi merupakan untuk menjalin hubungan agar terhindar dari konflik akibat dari perbedaan etnis. Tahun 1978 terjadi perpecahan terhadap kerukunan Desa Bah Jambi. Perpecahan ini terjadi karena: 40 a. Sub Etnis Batak Toba memelihara binatang peliharaan yaitu babi dan anjing yang dianggap haram oleh etnis lain yang di Desa Bah Jambi. b. Adanya pengaruh konflik dari Desa Dolok Sinumba 41 Pada konflik etnis yang pindah yaitu Etnis Jawa yaitu sebelum tahun 1978 Semua Etnis hidup berdampingan di Dusun Sirap, akan tetapi terjadi konflik karena faktor tersebut menjadi pecah. Etnis Jawa pindah ke Dusun Malasyia, Panggung, dan Blendet. Di Dusun Sirap yang mayoritas adalah Etnis Batak Toba dan Jawa mayoritas Di Dusun Malasyia dan Panggung. yaitu antara Etnis Batak Toba dan Etnis Jawa. Pengaruh masuk ke Desa Bah Jambi karena Sub Etnis Batak Toba dan Etnis Jawa yang ada di Desa Dolok Sinumba mempunyai hubungan saudara, sehingga saling menghasut dan saling mendukung keluarga sendiri yang mengalami konflik di Desa Dolok Sinumba sehingga terjadi perpecahan di Desa Bah Jambi. Konflik yang terjadi di Desa Bah Jambi tidak menimbulkan korban dan konflik itu terjadi hanya dalam bentuk konflik batin yaitu tanpa menanamkan dendam terhadap sesama etnis. Akibat dari konflik tahun 1978 menyebaban perpecahan dalam kerukunan yang dijalin 40 Wawancara Jamludin Nasution di Desa Bah Jambi Tgl 2 November 2012. 41 Desa Sinumbah secara adminintrasi pemerintah RI masuk dalam wilayah Kecamatan Jawa Maraja dan Desa ini Juga merupakan wilayah perkebunan VII Persero. Konflik di Desa Dolok Sinumba antara Etnis Batak Toba dan Jawa tidak diketahui oleh informan. Universitas Sumatera Utara sebelum konflik menjadi putus hubungan interaksi antar individu maupun kelompok dalam bermasyarkat di Desa Bah Jambi.

4.2 PERGESERAN NILAI BUDAYA SUB ETNIS BATAK TOBA DI DESA BAH JAMBI 1963 – 1990.