Menurunnya Produksi Beras Meningkatnya Faktor Konsumsi Beras Masyarakat.

61

2. Baiknya sistem Agrikultur di Thailand

Seperti dijelaskan di Bab III, bahwa dalam hal agrikultur, tidak kurang dari 49 dari total pekerja di Thailand berada di lingkungan Agrikultur, turun dari 70 pada 1980 110 . Terbilang cukup besar dibandingkan Indonesia yang hanya 41 di tahun 2012 111 . Dari sekian banyaknya jenis pertanian di Thailand, Beras menjadi salah satu hasil yang paling penting. Tidak heran jika sejarah mencatat, Thailand menjadi pemain utama dalam ekspor beras di dunia 112 , sejajar dengan India dan Vietnam. Negara dengan ibu kota Bangkok ini memiliki persentase tertinggi dalam hal lading pertanian dibandingkan dengan negara di kawasan Mekong, yakni 27.25, dan 55 dari persentase tersebut diperuntukkan untuk produksi beras 113 . Bahkan Central Intelligence Agency CIA merilis pada 2012, diantara negera-negara di kawasan ASEAN, Thailand memiliki tanah subur sebanyak 32.41, kondisi ini jauh lebih banyak dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam sebesar 20.64, Indonesia 12.97, Philippines 18.6, dan Malaysia yang hanya 2.94 114 . 110 Henri Leturque dan Steven Wiggins dalam Thailand‟s Progress in Agriculture : Transition and Sustained Productivity Growth. June 2011. Dapat diakses di http:www.odi.orgpublications5108-thailand-agriculture-growth-development-progress 111 http:www.odi.orgpublications5108-thailand-agriculture-growth-development- progress Diakses pada 10 June 2015 112 International Grains Council, “Grain Market GRM444”, London, 14 Mei 2014. Dapat diakses di www.igc.intendownloadsgmrsummarygmrsumme.pdf 113 http:web.archive.orgweb20080327095326http:www.irri.orgsciencecnyinfothailand.asp Diakses pada 10 June 2015 114 https:www.cia.govlibrarypublicationsthe-world-factbookfields2097.html Diakses pada 10 June 2015 62 Kondisi ini tentu berbanding terbalik dengan Indonesia yang cenderung lebih banyak berorientasi kepada sektro industry, padahal jika hendak melihat lebih jauh, ketergantungan masyarakat pada sector ini yang justru cukup banyak.

C. Indikasi Korupsi dalam Impor Beras Indonesia ke Thailand Periode

2009-2011 Di samping kedua faktor yang disebutkan itu, penulis juga menemukan adanya unsur korupsi yang dilakukan oleh oknum pemerintah, dalam hal ini Bulog sebagai pihak yang berwenang, menjadi sorotan berbagai pihak seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI serta Ketua Dewan Tani Indonesia DTI. Ferry Juliantoro, selaku ketua DTI dalam sebuah diskusi di Gedung DPR, sebagaimana dikutip oleh beritasatu.com menyatakan bahwa, seharusnya presiden memaksimalkan peran Dewan Ketahanan Pangan namun yang terjadi sebaliknya. Menururtnya Dewan Ketahanan Pangan merupakan lembaga inter departemen, terdiri dari 12 kementerian dan empat lembaga serta diketuai langsung presiden, sehingga seharusnya bisa melakukan banyak hal 115 . Ia menambahkan bahwa, pemerintah tidak memiliki data akurat mengenai persediaan beras. Data hanya dimiliki Bulog. Namun sulit berharap BUMN itu berpihak kepada petani karena sudah dikuasai mafia beras terlebih dalam praktiknya, Bulog hanya mencari keuntungan sendiri. Ferry mencurigai Bulog 115 http:www.beritasatu.comekonomi10736-negara-tunduk-pada-mafia-beras.html Diakses pada 15 Juni 2015