KEBIJAKAN IMPOR BERAS INDONESIA-THAILAND TAHUN 2009-2011

22 kepada sektor pertanian menjadi prekonomian yang berbasis pada sektor Industri. Bahkan lebih jauh, Hidayat juga memaparkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian menurun tajam, dari sebesar 56,3 pada 1962 menjadi hanya 14,7 pada 2011. Bahkan sempat turun pada level 13 pada 2005-2006. 34

B. Kondisi Pangan di Indonesia dan Kebijakan Impor Beras dari Thailand

tahun 2009-2011 1. Produksi dn Konsumsi Beras Indonesia Tahun 2009-2011 Indonesia merupakan negara yang sebagian besar masyarakatnya memiliki matapencaharian di bidang pertanian. Akan tetapi, petani Indonesia bukanlah masyarakat yang tingkat kesejahteraannya tinggi, dan mayoritas petani adalah bukan pemilik lahan sawah pertanian atau hanya sebagian besar adalah petani buruh petani yang tidak memiliki lahan pertanian, atau hanya merupakan pekerja buruh harian di ladang pertanian. Mereka merupakan orang-orang yang masih miskin dan terpinggirkan. Mereka sering dirugikan oleh masalah kebijakan perberasan yang dilakukan oleh pemerintah. Belum lagi masalah sosial ekonomi lain yang mereka hadapi sebagai petani. Permasalahan beras dan petani menjadi sebuah ironi bagi negeri ini. Sebuah ironi karena negara ini merupakan negara peghasil beras, akan tetapi melakukan impor beras dalam jumlah yang tidak sedikit. Pada umumnya sebagian masyarakat menganggap bahwa impor beras dipicu oleh produksi atau suplai beras dalam negeri yang tidak mencukupi seperti yang dijadikan alasan pemerintah. Akan tetapi, pada kenyataannya impor beras 34 Hidayat Amir. Dalam Sektor Pertanian : Perlu Upaya Akselerasi Pertumbuhan. [Database Online] dapat diakses di www.perpustakaan.depkeu.go.id Diakses pada 10 June 2015. 23 dilakukan ketika data statistik menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami surplus beras. Pemerintah terus menegaskan bahwa alasan impor beras adalah karena adanya keterbatasan volume produksi hasil pertanian padi sehingga ketersediaan beras menjadi masalah bagi negara. Namun sebenarnya itu hanya alasan yang tidak dapat dibenarkan oleh publik dengan adanya impor beras pada 2009, karena pada 2009 terdapat data yang berupa angka statistik bahwasannya produksi padiberas mengalami surplus atau kenaikan sebesar 6,75 . 35 Pada 2009, wilayah seperti Jawa sebagai penghasil padi terbesar di Indonesia bahkan harus menerima beras impor. Bibit Waluyo Gubernur Jawa Tengah mengungkapkan bahwa dirinya menyatakan berada dalam posisi dilematis saat muncul penilaian dari beberapa fraksi di DPRD Jateng yang menyebutkan bahwa dirinya inkonsistensi terkait dengan pernyataannya siap menerima 180.000 ton beras impor dari Thailand pada tiga bulan ke depan. “... Jawa tengah mengalami surplus beras sebagai fakta, namun Bulog belum mampu memenuhi kebutuhan untuk raskin ” Secara logika ekonomi, kondisi surplus dengan permintaan relatif tetap, akan menurunkan harga. Tetapi faktanya harga beras terus naik di berbagai pasar di Semarang antara Rp7.800 dan Rp 8.100 per kg SM, 270911. Padahal Harga Pembelian Pemerintah HPP Rp 5.060 per kg sehingga petani tidak mau menjual ke Bulog karena selisih harga yang relatif jauh lebih mahal. 36 Dari data Badan Pusat Statistik BPS, sebenarnya sejak 2008 produksi beras nasional selalu surplus. Tetapi anehnya, sejak 2008 hingga 2011, Impor 35 Tabel Produksi, Konsumsi, Surplus dan Penyediaan BULOG 2003 - 2013 36 Purbayu Budi Santosa “Beras dan Posisi Dilematis Bibit”; Suara Merdeka,30 September 2011.