21 Kondisi ini menjadikan Iklim Indonesia sangat dinamis dan kompleks. Beberapa
faktor yang berperan terhadap iklim Indonesia antara lain : fluktuasi suhu permukaan laut, Inter-Tropical Convergence Zone ITCZ, Dipole Mode Index
DMI, suhu permukaan laut Pasifik ekuator, Monsun Asia Tenggara-Australia, sirkulasi Hadley dan Walker serta arus lintas Indonesia
32
. Selain hal itu, iklim Indonesia juga dipengaruhi oleh tiga sistem peredaran
angina, yaitu : angina pesat, meridional, dan loka. Keseluruhan komponen tersebut membentuk suatu sistem baik lokal, regional, maupun global, yang turut
menentukan variabilitas dan keragaman iklim Indonesia. dan perubahan pola cuaca curah hujan
33
.
2. Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Indonesia
Sebagai negara kepulauan serta terletak di lintas katulistiwa, jauh tahun sebelum kemerdekaan, masyarakat Indonesia berprofesi sebagai petani, nelayan,
serta sebagian lainnya sebagai pedagang. Demikian, sejalan dengan modernisasi dan globalisasi, pemerintah mulai merubah haluan dari yang dulunya
berkonsentrasi di ketiga sektro itu, menambahnya dengan sektor industri. Menurut Hidayat, pembangunan ekonomi selama setengah abad terakhir
telah berhasil mengubah struktur perekonomian Indonesia dari yang berbasi
32
Arias Pramudia, et all. Dalam Fenomena dan Problematika Iklim Indonesia serta Pemanfaatan Informasi
Iklim untuk
Kalender Tanam.
[Database Online]
Dapat diakses
di http:pintar.pdkjateng.go.iduploadsuserstarjanimateriSD_Letak_Geografis_dan_Astronomis_I
ndonesia_serta_Pengaruhnya_2014-10- 15Letak_Geografis_dan_Astronomis_Indonesia_serta_Pengaruhnya.pdf Hal 53 diakses pada 10
June 2015
33
Arias Pramudia, et all. Dalam Fenomena dan Problematika Iklim Indonesia serta Pemanfaatan Informasi
Iklim untuk
Kalender Tanam.
[Database Online]
Dapat diakses
di http:pintar.pdkjateng.go.iduploadsuserstarjanimateriSD_Letak_Geografis_dan_Astronomis_I
ndonesia_serta_Pengaruhnya_2014-10- 15Letak_Geografis_dan_Astronomis_Indonesia_serta_Pengaruhnya.pdf Hal 54 diakses pada 10
JJune 2015
22 kepada sektor pertanian menjadi prekonomian yang berbasis pada sektor Industri.
Bahkan lebih jauh, Hidayat juga memaparkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian menurun tajam, dari sebesar 56,3 pada 1962 menjadi hanya
14,7 pada 2011. Bahkan sempat turun pada level 13 pada 2005-2006.
34
B. Kondisi Pangan di Indonesia dan Kebijakan Impor Beras dari Thailand
tahun 2009-2011 1.
Produksi dn Konsumsi Beras Indonesia Tahun 2009-2011
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar masyarakatnya memiliki matapencaharian di bidang pertanian. Akan tetapi, petani Indonesia bukanlah
masyarakat yang tingkat kesejahteraannya tinggi, dan mayoritas petani adalah bukan pemilik lahan sawah pertanian atau hanya sebagian besar adalah petani
buruh petani yang tidak memiliki lahan pertanian, atau hanya merupakan pekerja buruh harian di ladang pertanian.
Mereka merupakan orang-orang yang masih miskin dan terpinggirkan. Mereka sering dirugikan oleh masalah kebijakan perberasan yang dilakukan oleh
pemerintah. Belum lagi masalah sosial ekonomi lain yang mereka hadapi sebagai petani. Permasalahan beras dan petani menjadi sebuah ironi bagi negeri ini.
Sebuah ironi karena negara ini merupakan negara peghasil beras, akan tetapi melakukan impor beras dalam jumlah yang tidak sedikit.
Pada umumnya sebagian masyarakat menganggap bahwa impor beras dipicu oleh produksi atau suplai beras dalam negeri yang tidak mencukupi seperti
yang dijadikan alasan pemerintah. Akan tetapi, pada kenyataannya impor beras
34
Hidayat Amir. Dalam Sektor Pertanian : Perlu Upaya Akselerasi Pertumbuhan. [Database Online] dapat diakses di www.perpustakaan.depkeu.go.id Diakses pada 10 June 2015.