Baiknya sistem Agrikultur di Thailand
64 diatur dan tunduk pada hukum Thailand yang dituangkan dalan kontrak
No.PKTP-002DO200082011 tanggal 7 Desember 2011. Komoditi yang disepakati pada perjanjian tersebut adalah beras Thailand
dengan butir patah maksimal 15 beras eks Thailand 15 dari hasil panen tahun 2011. Pengadaan beras impor dilakukan oleh divisi pengadaan di kantor
pusat. Sedangkan penerimaan beras impor dilaksanakan di masing-masing divre yang telah ditentukan.
Untuk menunjang kelancaran kegiatan impor, Divre ditunjuk mengadakan tender perusahaan jasa pengurusan transportasi PJPT untuk membongkar beras
impor milik Perum Bulog dari kapal-kapal sampai ke dalam gudang
118
. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen penerimaan beras impor
dan reprocessing beras eks Thailand 15 selama tahun 2012 diketehui hal-hal berikut
119
:
1.
Kualitas beras eks Thailand 15 yang diterima divre DKI Jakarta tidak sesuai kontrak Pada awal tahun 2012, divre DKI Jakarta menerima beras
eks Thailad 15 untuk pengadaan tahun 2011 sebanyak 118.015.750 kg di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan pelabuhan Ciwanda Kota Madya
Cilegon. Penerima beras impor tersebut dilakukan bertahap sejak Januari sampai Maret 2012 dan disimpan di gudang-gudang beras wilayah Divre
DKI Jakarta yaitu gudang Bulog baru GBB I s.d. XVI, GBB Cikande 1 s.d. III, gudang semi permanen GSP warung gunung I, GSP montor I dan
118
http:inspeksianews.comberitainilah-temuan-bpk-tentang-impor-beras-dan-raskin Diakses pada 15 June 2015
119
http:inspeksianews.comberitainilah-temuan-bpk-tentang-impor-beras-dan-raskin Diakses pada 15 June 2015
65 GSP Malingping II setelah terlebih dahulu dilakukan survey oleh surveyor
indenpenden yaitu PT Pan-Indo Superintendence dan PT Sucofindo.
2.
Tidak terdapat tim supervisi muatan kapal di pelabuhan muat dan tidak terdapat tim supervisi muatan kapal di pelabuhan bongkar divre Sulut
untuk penerimaan beras eks Thailand 15 pada tahun 2012
3.
Hasil survey yang dilakukan oleh surveyor indenpenden tidak sesuai persyaratan yang sudah ditetapkan dalam perjanjian jual beli beras antara
Perum Bulog dengan public warehouse organization PWO.
4.
Proses seleksi pemilijan PJPT dengan kapal MV Vinh An sebanyak 6.00 ton di Divre Sulut belum sepenuhnya sesuai ketentuan Perum Bulog.
Drivre Sulut melalui tim pelaksanan tender penerimaan beras impor di
GBB madidir I.
5.
Pekerjaan pelaksanaan penerima barang impor luar negeri oleh PT
Berdikasi Persero selaku pemenang tender diserahkan kepada pihak lain.
6.
Tidak terdapat berita acara pemeriksaan kualits oleh tim divresubdivre di
divre DKI Jakarta sebelum diusulkan reprocessing
7.
Pelaksanaan reprocessing beras eks Thailand 15 dengan metode oplos di divre DKI Jakarta tidak berdasarkan hasil uji coba oleh tim uji
reprocessing.
Melalui fakta yang dipaparkan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, import beras Indonesia ke Thailand periode 2009-2011 bukan hanya sekedar
dalam rangka memenuhi kebutuhan Indonesia, sebab di samping pada waktu yang bersamaan Indonesia justru mengalami surplus produksi, harga yang dipatok