Subyek dan Obyek dalam Akta Pemberian Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik

1. Subyek dan Obyek dalam Akta Pemberian Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik

Dalam pelaksanaan Akta Pemberian Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik ini terdapat dua pihak, yaitu Pemberi Hak Pakai sebagai Pihak Pertama dan Penerima Hak Pakai sebagai Pihak Kedua. Pemberi Hak Pakai dalam hal ini adalah Warga Negara Indonesia WNI yang merupakan penduduk Kabupaten Bali setempat yang memberikan Hak Pakai di atas tanah dan menyerahkan tanah kepada Penerima Hak Pakai, sedangkan Penerima Hak Pakai adalah Warga Negara Asing WNA berkewarganegaraan Australia yang menerima Hak Pakai atas tanah dan menerima penyerahan tanah dari Pemberi Hak Pakai. Obyek dalam pelaksanaan Akta Pemberian Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik ini adalah sebidang tanah Hak Milik Nomor 1427Kelurahan kerobokan Kelod seluas 450 M 2 empat ratus lima puluh meter persegi yang merupakan hasil penggabungan dari dua bidang tanah yang letaknya berbatasan, yaitu sebidang tanah Hak Milik Nomor 1697Kelurahan Kerobokan Kelod seluas 300 M 2 tiga ratus meter persegi sebagaimana diuraikan dalam Sertipikat Hak Milik tertanggal 28 Nopember 2005 dan sebidang tanah Hak Milik Nomor 1698Kelurahan Kerobokan Kelod seluas 150 M 2 seratus lima puluh meter persegi sebagaimana diuraikan dalam Sertipikat Hak Milik tertanggal 28 Nopember 2005. Tanah tersebut terletak di Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Propinsi Bali yang tertera atas nama WNI yang merupakan penduduk Kabupaten Bali setempat. Oleh karena peraturan perundang-undangan mengatur bahwa seorang WNA yang berkedudukan di Indonesia hanya diperkenankan memiliki satu rumah tempat tinggal di atas sebidang tanah, maka sebelumnya diajukan permohonan penggabungan atas dua bidang tanah yang luasnya masing-masing seluas 300 M 2 tiga ratus meter persegi dan seluas 150 M 2 seratus lima puluh meter persegi. Adapun tujuan dari penggunaan Hak Pakai di atas tanah Hak Milik yang hendak diperoleh oleh WNA tersebut untuk pembangunan rumah tinggal beserta fasilitas-fasilitas dan prasarananya untuk menjalani kehidupannya sehari-hari sehubungan dengan pekerjaannya. Hal tersebut diperkenankan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996, dimana orang asing yang berkedudukan di Universitas Indonesia Pemberian hak..., Dyah Ayu Grashinta, FH UI, 2010. Indonesia diperbolehkan memiliki satu rumah tempat tinggal atau hunian dengan hak atas tanah tertentu, yaitu Hak Pakai. 95 Namun, dalam pemilikan rumah tempat tinggal oleh WNA tersebut harus memperhatikan pengaturan dalam Pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996 yang menyatakan bahwa orang asing yang berkedudukan di Indonesia tersebut harus memberi manfaat bagi pembangunan nasional. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia tersebut adalah orang asing yang memiliki dan memelihara kepentingan ekonomi di Indonesia dengan melaksanakan investasi untuk memiliki rumah tempat tinggal di Indonesia. 96 Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan dan untuk meningkatkan daya saing negara Indonesia terhadap negara-negara tetangga, seyogyanya kualifikasi bagi WNA yang harus memberikan manfaat bagi pembangunan nasional di Indonesia tidak perlu dicantumkan lagi. Dengan perkataan lain, ketika seorang WNA telah memenuhi syarat keimigrasian untuk membeli hak atas tanah beserta bangunan, hal itu berarti sudah memberikan manfaat ekonomis bagi Indonesia.

2. Prosedur Pelaksanaan Pembuatan Akta Pemberian Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik