Dasar Hukum Penanaman Modal Asing PMA

1. negara asing; 2. perseorangan warga negara asing; 3. badan usaha asing; 4. badan hukum asing; 5. badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Negara asing merupakan negara yang berasal dari luar negeri, yang menanamkan investasinya di Indonesia. Perseorangan Warga Negara Asing WNA merupakan individu luar negeri yang menanamkan investasinya di Indonesia. Badan usaha asing merupakan lembaga asing yang tidak berbadan hukum. Badan hukum asing merupakan badan hukum yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan atau Act yang berlaku di negara-negara asing tersebut. Badan hukum Indonesia merupakan badan hukum yang berkedudukan di Indonesia, namun modal badan hukum tersebut sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pihak asing.

b. Dasar Hukum Penanaman Modal Asing PMA

Momentum dimulainya investasi asing di Indonesia adalah sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Undang-undang ini merupakan dasar dalam menjalankan penanaman modal asing di Indonesia. Undang-undang ini terdiri dari 13 bab dan 31 pasal. Undang-undang ini telah dilakukan perubahan dan penambahan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Hal-hal yang diubah dan ditambah adalah mengenai Pasal 15 sampai dengan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. 21 Pada intinya perubahan dan penambahan ketentuan itu adalah berkaitan dengan kelonggaran-kelonggaran perpajakan yang diberikan kepada penanam modal asing, terutama yang menanamkan modalnya dalam bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing Pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. 21 Sutrisno, op.cit., hlm.153. Universitas Indonesia Pemberian hak..., Dyah Ayu Grashinta, FH UI, 2010. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi, yakni dengan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pada tahun 2006, Pemerintah telah mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Penanaman Modal dan pada tanggal 29 Maret 2007, RUU itu telah disahkan oleh DPR-RI. Rancangan Undang-Undang Penanaman Modal ini telah ditetapkan menjadi Undang-undang, yaitu Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Undang-undang ini terdiri atas 14 bab dan 40 pasal. Alasan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menggantikan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing adalah karena Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing tidak sesuai lagi dengan tantangan dan kebutuhan untuk mempercepat perkembangan perekonomian nasional, melalui konstruksi pembangunan hukum nasional di bidang penanaman modal yang berdaya saing dan berpihak kepada kepentingan nasional. 22 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dimaksudkan untuk memberikan : 1. kepastian hukum; 2. transparansi; 3. tidak membeda-bedakan investor; dan 4. memberikan perlakukan yang sama kepada investor dalam dan luar negeri. Di samping itu, dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah diatur tentang fasilitas atau kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada para investor. Kemudahan-kemudahan atau fasilitas itu meliputi: 23 22 Ibid., hlm. 5. 23 Ibid., hlm. 7. Universitas Indonesia Pemberian hak..., Dyah Ayu Grashinta, FH UI, 2010. 1. fasilitas PPh melalui pengurangan penghasilan neto; 2. pembebasan atau keringanan bea masuk impor barang modal yang belum bisa diproduksi dalam negeri; 3. pembebasan bea masuk bahan baku atau penolong untuk keperluan produksi tertentu; 4. pembebasan atau penangguhan pajak penghasilan PPn atas impor barang modal; 5. penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; 6. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan PBB; 7. pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan; 8. fasilitas hak atas tanah; 9. fasilitas pelayanan keimigrasian; dan 10. fasilitas perizinan impor. Pemberian kemudahan ini dimaksudkan agar investor, terutama investor asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. Manfaat adanya investasi itu adalah menggerakkan ekonomi masyarakat, menampung tenaga kerja, dan meningkatnya kualitas masyarakat yang berada di daerah investasi.

c. Bentuk-bentuk Penanaman Modal Asing