Pertemuan I Pertemuan II
Pertemuan III 0.00
20.00 40.00
60.00 80.00
100.00
kelas kontrol 53.50
42.80 60.70
64.20 75.00
82.10
Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pertemuan I, II, dan III
Pertemuan I Pertemuan II
belum membuat catatan kesimpulan dari materi yang mereka pelajari. Siswa juga belum bertanya kepada guru mengenai materi yang belum mereka pahami.
Keterampilan guru dalam menutup pelajaran sudah tampak dengan mengulas kembali materi yang belum dipahami siswa. Namun guru harus
memberikan kesempatan kepada siswa dan memberikan umpan agar siswa berani menyampaikan pendapatnya, hal ini dapat melatih keberanian dan keterampilan
siswa dalam berbicara didepan kelas. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan posttest dari guru.
4.1.5 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 4.15 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Siswa No
Sumber Data Pertemuan I
Pertemuan II Pertemuan III
1 Aktivitas siswa
kelas Eksperimen 42,8
64,2 82,1
2 Aktivitas siswa
kelas Kontrol 53,5
60,7 75
Berdasarkan tabel 4.15 selengkapnya disajikan dalam diagram batang berikut ini.
Diagram 4.9 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Siswa
Diagram diatas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol pertemuan I 53,5,
pertemuan II 60,7, dan pertemuan III 75. Peningkatan aktivitas siswa pada kelas kontrol dari pertemuan I ke pertemuan II sebesar 7,2. Peningkatan
aktivitas siswa dari pertemuan II ke pertemuan III sebesar 14,3. Sedangkan peningkatan aktivitas siswa pada kelas ekspeimen pertemuan I 42,8, pertemuan
II 64,2, dan pertemuan III 82,1. Peningkatan aktivitas siswa pada kelas eksperimen dari pertemuan I ke pertemuan II sebesar 21,4. Peningkatan
aktivitas siswa dari pertemuan II ke pertemuan III sebesar 17,9. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative
learning tipe artikulasi mengalami peningkaan aktivitas siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas kontrol yang menggunakan
metode ceramah. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Metode
ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan informasi secara lisan, pembicaraan dalam metode ini bersifat satu arah sehingga hal ini berpengaruh
pada aktivitas belajar siswa yang menjadi pasif. Berbeda dengan kelas kontrol
yang menggunakan metode ceramah, pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning tipe artikulasi lebih banyak
memfokuskan pada interaksi sosial. Interaksi sosial yang dimaksud adalah interaksi antara siswa dengan siswa lebih dominan dibandingkan interaksi guru
dengan siswa, sehingga hal ini berpengaruh terhadap tingginya aktivitas belajar siswa. Kegiatan belajar yang kreatif dan menarik dapat meningkatkan antusias
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Jadi, model Cooperative Learning tipe Artikulasi dapat berpengaruh aktivits belajar siswa diantaranya, yaitu melatih
kemandirian peserta didik, kesiapan dalam mengikuti pembelajaran, melatih keterampilan dalam berinteraksi sosial, serta melatih daya serap siswa terhadap
materi pembelajaran yang telah disampaikan.
4.2 Pembahasan