Gambar 2.2. Proses Komunikasi.
16
2.2.3 Tujuan dan Manfaat Komunikasi Dokter-Pasien 2.2.3.1 Tujuan
Menurut Ong, dalam komunikasi dokter-pasien terdapat tiga tujuan yang berbeda, yaitu:
17
1. Menciptakan hubungan interpersonal yang baik Terciptanya hubungan yang baik antara dokter-pasien merupakan salah satu
syarat untuk melakukan kegiatan medis. Hubungan dokter-pasien yang baik akan berdampak pada kepuasan, pemahaman, dan kepatuhan pasien dalam tatalaksana
yang diberikan. 2. Pertukaran komunikasi
Maksud dari pertukaran komunikasi ini adalah dokter mendapatkan informasi dari pasien terkait masalah yang dihadapi pasien sehingga dokter dapat
mendiagnosis dengan tepat dan melakukan penatalaksanaan yang sesuai. 3. Pengambilan keputusan medis
Saat ini konsep yang dilakukan untuk pengambilan keputusan bukan menggunakan sistem “paternalistic” lagi namun sudah bergeser kearah sistem
“patient centered” yang menekankan pentingnya memahami pengalaman pasien akan penyakit yang dialami serta faktor-saktor sosial dan lingkungan yang
berhubungan dengan kondisi pasien.
2.2.3.2 Manfaat
Kemampuan interpersonal dokter sangat penting didalam membentuk hubungan yang kuat dengan pasien. Banyak pasien yang menginginkan hubungan yang
kuat dengan dokter layanan primer. Hubungan yang kuat antara dokter-pasien tidak hanya berdampak pada tingkat emosional saja tetapi dapat mempengaruhi kepatuhan
pasien terhadap pemulihan yang dilakukan seorang dokter.
18
Konsil Kedokteran Indonesia menyatakan bahwa manfaat komunikasi efektif yang terjadi antara dokter-pasien diantaranya adalah:
14
1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau institusi pelayanan medis
2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan dokter-pasien yang baik.
3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis. 4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam
menghadapi penyakitnya.
2.2.4 Cara Membangun Komunikasi dengan Pasien
Saat ini, masih banyak perbedaan pendapat tentang bagaimana cara melakukan komunikasi dokter-pasien yang efektif. Namun kemampuan berkomunikasi seseorang
itu berbeda antar individu. Pada saat yang sama, banyak organisasi profesional dan akademik sekarang juga didefinisikan sebagai elemen kunci dari keterampilan
komunikasi. Dewan
Akreditasi untuk
Sarjana Pendidikan
Kedokteran merekomendasikan bahwa dokter harus kompeten dalam lima keterampilan
komunikasi kunci: 1 mendengarkan secara efektif, 2 memunculkan informasi menggunakan keterampilan bertanya efektif; 3 menyediakan informasi dengan
menggunakan keterampilan jelas efektif; 4 konseling dan mendidik pasien; dan 5 membuat keputusan berdasarkan informasi pasien dan preferensi.
18