Teknik Kultur Jaringan Kesimpulan dan Saran

berbuah yang cukup memuaskan. Jenis-jenis jeruk keprok yang ada antara lain jeruk keprok Batu, Garut, Tejakula dan Siem sedangkan jeruk besarpamelo antara lain jeruk besar Nambangan, Sri Nyonya dan Bali merah. Kedua jenis jeruk tersebut sangat peka terhadap barbagai macam penyakit yang disebabkan patogen sistemik utamanya CVPD kecuali jeruk besar yang terbukti agak toleran Dwiastuti et al., 1996.

2.2. Teknik Kultur Jaringan

Gunawan 1987 dalam Rosmayati 1993 menyatakan bahwa, kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Menurut Widarto 1996, kultur jaringan merupakan suatu metode perbanyakan tanaman secara in vitro dengan menggunakan sedikit jaringan dari suatu tanaman. Kultur jaringan berdasarkan pada prinsip totipotensi dimana sebuah sel atau jaringan tumbuhan yang diambil dari bagian manapun akan dapat tumbuh menjadi tanaman sempurna kalau diletakkan dalam media yang sesuai Bonga, 1980. Teknik kultur jaringan beranjak dari teori totipotensi sel total genetic potential yang disampaikan oleh Schleiden dan Schwan pada tahun 1983, bahwa sel tanaman adalah suatu unit yang terkendali yang didalamnya mengandung material genetik lengkap, sehingga apabila ditumbuhkan didalam lingkungan tumbuh yang sesuai, sel tersebut dapat tumbuh dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap. Sel atau jaringan tanaman tersebut dapat berorganogenesis menjadi tunas dan akar, atau dapat tumbuh menjadi kumpulan sel meristematik dalam jumlah yang tak terhingga yang disebut kalus. Kalus tersebut dapat diarahkan untuk tumbuh menjadi tunas dan akar tanaman atau menjadi embrio somatik tergantung dari komposisi media dan lingkungan tumbuhnya Hendaryono dan Wijayani, 1994. Metode perbanyakan melalui kultur in vitro dapat menghasilkan bibit secara klonal dalam jumlah besar dan waktu relatif singkat. Menurut William dan Maheswaran Universitas Sumatera Utara 1996, embriogenesis somatik merupakan salah satu teknik yang paling banyak digunakan dalam induksi embrio, 83 regenerasi planlet diantaranya berasal dari kultur in vitro. Proses ini dapat terjadi secara langsung membentuk proembrio atau embrioid pada potongan eksplan yang disebut sebagai embriogenesis langsung atau melalui pembentukan kalus lebih dahulu yang disebut sebagai embriogenesis tidak langsung Suryowinoto, 1990. Embriogenesis langsung memerlukan waktu lebih singkat untuk menghasilkan planlet dan kemungkinan terjadinya penyimpangan akibat keragaman somaklonal lebih kecil dibandingkan dengan embriogenesis tidak langsung Dublin, 1981 ; Ramos et al., 1993. Kultur jaringan berguna untuk mempercepat perbanyakan tanaman secara aseksual, menghasilkan tanaman bebas penyakit, juga dapat digunakan untuk memperbaiki tanaman secara genetik. Kultur jaringan memegang peranan penting untuk menghasilkan klon dan propagasi tanaman yang lambat atau sulit untuk dikembangbiakkan Barden et al., 1987. Menurut Suryowinoto 1996, keunggulan dari perbanyakan secara in vitro ini adalah menghemat biaya, menghemat tenaga, menghemat tempat, menghemat waktu, memperoleh tanaman baru yang toleran terhadap stress, dan memperoleh tanaman yang bebas virus. Manfaat inilah yang membuat budidaya ini semakin banyak diminati untuk mengembangkan bidang pertanian, perkebunan ataupun bidang-bidang lainnya. Eksplan adalah unit dasar teknik mikropropagasi. Menurut Hughes 1980 dalam Katuuk 1989, eksplan adalah bagian kecil jaringan atau organ yang dikeluarkan atau dipisahkan dari tanaman induk kemudian dikulturkan. Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah biji atau kotiledon, tunas pucuk, potongan batang, potongan akar, potongan daun, potongan umbi batang, umbi lapis dengan sebagian batang dan bagian bunga Yusnita, 2003 . Eksplan adalah bagian tanaman yang dijadikan bahan inokulum awal yang ditanam dalam media, yang akan menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan tertentu. Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus yaitu bentuk awal calon tunas yang kemudian mengalami proses perlengkapan tanaman seperti daun, batang dan akar Nugroho Sugito, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.3. Media Kultur Jaringan