Pengaruh Pemberian Kinetin terhadap Jumlah Tunas Planlet Jeruk Keprok Citrus nobilis Lour.

dan pembentukan daun. Hal ini didukung oleh Yelnitis et al., 1996 yang menyatakan bahwa, penambahan sitokinin dapat mendorong meningkatnya jumlah dan ukuran daun. Lebih lanjut menurut Wetherell 1982, sitokinin mempunyai dua peran untuk propagasi secara in vitro yaitu merangsang pembelahan sel dalam jaringan yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas dan daun.

4.6. Pengaruh Pemberian Kinetin terhadap Jumlah Tunas Planlet Jeruk Keprok Citrus nobilis Lour.

Pengaruh konsentrasi kinetin tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan tunas planlet dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut. Dari tabel dapat dilihat bahwa pembentukan tunas terbaik terdapat pada pengaruh konsentrasi kinetin 3 ppm K 3 pada pengamatan minggu ke-1, minggu ke-2 dan minggu ke-3. Hal ini diduga karena konsentrasi kinetin 3 ppm sudah cukup memberikan pengaruh terhadap pembentukan jumlah tunas dalam waktu inisiasi kultur tidak lebih dari 3 minggu. Untuk perlakuan lainnya, pembentukan tunas pada tiap minggu pengamatan cenderung tidak stabil. Tabel 4.6. Pengaruh kinetin terhadap Jumlah Tunas pada Kultur Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS Perlakuan Rataan Jumlah tunas pada minggu ke- 1 2 3 4 K 0,333 0,500 1,167 0,000 K 1 1,000 0,333 0,667 0,500 K 2 0,333 1,000 0,333 0,167 K 3 0,500 0,500 0,500 0,333 K 4 1,167 0,500 1,167 0,333 Keterangan : K = Tanpa perlakuan kinetin; K 1 = Perlakuan kinetin 1 ppm; K 2 = Perlakuan kinetin 2 ppm; K 3 = Perlakuan kinetin 3 ppm; K 4 = Perlakuan kinetin 4 ppm Berdasarkan Tabel 4.6. jumlah tunas terbaik diperoleh pada perlakuan K 3 dengan lamanya waktu inisiasi 1-3 minggu. Hal ini disebabkan karena konsentrasi NAA yang rendah dan kinetin yang tinggi mampu memaksimalkan pertumbuhan tunas sebelum terdiferensiasi membentuk daun. Namun pada pengamatan minggu ke-4 pada setiap perlakuannya, jumlah tunas lebih sedikit jika dibandingkan dengan pengamatan minggu Universitas Sumatera Utara ke-3. Hal ini diindikasikan karena tunas dari eksplan kotiledon sudah berdiferensiasi membentuk daun seiring dengan lamanya waktu inisiasi tunas. Gambar 4.6.1. Rata-rata Jumlah tunas terhadap konsentrasi Kinetin yang berbeda pada setiam Minggu Berdasarkan Gambar 4.6.1. dapat dilihat bahwa jumlah tunas tiap minggunya tidak mengalami perbedaan yang nyata. Pembentukan tunas pada media MS tanpa penambahan kinetin mampu mengalami peningkatan hingga pengamatan minggu ke-3. Sementara pada pengamatan minggu ke-4 tunas telah berdifferensiasi membentuk daun. Pada perlakuan K 1 dan K 4 pembentukan tunas memiliki pola pertumbuhan yang sama, dimana jumlah tunas yang dibentuk tidak tumbuh secara optimal pada pengamatan tiap minggunya. Sedangkan perlakuan K 3 merupakan perlakuan terbaik hingga pengamatan minggu ke-3. Pada perlakuan K 2 pembentukan tunas juga tidak stabil, bahkan mengalami penurunan pada pengamatan tiap minggunya. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan konsentrasi NAA yang lebih rendah dibandingkan kinetin, mampu memacu pertumbuhan tunas pada eksplan kotiledon jeruk keprok. Arah perkembangan kultur ditentukan oleh interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diproduksi oleh sel tanaman secara endogen. Eksplan itu sendiri sebenarnya sudah mengandung zat pengatur tumbuh endogen. Namun zat pengatur tumbuh eksogen masih perlu ditambahkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara in vitro. Selain itu, lamanya waktu inisiasi juga mempengaruhi terhadap pembentukan tunas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6.2. Pertumbuhan tunas pada minggu ke-1 perlakuan K 4 Penyebab tunas mudah terbentuk pada eksplan kotiledon karena struktur permukaan kotiledon memiliki sel-sel yang memang berfungsi untuk penyerapan air. Wattimena et al., 1991 menyatakan bahwa pertumbuhan tunas hanya memerlukan sitokinin dalam konsentrasi yang tinggi tanpa auksin atau auksin dalam konsentrasi yang rendah sekali.

4.7. Persentase Pertumbuhan Jeruk Keprok Citrus nobilis Lour.