Pengaruh Kinetin Terhadap Berat Planlet gram Pada Kultur Pengaruh Kinetin Terhadap Panjang akar cm Pada Kultur Pengaruh Kinetin Terhadap Jumlah Akar Pada Kultur Latar Belakang

DAFTAR TABEL

4.1 Pengaruh Kinetin Terhadap Berat Planlet gram Pada Kultur

Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS 17 4.2 Pengaruh Kinetin Terhadap Tinggi Tunas cm Pada Kultur Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS 19

4.3 Pengaruh Kinetin Terhadap Panjang akar cm Pada Kultur

Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS 21

4.4 Pengaruh Kinetin Terhadap Jumlah Akar Pada Kultur

Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS 23 4.5 Pengaruh Kinetin Terhadap Jumlah Daun Pada Kultur Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS 25

4.6 Pengaruh Kinetin Terhadap Jumlah Tunas Pada Kultur

Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS 26 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

4.1.1 Rata-rata Berat Planlet Terhadap Konsentrasi Kinetin yang

Berbeda Pada Tiap Minggu 18

4.2.1 Rata-rata Tinggi Planlet Terhadap Konsentrasi Kinetin yang

Berbeda Pada Tiap Minggu 19

4.3.1 Rata-rata Panjang Akar Terhadap Konsentrasi Kinetin yang

Berbeda Tiap Minggu 22

4.4.1 Rata-rata Jumlah Akar Terhadap Konsentrasi Kinetin yang

Berbeda Pada Tiap Minggu 23

4.5.1 Rata-rata Jumlah Daun Terhadap Konsentrasi Kinetin yang

Berbeda Pada Tiap Minggu 25

4.6.1 Rata-rata Jumlah Tunas Terhadap Konsentrasi Kinetin yang

Berbeda Pada Tiap Minggu 27

4.6.2 Pertumbuhan Tunas Pada Minggu ke-1 Perlakuan K

4 28

4.7.1 Pertumbuhan Planlet Eksplan Kotiledon Jeruk keprok Citrus

nobilis Lour Pada Setiap Perlakuan di Tiap Minggunya 29

4.9.1 Preparat Akar Jeruk Keprok Minggu ke-1 Perlakuan K 31

4.9.2 Preparat Akar Jeruk Keprok Minggu ke-2 Perlakuan K

31 x Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian tentang Kultur Kotiledon Jeruk Keprok Citrus nobilis Lour. pada Media MS yang diperkaya dengan Kinetin telah dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Departemen Bilogi Universitas Sumatera Utara. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perlakuan konsentrasi Kinetin yang terbaik terhadap pertumbuhan kultur kotiledon jeruk keprok, menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL non faktorial dengan perlakuan Kinetin 0 ppm K , 1 ppm K 1 , 2 ppm K 2 , 3 ppm K 3 dan 4 ppm K 4 . Hasil menunjukka n bahwa minggu ke-4 pada perlakuan K 4 menunjukkan hasil terbaik terhadap berat planlet, sedangkan tinggi planlet dan panjang akar terbaik pada minggu ke-3 perlakuan K tanpa Kinetin. Sementara pada Minggu ke-3 perlakuan K 4 menunjukkan hasil terbaik terhadap jumlah daun dan jumlah akar. Universitas Sumatera Utara Cotyledon Culture of Keprok Orange Citrus nobilis Lour. on MS media modified with Kinetin ABSTRACT The research on “Cotyledon Culture of Keprok Orange Citrus nobilis Lour. on MS media modified with Kinetin” has been studied at the Tissue Culture Laboratory. The aim of the research was to obtain the best concentration of Kinetin on the growth of cotyledon culture. The design of the experiment was completely randomized design CRD, non-factorial with 5 levels Kinetin as treatments 0-4ppm. The results showed that the treatment K 4 showed the best results to the weight of plantlets. The height and root length planlet are best in the 3rd week of culture in K without Kinetin. Meanwhile on the 3 rd week of treatment K 4 showed the best results an the number of leaves and number of roots. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jeruk Citrus sp. merupakan komoditas buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Salah satu jenis jeruk yang paling digemari adalah jeruk keprok. Jeruk keprok menempati urutan nomor dua setelah pisang, sebagai buah paling populer dan paling suka dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Muryati, 2005 dalam Ardiana, 2008. Menurut Jumin 1997 permintaan jeruk keprok terus meningkat karena banyak mengandung vitamin C. Produksi jeruk keprok belum mencukupi kebutuhan konsumsi jeruk dalam negeri. Hal ini merupakan tantangan dan peluang yang baik bagi para pengusaha jeruk, dalam meningkatkan produksi jeruk keprok. Saat ini, jeruk keprok mengalami penurunan jumlah produktivitas tanaman dan bahkan hampir mengalami kepunahan. Serangan Citrus Phloem Vein Degeneration CPVD merupakan salah satu penyebabnya dan tanaman yang tidak diregenerasikan menyebabkan jeruk keprok tidak lagi dibudidayakan oleh petani. Ada upaya untuk melestarikan dan meremajakan jeruk keprok, tetapi masih dilakukan secara konvensional vegetatif dengan menggunakan cara okulasi antara jeruk asam Citrus limon sebagai batang bawah dan jeruk keprok Citrus nobilis sebagai batang atas. Hal ini dilakukan karena sebagian besar bibit alami jeruk keprok sulit menghasilkan buah. Namun cara okulasi memiliki kelemahan antara lain, 1 Memerlukan bahan tanaman yang banyak, yaitu batang bawah berasal dari jeruk lain dan mata entres berasal dari jeruk keprok. 2 pertumbuhan jeruk keprok hingga menghasilkan buah sangat lambat. Universitas Sumatera Utara Teknologi yang biasa digunakan untuk penyediaan bibit dalam jumlah besar dan waktu yang singkat adalah secara kultur in vitro. Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian bukan hanya untuk perbanyakan tetapi juga untuk perbaikan karakter tanaman. Kultur jaringan merupakan suatu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif, bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptis yang kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan bagian vegetatif tanaman yang menggunakan media buatan yang dilakukan secara aseptis dan berada di tempat yang steril Departemen Kehutanan, 2007. Medium yang sering digunakan untuk sebagian besar spesies tanaman dikotil maupun monokotil adalah medium Murashige dan Skoog MS Dixon, 1985. Sehingga untuk usaha perbanyakan yang cepat dan jumlah yang banyak digunakan teknik kultur jaringan dengan eksplan kotiledon. Selain medium MS ada beberapa contoh medium lainnya yaitu komposisi Knudson C 1946, Heller1953, Nitsch dan Nitsch 1972, Gamborg dkk. B5 1976, Linsmaier dan Skoog-LS 1965, serta Woody Plant Medium-WPM Lloyd dan McCown, 1980 Yusnita, 2003. Zat pengatur tumbuh yang digunakan sebagai perlakuan adalah kinetin, sedangkan bahan lain yang ditambahkan ke dalam media berupa Ekstrak Malt dan sukrosa. Dasar pemikiran perlakuan ini mengacu pada penelitian Hidaka dan Kajiura 2003, yang mengkulturkan jeruk pada media Murashige dan Skoog MS dengan sukrosa 0,16 M, 0,5 gl Ekstrak Malt dan 50 μM kinetin, yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kalus embriogenik. Berdasarkan acuan tersebut, dalam penelitian ini dengan menggunakan eksplan kotiledon jeruk keprok yang ditumbuhkan pada media MS dan diperkaya ZPT kinetin dengan 5 variasi, yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4 ppm dengan penambahan ME dan Naftalena Amino Acid NAA untuk menginduksi pertumbuhan planlet. Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan