Gambar 4.3.1. Rata-rata Panjang akar terhadap konsentrasi Kinetin yang berbeda tiap Minggu
Berdasarkan Gambar 4.3.1 terlihat bahwa ada pola peningkatan panjang akar mulai dari minggu 1, minggu ke-2, dan diperoleh klimaks panjang akar pada minggu
ke-3 khususnya pada perlakuan K
4
, lalu kemudian menurun pada minggu ke-4. Menurut Salisbury and Ross 1992, banyak potongan akar tumbuh selama beberapa
hari secara in vitro tanpa penambahan auksin, hal ini menandakan bahwa kebutuhan akan auksin sudah terpenuhi dari hasil sintesis sendiri. Menurut Pierik 1987 saat
tumbuhnya akar juga dipengaruhi pertumbuhan tunas: tunas tumbuh dengan baik memacu pertumbuhan akar, apabila pertumbuhan tunas terhambat maka pertumbuhan
akar pun terhambat. Terhambatnya pembentukan akar juga disebabkan oleh tingginya konsentrasi kinetin dalam media.
4.4. Pengaruh Pemberian Kinetin terhadap Jumlah Akar Planlet Jeruk Keprok Citrus nobilis Lour.
Berdasarkan tabel sidik ragam pada Lampiran E, diketahui bahwa pengaruh konsentrasi kinetin tidak berbeda nyata terhadap jumlah akar. Pada Tabel 4.4 berikut, jumlah akar
pada perlakuan K , K
1
, K
2
dan K
3
mengalami pertumbuhan yang tidak stabil pada pengamatan di tiap minggunya. Sedangkan pada pengaruh konsentrasi kinetin 4 ppm
K
4
, pertumbuhan jumlah akar mampu mengalai peningkatan di tiap minggunya
Berdasarkan pada data panjang akar jika dibandingkan dengan data jumlah akar, keduanya menunjukkan kesamaan. Konsentrasi kinetin tidak berbeda nyata baik
terhadap panjang maupun jumlah akar. Namun pada variabel jumlah akar planlet,
Universitas Sumatera Utara
pengaruh konsentrasi kinetin 4 ppm mampu meningkatkan pembentukan jumlah akar pada pengamatan tiap minggu. Hal ini diduga karena dengan knsentrasi kinetin yang
tinggi mampu memacu pembentukan jumlah akar.
Tabel 4.4. Pengaruh kinetin terhadap Jumlah Akar pada Kultur Kotiledon Jeruk Keprok dalam Media MS
Perlakuan Rataan Jumlah akar pada minggu ke-
1 2
3 4
K 1,000
0,833 3,333
1,833 K
1
1,333 1,000
3,167 1,167
K
2
0,667 1,167
1,500 0,833
K
3
0,833 0,500
2,833 0,833
K
4
0,833 1,167
2,000 2,500
Keterangan : K = Tanpa perlakuan kinetin; K
1
= Perlakuan kinetin 1 ppm; K
2
= Perlakuan kinetin 2 ppm; K
3
= Perlakuan kinetin 3 ppm; K
4
= Perlakuan kinetin 4 ppm
Krishnamoorthy dalam Roseliza 1995 menyatakan bahwa pada umumnya perbandingan yang relatif tinggi antara auksin dan sitokinin akan mempengaruhi
pembentukan akar. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian konsentrasi NAA yang rendah pada kultur, akan menyebabkan terhambatnya perpanjangan akar tetapi
meningkatkan jumlah akar. Menurut Suryowinoto 1990, morfogenesis jaringan yang dibudidayakan dipengaruhi oleh interaksi serta kesimbangan antara zat pengatur tumbuh
yang ditambahkan dari luar eksogen dan hormon tumbuh yang dihasilkan sel itu sendiri. Dijelaskan oleh Katuuk 1989 pada budidaya jaringan sitokinin berfungsi
untuk mengatur pertumbuhan dan morfogenesis, sedangkan auksin dapat merangsang pembesaran sel dan pertumbuhan akar.
Gambar 4.4.1. Rata-rata Jumlah akar terhadap konsentrasi Kinetin yang berbeda pada tiap Minggu
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 4.4.1 dapat dilihat bahwa jumlah akar pada perlakuan K ,
K
1
dan K
3
mengalami pertumbuhan yang tidak stabil pada tiap minggu pengamatan. Pada perlakuan K
2
jumlah akar mengalami peningkatan hingga pengamatan minggu ke- 3, lalu menurun pada pengamatan minggu ke-4. Untuk perlakuan konsentrasi 4 ppm
K4, jumlah akar mengalami pertumbuhan yang stabil dan mengalami peningkatan pada setiap minggu pengamatan. Kemampuan eksplan menumbuhkan akar pada
konsentrasi auksin yang rendah diduga karena adanya auksin endogen dalam eksplan. Hal ini didukung oleh Salisbury and Ross 1992, yang menyatakan bahwa banyak
potongan akar tumbuh selama beberapa hari secara in vitro tanpa penambahan auksin menandakan bahwa kebutuhan akan hormon ini sudah terpenuhi dari hasil sintesis
sendiri. Auksin pada konsentrasi rendah dapat memacu pertumbuhan akar dan pada konsentrasi tinggi dapat merangsang pertumbuhan kalus Magoon dan Singh, 1995.
Kinetin berperan dalam mendorong morfogenesis sel. Proses perpanjangan sel, khusunya pada pembentukan akar berlangsung baik karena terpenuhi kebutuhan
nutrisinya Duncan Widhom, 1990 dalam Wijayani, 2002.
4.5. Pengaruh Pemberian Kinetin terhadap Jumlah Daun Planlet Jeruk Keprok Citrus nobilis Lour.