pernapasan, maka semakin lama masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan gas iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru pekerja.
5.4. Gambaran Fungsi Paru Berdasarkan Riwayat Merokok
Berdasarkan tabel 4.8 gambaran riwayat merokok dengan fungsi paru, dijumpai pekerja yang paling banyak mengalami gangguan fungsi paru adalah
pekerja yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 13 orang 48,1, 6 orang mengalami gangguan paru restriktif, 5 orang mengalami gangguan paru obstruktif
dan 2 orang mengalami mixed. Berdasarkan tabel 4.3 Jumlah pekerja yang merokok sebanyak 23 orang
85,2 dan yang tidak merokok sebanyak 4 orang 14,8. Dalam hal ini perbandingan jumlah pekerja yang merokok lebih banyak dari yang tidak merokok,
penelitian ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok berperan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja. Pekerja di proses produksi biasanya merokok pada saat
beristirahat dan mereka merokok di dalam lingkungan kerja, dimana gas amoniak juga berada di lingkungan kerja. Merokok merupakan faktor pencetus timbulnya
gangguan pernapasan karena asap rokok yang terhisap dalam saluran napas akan mengganggu lapisan mukosa saluran napas. Dengan demikian akan menyebabkan
munculnya gangguan dalam saluran napas.
Universitas Sumatera Utara
5.5. Gambaran Fungsi Paru Berdasarkan Penggunaan APD Pernapasan
Dari tabel 4.9 gambaran APD pernapasan dengan gangguan fungsi paru, dijumpai pekerja yang paling banyak mengalami gangguan fungsi paru adalah
pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri sebanyak 9 orang 33,3, 4 orang mengalami gangguan paru restriktif, 3 orang mengalami gangguan paru
obtruktif, dan 2 orang mengalami mixed. Alat pelindung diri adalah perlengkapan yang dipakai untuk melindungi
pekerja terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan kerja. Pada pekerja bagian produksi lateks sangatlah diperlukan Alat pelindung diri
pernapasan, mengingat kondisi lingkungan kerja yang banyak terdapat bahan kimia yang bersifat gas iritan yang ada di amoniak dapat mengakibatkan gangguan paru
restriktif, obstruktif, dan mixed apabila terpajan secara terus menerus. Alat pelindung diri pernapasan masker yang disediakan perusahaan tidak
efektif untuk melindungi pernapasan pekerja, karena dari hasil pemeriksaan spirometri ditemukan beberapa pekerja yang mengalami gangguan fungsi paru.
Pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri pernapasan ketika bekerja dikarenakan pekerja tidak terbiasa dan merasa terganggu bila menggunakannya.
Kurangnya pengawasan terhadap pekerja bagian produksi lateks untuk selalu memakai alat pelindung diri pernapasan juga merupakan salah satu penyebab pekerja
tidak selalu memakai alat pelindung diri pernapasan, padahal alat pelindung diri sangat membantu meminimalisir pekerja dari pajanan amoniak yang dapat
menimbulkan dampak gangguan pada fungsi paru.
Universitas Sumatera Utara
5.6. Gambaran Fungsi Paru di Setiap Bagian Proses Produksi lateks