Proses Pengankutan Lateks dari kebun ke pabrik Proses Pengolahan Lateks Pekat di Pabrik

Pembuatan larutan 2,5 a. Isi air ke dalam tangki pelarut sebanyak 155 liter. b. Campurkan larutan 20 amoniak sebanyak 25 liter. c. Aduk campuran sampai merata d. Larutan yang terbentuk adalah larutan 2,5 amoniak.

4.2.2. Proses Pengankutan Lateks dari kebun ke pabrik

a. Setiap pagi hari seluruh tangki lateks yang akan dibawa mengankut lateks produksi harian lapangan dicuci bersih termasuk sekitar mulut tangki lateks, tutup tangki lateks dan selruh saringan lateks. b. Pada setiap tangki lateks yang akan dibawa mengangkut produksi dari lapangan diberikan amoniak gas larutan 2,5 atau soda ash larutan 4 dengan dosis 500cc per-100 iter pada cuaca normal dan 750 cc pada cuaca buruk dan setelah pemberian bahan kimia tersebut tutup setiap tangki lateks langsung dipasang dengan baik. c. Pada saat akan membawa tangki lateks ke lapangan seluruh mantel tangki harus tetap disiram dengan air sampai basah yaitu untuk membantu agar panas matahari tidak menimbulkan prakoagulasi pada lateks yang ada di dalam tangki. d. Setiap kendaraan yang akan berangkat mengangkut produksi dari lapangan harus diperiksa terlebih dahulu kelengkapannya seperti ban serap harus dalam keadaan baik, anti kental cadangan seperti amoniak gas larutan 2,5 atau soda ash larutan 4 minimal 25 liter. Universitas Sumatera Utara e. Sebelum lateks diisikan pada tangki transport seluruh permukaan lateks dari setiap ember penderes harus tetap terlebih dahulu diserok atau disaring, sehingga jika ada koagulan tipis dapat dipisahkan. f. Untuk lateks yang mudah mengalami prakoagulasi seperti lateks produksi tanaman muda agar ditambahkan dilapangan anti kental amoniak sebanyak 250 cc untuk setiap 100 liter lateks yang ada di dalam tangki. g. Apabila pengangkutan terlambat maka diberikan anti kental tambahan amoniak di lapangan sebanyak 250 cc untuk setiap 100 liter lateks dan selanjutnya jika lateks masih belum dapat tiba dipabrik juga diberikan 250 cc100 liter lateks satu kali per-dua jam agar nantinya lateks dapat segar tiba di pabrik yaitu dengan pH 7-7,5. 20

4.2.3. Proses Pengolahan Lateks Pekat di Pabrik

Ada beberapa kegiatan pengolahan lateks pekat di pabrik, yaitu : Penimbangan Sesampainya Lateks Tranfort Tank LTT di pabrik, lateks terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui jumlah lateks yang diterima. Penerimaan a. Contoh lateks dari setiap LTT diambil sebanyak 200-300 ml dan dianalisa kadar karet kering, amoniak serta VFA nya. Lateks kebun yang akan diolah menjadi lateks pekat harus memenuhi syarat, sebagai berikut : KKK Kadar Karet Kering 28. VFA Volatile Fatty Acid 0,050. NH 3 Amoniak untuk High Amoniak 0,4-0,7 Universitas Sumatera Utara Low Amoniak = 0,4-0,5 b. Lateks dari LTT dituangdipompa ketangki penerimaan OT= Overange Tank setelah OT penuh, dilakukan analisis ulang KKK dan NH 3 guna menentukan rencana pengolahan dan spesifikasi invoorserum screw yang akan digunakan. c. Penambahan bahan kimia di OT 1. Kedalam OT ditambahkan Diammonium Phospate DAP 10. Ditambahkan dengan dosis = 1 ccliter latek kebun. Penambahan DAP bertujuan untuk memperbaiki Mechanical Stability Tim MST. 2. Bak dan akhir dibuang 3. Penambahan Ammonia ke dalam OT berpedoman kepada masa waktu pengolahan lateks, yaitu: a. NH3 : 6-7 gramliter lateks, untuk yang siap diolah selama 7 jam dari mulai penerimaan b. NH3 : 7-8 gramliter, bila lateks siap diolah lewat dari 24 jam dari mulai penerimaan. Sedimentasi 1. Dari OT, lateks di kirim kesedimen bak. 2. Pengendapan dilakukan selama 2-3 jam. 3. Selama pengolahan, setiap 1 kali 4 jam dilakukan pemeriksaan mutu lateks yang berada di sedimen bak terutama terhadap VFA dan NH 3. 4. Selanjutnya, setelah lateks mengendap selama 2-3 jam, lateks dialirkan ke mesin centrifuge. Universitas Sumatera Utara Pemusingan Pengaliran lateks ke mesin centrifuge diatur dengan kran dan fluter agar terjadi over loaded. Prinsip kerja sentrifuge dalam mengolah lateks kebun menjadi lateks pekat, pada dasarnya adalah memisahkan lateks dengan serumnya, sehingga hasil yang diperoleh berupa lateks pekat dengan kadar karet kering sekitar 60 dan rapat jenis 0,94 dan bagian lain serum dengan KKK, 4-8 dengan rapat jenis sekitar 1,02. Untuk menjaga agar efisiensi pabrik tetap tinggi perlu diperhatikan pemakaian lobang masuk Invoor dengan waktu jalan bowl, makin besar kecepatan masuk maka makin cepat waktu jalan dari bowl tersebut, demikian juga sebaliknya makin kecil lobang masuk maka waktu jalannya lebih lama. Mixing Tank Dari centrifuge, lateks pekat dialirkan kedalam mixing tank. Di mixing tank dilakukan penambahan pengawet ammonia larutan 20 sebanyak 1,75-2 ccliter lateks kebun. Tangki Timbang Weight Tank 1. Dari mixing tank, lateks pekat dialirkan kedalam tangki timbang 2. Ditangki timbang dilakukan pembubuhan bahan kimia sebagai berikut Ammonia gas yang dipergunakan adalah 5 gramliter lateks pekat, dan TZ 25 sebanyak 0,5ccliter lateks pekat. Sedangkan untuk high ammonia gas ammonia yang dipergunakan 2,5-3 gramliter lateks pekat dan TZ yang dipergunakan adalah 0,5ccliter lateks pekat. Universitas Sumatera Utara 3. Selama prosesing berlangsung secara periodik diambil contoh lateks pekat dari weight tank untuk dianalisa NH3. KKK dan VFA nya. Bila VFA nya belum tercapai sesuai dengan permintaan 60 dilakukan penukaran serum skrup lebih pendek pada beberapa mesin-mesin centrifuge yang sedang dioperasikan, sehingga diperoleh KKK yang sesuai. Demikian sebaliknya, bila KKK nya terlalu tinggi dilakukan penukaran serum skrup lebih panjang dari centrifuge KKK selama dalam proses agar diusahakan serendah mungkin maksimal 4-6. Tangki TimbunStorage Lateks pekat yang sudah memenuhi syarat NH3, TSC, KKK dan VFA disimpan dalam tangki timbun minimal 7 hari. Hal ini untuk memantapkan lateks pekat maturing time bertujuan menaikkan MST-nya setelah itu produksi lateks pekat dapat dikirim. 19 4.3. BMI Body Mass Index Pada Pengukuran Spirometry Pekerja Bagian Produksi Lateks PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke Pemeriksaan fungsi paru dilakukan dengan menggunakan Spirometer tipe Microlab ML 3500, sebelum melakukan pemeriksaan terlebih dahulu pekerja di ukur tinggi badan dan berat badan untuk mendapatkan BMI Body Mess Index yang dapat dilihat pada out put Spirometry Microlab ML3500. Body Mess Index berperan untuk menentukan prediksi dari grafik fungsi paru alat Spirometry Microlab ML 3500, karena setiap pekerja mempunyai BMI yang berbeda-beda maka prediksi alat untuk setiap pekerja juga berbeda-beda. Jika BMI pada pekerja tinggi maka prediksi grafik Universitas Sumatera Utara untuk fungsi paru juga tinggi. Selain BMI, umur juga berperan dalam prediksi grafik fungsi paru Sprirometry Microlab ML 3500, semakin muda seorang pekerja maka semakin tinggi prediksi grafik fungsi paru pada Spirometry tersebut. 4.4. Karakteristik Pekerja 4.4.1. Umur