mereka mempunyai resiko untuk terkena gangguan fungsi paru dikarenakan gas amoniak yang mudah terhirup.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian, bagaimana fungsi paru pekerja di bagian produksi PT Socfindo Kebun Aek Pamienke
Kabupaten Labuhan Batu Utara.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran fungsi paru pekerja bagian produksi lateks
yang terpajan amoniak di PT Socfindo Kebun Aek Pamienke di Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gangguan fungsi paru pekerja bagian produksi lateks yang terpajan amoniak di PT Socfindo Kebun Aek Pamienke Kabupaten Labuhan
Batu Utara Tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui fungsi paru berdasarkan umur pekerja.
2. Untuk mengetahui fungsi paru berdasarkan massa kerja pekerja.
3. Untuk mengetahui fungsi paru berdasarkan riwayat merokok pekerja.
4. Untuk mengetahui fungsi paru berdasarkan penggunaan Alat Pelindung
Diri APD pernapasa
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi PT Socfindo Kebun Aek Pamienke untuk
memperhatikan faktor resiko dan bahaya lingkungan kerja 2.
Sebagai masukan bagi pekerja sendiri mengetahui bahaya gangguan fungsi paru sehingga terdorong untuk menggunakan alat pelindung diri pernapasan
3. Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1. Anatomi Paru
Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm. pembentukan paru dimulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut. Selanjutnya
pada groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut primary lung bud.
10
Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi dua, yaitu esophagus dan trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung
bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronki dan cabang-cabangnya. Bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru
berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Ukuran alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks.
Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan somatic berhenti.
10
2.1.2. Pengertian Pernafasan
Pernafasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen O
2
kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida CO
2
sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan
menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara yang masuk,
Universitas Sumatera Utara
juga melindungi organ lembut. penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
11
2.1.3. Saluran Pernafasan
Secara fungsional faal saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
10
: 1.
Zona Konduksi Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan,
serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses
pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea, bronkus, serta bronkioli terminalis.
a. Hidung
Rambut, zat mucus serta silia yang bergerak kearah faring berperan sebagai system pembersih pada hidung. Fungsi pembersih udara ini juga
ditunjang oleh konka nasalis yang menimbulkan turbulensi aliran udara sehingga dapat mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya
akan diikat oleh zat mucus. System turbulensi udara ini dapat mengendapkan partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari 4 mikron.
Universitas Sumatera Utara
b. Faring
Faring merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernapasan bagian atas. Faring terbagi atas tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring,
serta laringofaring. c.
Trakea Trakea berarti pipa udara. Trakea dapat juga dijuluki sebagai eskalator-
muko-siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang terikat zat mucus kearah faring yang kemudian dapat ditelan atau
dikeluarkan. Silia dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang terkandung dalam asap rokok.
d. Bronki atau bronkioli
Struktur bronki primer masih serupa dengan struktur trakea. Akan tetapi mulai bronki sekunder, perubahan struktur mulai terjadi. Pada bagian
akhir dari bronki, cincin tulang rawan yang utuh berubah menjadi lempengan-lempengan. Pada bronkioli terminalis struktur tulang rawan
menghilang dan saluran udara pada daerah ini hanya dilingkari oleh otot polos. Struktur semacam ini menyebabkan bronkioli lebih rentan terhadap
penyimpatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bronkioli mempunyai silia dan zat mucus sehingga berfungsi sebagai
pembersih udara. Bahan-bahan debris di alveoli ditangkap oleh sel makrofag yang terdapat pada alveoli, kemudian dibawa oleh lapisan
mukosa dan selanjutnya dibuang.
Universitas Sumatera Utara
2. Zona Respiratorik
Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur
diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem
pernafasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang masuk yang dapat merusak.
9
SISTEM SALURAN PERNAFASAN
Gambar 1 : Sistem Saluran Pernafasan
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Fungsi Pernapasan
Adapun fungsi pernapasan, yaitu
11
: 1.
Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh sel- selnya untuk mengadakan pembakaran
2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang karena tidak berguna lagi oleh tubuh
3. Melembabkan udara.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara berlangsung di alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan di dalamnya
aliran udara timbal balik pernapasan, dan tergantung pada difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas
dan uap yang dihirup. Paru-paru merupakan jalur masuk terpenting dari bahan-bahan berbahaya lewat udara pada paparan kerja.
12
Proses dari sistem pernapasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa tahap, yaitu
10
: 1.
Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru 2.
Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernapasan luar
3. Transportasi gas melalui darah
4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut
pernapasan dalam
Universitas Sumatera Utara
5. Metabolisme penggunaan O
2
di dalam sel serta pembuatan CO
2
yang disebut juga pernapasan seluler.
2.1.5. Mekanika Pernapasan
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu
11
: 1.
Menarik napas inspirasi 2.
Menghembus napas ekspirasi Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian,
teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang
terletak di dalam sumsum penyambung medulla oblongata. Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah
dan kekurangan oksigen dalam darah.
11
Inspirasi merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada tekanan
intraktorakal.
13
Inspirasi terjadi bila mulkulus diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya
miring, setelah dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara stenum tulang dada dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada
membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
11
Ekspirasi
Universitas Sumatera Utara
merupakan proses pasif yang tidak memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal.
13
Ekspirasi terjadi apabila pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkoatalis miring lagi dan dengan
demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respiras.
11
2.1.6. Penyebab-penyebab Utama Penyakit Pernapasan.
Sebab-sebab utama penyakit pernapasan, yaitu
12
: 1.
Mikroorganisme pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis 2.
Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau kematian makrofag yang menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan
merangsang reaksi jaringan 3.
Partikel-partikel organic yang merespons imun 4.
Kelebihan beban system akibat paparan teru-menerus terhadap debu espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar saluran napas terminal.
Stimulasi saluran napas berulang bahkan mungkin juga oleh partikel- partikel inert, menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan sekresi
mucus, merendahkan ambang reflex penyempitan dan batuk, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan gejala-gejala asmatik.
12
2.1.7. Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Pernapasan
Gangguan pada saluran pernapasan ditandai dengan gejala-gejala, yaitu : 1.
Gejala Lokal a.
Batuk
Universitas Sumatera Utara
Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit pernapasan. Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia
dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing kecil merupakan penyebab paling sering dari batuk.
b. Sputum dahak
Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam saluran napas setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu biasanya sputum
yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari. c.
Dispnea Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan
gejala utama dari penyakit kardiopulmonar. d.
Nyeri Dada Ada berbagai penyebab nyeri dada, tetapi yang paling khas dari penyakit
paru adalah akibat radang pleura pleuritis. Umumnya pleuritis terjadi mendadak, tetapi juga timbul secara bertahap.
13
2. Gejala Umum
Gejala-gejala yang disebut di atas bersifat setempat. Beberapa penyakit memberi juga gejala umum, seperti suhu badan meninggi, pusing, tidak suka makan,
rasa lesulemah, keringat dingin dan sebagainya. Masalah pernapasan pada pekerja di tempat pengolahan telah dikenal selama 2 dekade ini. Gejala-gejala dada akut
seperti batuk, sesak, dada terasa berat dan iritasi saluran napas atas muncul pada saat kerja biasa.
10
Universitas Sumatera Utara
2.1.8. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Gangguan Paru
Debu, aerosol dan gas iritan merupakan parikel yang menyebabkan gangguan saluran pernapasan. Faktor lain yang menyebabkan timbulya gangguan paru adalah
kebiasaan merokok, keturunan, perokok pasif , polusi udara dan riwayat infeksi pernapasan sewaktu kecil.
Umur merupakan salah satu yang mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana kualitas paru dapat
memperburuk dengan cepat. Menurut penelitian Juli Soemirat dan kawan-kawan, mengungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru.
Semakin bertambahnya umur maka terjadi gangguan fungsi paru dalam tubuh. Menurut Rosbinawati 2002 ada hubungan yang bermakna secara statistik antara
umur dengan gejala gangguan pernapasan. Faktor umur berperan penting dengan kejadian penyakit dan gangguan kesehatan. Hal ini merupakan konsekuensi adanya
hubungan faktor umur dengan potensi kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu sumber infeksi, tingkat imunitas kekebalan tubuh, aktivitas fisiologis berbagai
jaringan yang mempengaruhi perjalanan penyakit seseorang. Bermacam-macam perubahan biologis berlangsung seiring dengan bertambahnya usia dan ini akan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja. Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan degan
debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian Rosbinawati 2002 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan
Universitas Sumatera Utara
pernapasan, maka semakin lama masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan debu, aerosol, dan gas iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru.
14
Merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan pernapasan, karena asap rokok yang terhisap dalam saluran nafas akan mengganggu lapisan mukosa
saluran nafas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya gangguan dalam saluran nafas. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur jalan nafas.
Perubahan struktur jalan nafas besar berupa hipertrofi dan hyperplasia kelenjar mucus. Sedangkan perubahan struktur jalan nafas kecil bervariasi, hyperplasia sel
goblet dan penumpukan secret intraluminar. Perubahan struktur karena merokok biasanya dihubungkan dengan perubahankerusakan fungsi. Perokok berat dikatakan
apabila menghabiskan rata-rata dua bungkus rokok sehari, memiliki resiko memperpendek usia harapan hidupnya 0,9 tahun lebih cepat ketimbang perokok yang
menghabiskan 20 batang sigaret sehari.
15
Alat pelindung diri adalah pelengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan
kerja. Alat yang dipakai disini untuk melindungi sistem pernapasan dari partikel- partikel berbahaya yang ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan.
Perlindungan terhadap system pernapasan sangat diperlukan terutama bila tercemar partikel-partikel berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun
kimiawi. Alat yang dipakai adalah masker, baik berupa dari kain, kertas wol, atau fiberglass.
16
Universitas Sumatera Utara
2.2. Amoniak
Amoniak adalah gas yang tidak bewarna dengan bau yang kuat, dan rumus kimianya NH3. Amoniak merupakan bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernafasan dan paru-paru serta dapat membakar kulit dan mata dan dapat menyebabkan kerusakan tetap.
Amoniak dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan yaitu hidung, mulut dan kerongkongan yang dapat menyebabkan batuk dan bersin. Menghirup amoniak
dapat membuat iritasi paru menyebabkan batuk dan pernafasan pendek serta beresiko terkena bronkitis.
18
Dampak yang lebih besar akibat terhirup gas amoniak dapat menyebabkan pembentukan cairan dalam paru edema paru, keadaan medis darurat,
dengan nafas pendek yang parah. Amoniak banyak digunakan dalam industri karet, pupuk, plastik, tekstil,
deterjen dan pestisida. Bahan kimia ini termasuk dalam daftar substansi yang membahayakan kesehatan karena bahan kimia ini adalah korosif.
19
menurut penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa pemajanan amoniak pada kadar
rendah secara kronik dapat mengakibatkan gangguan paru berupa gangguan restriktif, yang merupakan suata indikasi adanya penyakit paru encyclopedia.
8
2.3.1. Cedera Inhalasi Amoniak.
Cedera amoniak paling sering disebabkan oleh inhalasi. Mekanisme yang paling umum di mana gas amonia menyebabkan kerusakan terjadi ketika ammonia
gas bereaksi dengan air jaringan untuk membentuk solusi yang sangat basa disebut hidroksida amonium. Reaksi ini adalah eksotermik dan mampu menyebabkan cedera
Universitas Sumatera Utara
yang signifikan. Amonium hidroksida alkali parah dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, terutama mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan berat eksposur lebih cenderung mempengaruhi sistem pernafasan keseluruhan. Karena kelarutan dalam air tinggi, amonia memiliki kecenderungan
untuk diserap oleh mukosa yang kaya air dari saluran pernapasan bagian atas. Namun, tidak seperti gas iritan yang paling tinggi yang larut air yang cenderung
mempengaruhi secara eksklusif saluran pernapasan bagian atas, amoniak dapat merusak proksimal dan distal.
7
Menurut Caplin 2001 dalam penelitiannya, yang pertama untuk mengklasifikasikan korban paparan amonia tidak disengaja, terdiri dari paparan
ringan, sedang, dan berat. Pada kelompok ringan disajikan dengan konjungtiva dan peradangan pernapasan bagian atas dan rasa sakit tetapi tidak menunjukkan tanda-
tanda gangguan pernapasan pada kelompok sedang disajikan sama tetapi dengan
gejala berlebihan. Kelompok berat disajikan dalam gangguan pernapasan terbuka dengan batuk produktif, paru cedera akut dan disfagia.
7
2.3.2. Nilai Ambang Batas Amoniak
Nilai ambang batas terkena pajanan amoniak pada tempat kerja ada beberapa macam yaitu ada yang menurut OSHA, NIOSH dan ACGIH. Menurut OSHA nilai
ambang batas akibat pajanan amoniak pada udara yang diperbolehkan Permessible Exposure Limit PEL adalah 50 ppm dengan rata-rata lebih dari 8 jam pada sift
kerja. NIOSH : nilai ambang batas akibat pajanan amoniak pada udara yang
Universitas Sumatera Utara
diperbolehkan adalah 25 ppm dengan rata-rata lebih dari 10 jam shift kerja dan 35
ppm dan tidak lewat selama masa kerja selama 15 menit.
ACGIH : nilai ambang batas akibat pajanan amoniak pada udara yang diperbolehkan adalan 25 ppm dengan rata-rata lebih dari 8 jam sift kerja dan 35 ppm sebagai STEL
Short Term Exposure Limit atau batas terkena dampak jangka pendek. Lamanya terkena pajanan, konsentrasi dari substansi amoniak dan faktor lain akan
mempengaruhi kerentanan pekerja terhadap efek potensi dari amoniak tersebut.
6
2.4.Proses Pengolahan Lateks
Proses pengolahan lateks secara umum dilakukan melalui tahapan berikut : 1.
Pensortiran Cup lump dari lapangan dibelah dengan menggunakan CL saw cup
lump saw. Dimana tujuannya adalah memperkecil diameter bahan baku dan untuk memudahkan penggilingan pada proses berikutnya.
2. Penggilingan dan Pencincangan
Penggilingan Lump dilakukan dengan menggunakan Lump Cruiser yang bertujuan untuk memipihkan dan mengurangi kadar kotoran dalam
Lump. Selanjutnya dimasukkan ke dalam Scrap Cruisher untuk mengeluarkan
kadar kotoran yang selanjutnya dikirim kemesin Hammer mill dengan menggunakan Ban Conveyor yang mengalami proses pemukulan dan
pencincangan dan dilakukan penekanan sehingga menghasilkan bentuk remah.
Universitas Sumatera Utara
3. Pencampuran Blending Makro
Lump yang telah berbentuk butiran dimasukkan ke dalam bak blending untuk menghomogenkan cup lump inti. Selanjutnya dimasukkan ke
dalam granulator untuk memperkecil butiran. Lalu dimasukkan ke dalam bak sirkulasi yang berisi air untuk membilas campuran dan mengurangi kotoran
dalam campuran. Melalui elevator, remahan dimasukkan ke dalam mecarator yang
berfungsi untuk memadukan atau menyatukan campuran yang berbentuk remah. Selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin crepper untuk dijadikan
lembaran sekaligus mengurangi kadar kotoran. 4.
Pembutiran Lembaran karet remah dijadikan butiran kembali dengan
menggunakan cutter sekaligus mengurangi kadar kotoran. Selanjutnya dimasukkan ke dalam moceraotor dan mesin crepper 1-5 untuk dijadikan
lembaran dengan ukuran 5-7 mm. Lembaran digulung dengan ketentuan 24 kg gulungan. Kemudian
dilakukan pemeraman selama 7 hari. Lalu diadakan pengetesan awal laboratorium dengan syarat PO 30 dan PRI 70. Gulungan ini dinamakan
blanket. Setelah itu dilakukan proses pengolahan dan penggilingan ulang. 5.
Pengeringan Remahan dimasukkan ke dalam trolly untuk dikeringkan selama 4 jam
dengan suhu pengeringan antara 100 C-120
C.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengempaan Bendela
Setelah dikeringkan pendingin dengan alat Cooling Fan Blower
hingga suhu 40 untuk selanjutnya
ditimbang dengan berat 35 kgbal. lalu ditekan sehinggan berbentuk segi empat disebut bentuk bal.
Untuk menganalisa bal laboratoriun, diambil sebanyak 4 buah dan memeriksa standar SIR dan diadakan pembelahan untuk mengontrol
kandungan white spot bintik putih yang merupakan bintik indikasi kurang bagusnya kualitas SIR. Jika terjadi bintik putih maka SIR diproses ulang.
Setelah dianalisis, maka dilakukan pengepakan dengan cetakan pallet, ditimpa dengan batu pemberat 2 ton selama 24 jam.
7. Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastic pembungkus 35mm polithein yang sudah dibentuk. Produk diberikan label SIR 10 dan
SIR 20 berdasarkan hasil analisis dari laboratorium, disusun dan siap dipasarkan.
2.5. Faal Paru
Volume paru manusia rata-rata adalah 6 liter udara dan hanya sedikit saja yang digunakan dalam pernapasan biasa. Volume paru menunjukkan adanya
perbedaan fisik, kapasitas paru menunjukkan beberapa kombinasi volume paru yang berbeda, sehubungan dengan aktifitas pernafasan menghirup dan mengeluarkan.
Kapasitas total paru yang paling besar yang dicatat oleh seorang peneliti Inggris, Peter Reed adalah 11,6 liter. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi volume paru,
Universitas Sumatera Utara
beberapa diantaranya dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Jenis kelamin laki-laki memiliki kapasitas paru yang lebih besar dari pada
perempuan 2.
Tinggi badan orang yang berbadan tinggi memiliki kapasitas paru yang lebih besar dari pada orang yang pendek
3. Status merokok tidak merokok memiliki kapasitas paru yang lebih besar dari
pada perokok 4.
Pergerakan fisik atlit lebih besar memiliki kapasitas paru dari pada tidak 5.
Tinggi permukaan tanah orang yang tinggi di dataran tinggi lebih besar kapasitas parunya dari pada orang yang tinggal di daerah dataran rendah.
Seseorang yang lahir pada daerah yang memiliki ketinggian yang rendah, memiliki kapasitas paru yang lebih kecil dari pada orang yang tinggal pada daerah
yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena atmosfir kurang padat pada permukaan yang lebih tinggi dan karena itu pada volume yang sama akan mengandung molekul gas
yang lebih sedikit termasuk oksigen. Karena itu paru akan lebih besar untuk menghasilkan lebih banyak udara.
8
2.6. Spirometry Test