Gambaran Fungsi Paru Berdasarkan Pajanan Amoniak

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Fungsi Paru Berdasarkan Pajanan Amoniak

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pekerja bagian produksi lateks yang terdiri dari pencairan amoniak 3 orang, penerimaan lateks 5 orang, pengolahan lateks 19 orang mengalami gangguan fungsi paru sebanyak 13 orang 48,1 diantaranya 6 orang 22,2 pekerja yang terdiri dari 2 orang penerimaan lateks dan 4 orang pengolahan lateks mengalami gangguan paru restriktif, 5 orang 18,5 yang terdiri dari 1 orang pencairan amoniak dan 4 orang pengolahan lateks mengalami gangguan paru obstruktif, 2 orang 7,4 pekerja pengolahan lateks mengalami gangguan paru mixed dan 14 orang 51,9 tidak mengalami gangguan fungsi paru. Gangguan fungsi paru yang terjadi adalah gangguan fungsi paru restriktif, gangguan fungsi paru obstruktif dan mixed. Menurut Caplin 2001 pada pajanan amoniak ringan disajikan dengan peradangan pernapasan bagian atas dan rasa sakit tetapi tidak menunjukkan tanda- tanda gangguan pernapasan, pada kelompok sedang disajikan sama tetapi dengan gejala berlebihan. Kelompok berat disajikan dalam gangguan pernapasan terbuka dengan batuk produktif, paru cedera akut dan disfagia. 18 Cedera amoniak paling sering disebabkan oleh inhalasi, mekanisme yang paling umum di mana gas amoniak menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, terutama mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas, meyebabkan batuk dan pernafasan pendek serta berisiko terkena bronkitis kronis. 18 Menurut OSHA nilai ambang batas akibat pajanan amoniak di udara diperbolehkan adalah 50 ppm dengan rata-rata lebih dari 8 jam pada Universitas Sumatera Utara shift kerja. Lamanya terkena pajanan amoniak, akan mempengaruhi kerentanan pekerja terhadap potensi amoniak tersebut. 6 Walaupun kadar gas amoniak di lingkungan kerja bagian produksi tidak pernah diukur, tetapi pekerja di bagian produksi lateks mempunyai potensi terkena gangguan fungsi paru, karena gas amoniak yang dihasilkan dari proses produksi lateks tidak terlihat oleh mata, tetapi baunya dapat mengganggu pekerja dalam bekerja. Jika terhirup secara terus menerus dan pekerja tidak memperhatikan dan menanggulangi dengan pemakaian alat pelindung diri pernapasan, amoniak ini dapat mengganggu fungsi paru pekerja. Dari hasil penelitian ini didapatkan pekerja paling banyak mengalami gangguan paru restriktif. Hal ini juga didukung oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa pemajanan amoniak pada kadar rendah secara kronik dapat mengakibatkan gangguan paru berupa gangguan restriktif, yang merupakan suata indikasi adanya penyakit paru encyclopedia. 8

5.2. Gambaran Fungsi Paru Berdasarkan Umur