12
7 Rendahnya IQ
Studi yang dilakukan terhadap 20.000 orang dewasa yang dilakukan Sheba Medical Centre menyimpulkan bahwa merokok satu bungkus perhari atau lebih
bisa menurunkan IQ 7,5 poin lebih rendah daripada non perokok. Mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari memiliki IQ sangat rendah, sekitar 90.
Kecerdasan rata-rata nilai IQ berkisar 84 – 116 poin. Kaum muda yang merokok
secara teratur cenderung memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah mencolok dari pada yang bukan perokok. Tipikal perokok usia 18
– 21 tahun ditemukan memiliki IQ 94, sementara non perokok pada usia yang sama rata-rata 101.
Tidak hanya perokok aktif yang memiliki IQ lebih rendah, namun perokok pasif yang tinggal bersama dilingkungan para perokok juga akan terkena imbas
yang sama. Mereka yang tinggal bersama perokok memiliki IQ yang lebih rendah dari mereka yang tinggal di lingkungan tanpa asap rokok.
Selain itu, World Health Organization WHOmenambahkan penyakit- penyakit yang disebabkan rokok antaralain :
1 Merontokkan Rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang dapat menyebabkan kerontokan
rambut, ulserasibisul atau sariawan di mulut, serta rash ruam di wajah, kulit kepala, dan tangan
2 Katarak
Perokok mempunyai resiko 40 persen lebih tinggi terkena katarak, buramnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya. Bahkan, dapat
menyebabkan kebutaan. Semburan zat kimia beracun dari asap rokok mengiritasi mata atau menghambat aliran oksigendalam darah ke mata.
3 Keriput
Asap rokok yang membakar protein dan merusak vitamin A yang memelihara elastisitas kulit, serta menurunkan kelancaran aliran darah. Kulit
perokok, khususnya di sekitar bibir dan mata, menjadi kering, kasar, dan bergaris- garis.
13
4 Merusak Pendengaran
Rokok menyebabkan plaque plak pada pembuluh darah sehingga menggangu aliran oksigen dalam darah yang menuju ke teliga dalam. Perokok
dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada mereka yang bukan perokok, serta lebih mudah terkena infeksi telinga tengah yang dapat diikuti komplikasi
seperti meningitis dan kelumpuhan otot wajah. 5
Merusak Gigi Zat-zat kimia beracun asap rokok menimbulkan plak yang aktif
berkontribusi merusak gigi. Perokok satu setengah kali lebih mudah kehilangan gigi. Selain itu kebiasan merokok dapat menyebabkan struktur gigi rusak.
6 Tukak Lambung
Merokok menurunkan pertahanan tubuh terhadap bakteri penyebab tukak lambung sekaligus merusak kemampuan lambung menetralisir asam sehabis
makan. Tukak pada perokok lebih sulit diobati dan lebih mudah kambuh. 7
Kanker Rahim dan Keguguran Merokok menyebabkan resiko kanker leher rahim serviks dan kanker
rahim, serta merusak kesuburan wanita dan menyembabkan komplikasi kehamilan. Merokok selama kehamilan mempertinggi resiko berat lahir bayi
rendah, yang menyebabkan si kecil rentan berbagai gangguan kesehatan. Keguguran di dapati dua sampai tiga kali lebih sering pada perokok.
8 Kelainan Sperma
Berbagai racun rokok dapat merusak DNA dan mengubah bentuk sperma, yang kemudian menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat. Merokok juga
mengurangi kesuburan pria serta mengurangi aliran darah ke penis, yang dapat menyebabkan impotensi.
9 Penyakit Burger
Penyakit ini disebut juga dengan thromboangitis abliterans, yaitu suatu peradangan pembuluh nadi dan pembuluh balik, serta saraf pada kaki dan secara
keseluruhan mengurangi aliran darah. Jika tidak ditangani, penyakit burger dapat
14
menyebabkan gangrene pembusukan jaringan tubuh, yang hanya dapat dihentikan penyebarannya dengan amputasi.
10
d. Asumsi Masyarakat Tentang Rokok
Dimasyarakat kita begitu banyak keyakinan dan sugesti yang salah mengenai rokok, adapun sugesti-sugesti tentang rokok yang diyakini oleh banyak
masyarakat di Indonesia antaralain adalah : 1
Banyak yang percaya bahwa merokok dapat membantu berfikir. Saya pernah dinasehati oleh sahabat yang menjadi perokok aktif, “coba pas kamu nulis
kamu sambil merokok, pasti inspirasi- inspirasi baru cepat datang”. Padahal
kenyataannya, merokok justru mencerai beraikan pikiran, mengurangi konsentrasi berfikir karena kandungan racun yang ada pada asap rokok dapat
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen kedalam otak akibat penyempitan pembuluh darah.
2 Ada yang mengatakan merokok dapat membantu menenangkan urat saraf,
padahal sebaliknya rokok berpengaruh buruk pada urat saraf, sebagaimana ia menyebabkan kencangnya detak jantung dan tentu saja itu sangat berbahaya.
3 Adalagi yang beralasan kalau merokok itu dapat memperbanyak teman dengan
saling menawarkan rokok dan berbasa-basi di dalamnya. Pendapat yang demikian tentu tidak beralasan, sebab pada kenyataannya teman-teman yang
dimaksud adalah teman-teman sesama perokok saja. 4
Adalagi yang berpendapat bahwa merokok menghilangkan rasa lelah sehingga waktu istirahat tiba, banyak yang mengisi waktunya dengan merokok, padahal
justru rokok menambah kelelahan dan kepayahan karena terganggunya banyak organ tubuh, seperti urat saraf, alat pencernaan dan sebagainya.
11
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa motivasi adalah pendorongan suatu usaha yang
10
Ibid h. 68-78
11
Ibid., h. 4-5
15
disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilhan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang
dikehendaki. Kemudian John P. Campbell dan kawan-kawannya menambahkan rincian dalam definisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi mencakup
di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihaan tingkah laku. Di samping itu, istilah itu pun mencakup sejumlah konsep seperti
dorongan, kebutuhan, rangsangan, ganjaran, penguatan, ketetapan tujuan, harapan, dan sebagainya.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu:
1 Menggerakan adalah menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat
kesenangan. 2
Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan
terhadap sesuatu. 3
Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan
individu. Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas, Hoy dan Miskel dalam
buku Educational Administration mengemukakan bahwa “Motivasi dapat
didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan, atau mekanisme-
mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan kearah pencapaian tujaun-
tujuan personal.”
12
12
Purwanto, op, cit., h. 71-72.
16
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku demi tercapainya
tujuan ataupun cita-cita yang diharapkan.
b. Peran Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil
belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut :
1 Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan
2 Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
3 Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi
senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
13
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan
tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan.
c. Jenis Motivasi
Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1 Motivasi Instrinsik
Hamalik berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan
siswa sendiri. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa adanya faktor pendorong dari
luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang
13
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 2007h. 86
17
bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau dengan kata lain motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri
siswa. Siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat terlihat dari kegiatannya
yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi
instrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar. Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu
mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa, guru memanfaatkan dorongan keingintahuan siswa yang
bersifat alamiah dengan jalan menyajikan materi yang cocok dan bermakna bagi siswa.
Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-
aktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. seseorang mempunyai motivasi instrinsik karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan
menambah pengetahuan. Dengan kata lain, motivasi instrinsik bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.
14
2 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi ini keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau
rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran dari guru. Menurut Sardiman motivasi ekstrinsik
14
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasar Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, h.39