697 Pengujian Hipotesis Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mengajar
59
Dengan memeriksa tabel “r” roduct moment ternyata df sebesar 26 sehingga diperoleh r
tabel
pada taraf signifikasi 5 adalah 0, 388 dan pada taraf signifikasi 1 adalah 0, 496. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah r
hitung
r
tabel
r
hitung
0, 164 r
tabel
5 = 0, 388 r
hitung
0, 164 r
tabel
1 = 0, 496 yang artinya r
hitung
lebih kecil 0, 164 dari r
tabel
5 0, 388 dan r
tabel
1 0, 496. Maka hasil akhir yang diperoleh adalah bahwa hubungan antara merokok dengan motivasi
belajar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak terdapat korelasi
yang positif yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan. 2.
Keterkaitan Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, bahwa merokok di kalangan mahasiwa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak memiliki
hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa di kampus. Hal ini menggambarkan bahwa pada realitanya rokok merupakan solusi dalam setiap
permasalahan yang di alami setiap manusia khususnya para mahasiswa PAI yang selalu merokok demi mendapatkan rasa nyaman dan rasa percaya diri dalam
menjalani proses belajar mengajar di kampus. Kepercayaan yang diyakini oleh sebagian mahasiswa yang merokok ketika
ingin melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kampus demi mendapatkan kenyamanan ketika belajar hanyalah mitos belaka. Karena tidak ada bukti yang
real untuk membenarkan alasan tersebut. Justru sebaliknya merokok dapat menyebabkan kerusakan anggota tubuh terutama bagian dalam. Ketika manusia
sudah ketagihan dan bergantung terhadap rokok maka sudah dapat dipastikan beragam penyakit akan segera dideritanya. Semisal dengan kerusakan sel-sel pada
otak dengan terjadinya penyempitan pembuluh darah otak, hal ini disebabkan oleh bahan nikotin yang terdapat dalam rokok yang dapat mengganggu suplai oksigen
keseluruh tubuh manusia. Sementara apabila ada mahasiswa yang membenarkan adanya motivasi
ketika mereka merokok demi memunculkan rasa nyaman dan percaya diri ketika ingin mengikuti kegiatan belajar di kampus hanyalah mitos. Karena hal tersebut
tidak didasari alasan yang tepat. Alasan terjadinya hal tersebut dikarenakan efek
60
samping dari salah satu bahan rokok yaitu nikotin yang memberikan efek ketagihan bahkan ketergantungan bagi setiap perokok.
Sehingga ketika mahasiswa yang sudah mengalami ketergantungan terhadap rokok akan sulit beraktivitas jika tidak dibarengi dengan merokok.
Perasaan mereka akan menjadi tidak tenang sehingga ketika melakukan aktivitas apapun ada rasa tidak percaya diri muncul dalam diri mereka. Dan ketika mereka
mulai merokok rasa percaya diri mereka barulah akan muncul. Hal tersebut terjadi karena faktor terbiasa merokok dalam melakukan aktivitas apapun, sehingga
ketika tidak merokok akan muncul perasaan resah dan gelisah. Jika memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi diri untuk belajar lebih
giat diantaranya adalah adanya keinginan yang besar dari diri sendiri untuk menyelesaikan pelajaran dengan sangat baik serta adanya dorongan dari luar
seperti dukungan dari orangtua ataupun orang terdekat lainnya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Sebagai contoh kecil, seseorang akan semakin giat belajar jika ia dapat memahami
pelajaran walaupun
tidak banyak
ketika seorang
guru menerangkannya. Ketika ia sudah memahaminya maka akan muncul rasa
keingintahuan yang lebih dalam untuk menggali terus pengetahuan yang ia pahami. Sebaliknya jika ia tidak dapat memahami sekalipun sudah dijelaskan
berkali-kali tentang sebuah pelajaran, maka sedikitnya akan muncul rasa enggan bahkan menolak untuk mengikuti proses belajar mengajar di pelajaran yang tidak
ia pahami atau sukai. Dengan demikian, faktor yang dapat memotivasi seorang dalam menjalani
proses belajar mengajar adalah murni didapat melalui proses belajar mengajar itu sendiri. Baik melalui situasi dan kondisi ketika proses belajar mengajar
berlangsung semisal dengan metode pembelajaran yang digunakan guru ataupun melalui kondisi fisik seorang semisal dalam keadaan sehatfit 100 ataupun
sedang dalam keadaan sakit sehingga dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar. Dan hal tersebut biasa disebut dengan faktor internal dan eksternal dalam
belajar.