Hubungan Rokok dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
37
g. Acrolein
Acrolein ialah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat ini diperoleh dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode
pengeringan. Zat tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini sangat menggangu kesehatan.
h. Hydrogen Cyanide
Hydrogen cyanide merupakan jenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar,
dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimaksukan ke
dalam tubuh, maka dapat mengakibatkan kematian. i.
Nitrous Oksida Nitrous oksida adalah sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini terisap maka
dapat menimbulkan rasa sakit. j.
Formaldehyde Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dekat laboratoriumformalin.
k. Pyridine
Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
l. Methanol
Methanol ialah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan
kematian.
27
Berikut merupakan bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok, dan dari bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit diantaranya adalah;
kanker kulit, mulut, bibir, dan kerongkongan, paru-paru, jantung koroner, impotensi, stroke, merusak jaringan otak dan indra, mengancam kehamilan,
merontokan rambut, merusak gigi dan lain sebagainya.
27
Lisa Ellizabet Aula, Stop Merokok, 2010, Garailmu, Yogyakarta, hal. 29 - 35
38
Kendatipun informasi-informasi bahaya rokok telah diserukan dan selalu disampaikan, pencinta dan pengkonsumsi rokok malah semakin meningkat.
Sejauh ini, tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang sulit dapat dicegah di dunia. Tembakau menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa
di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian pada tahun 2006. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata 1 dari kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada
tahun 2020 akan mendekati 2 kali jumlah kematian saat ini, jika kebiasaan konsumsi rokok sekarang terus berlanjut.
Selain itu, usia perokok pemula di Indonesia makin muda. Kondisi ini disebabkan oleh tidak adanya peraturan perundang-undangan yang melarang
anak-anak merokok. Apalagi kalangan industri rokok gencar beriklan dengan sasaran utama kalangan remaja. Jika tidak segera diantisipasi maka jumlah
perokok di kalangan anak dan remaja akan meningkat pesat dalam beberapa tahun ke depan.
Sebagaimana telah dijelaskan, perokok mayoritas mengabaikan informasi kesehatan tentang bahaya rokok yang sering disampaikan. Begitu juga halnya
dengan para mahasiswa PAI UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang usia rata-rata mereka adalah 17
– 22 dalam artian masih dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan dari remaja menuju dewasa.
Sekalipun para mahasiswa sudah mengetahui sebab dan akibat dari merokok, mereka seakan acuh dan tidak peduli dengan informasi tersebut. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor yang terjadi di kalangan mahasiswa. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial atau lingkungan. Terkait itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter seseorang
banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulan. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk
mencari jati diri mereka. Biasanya, mereka memperhatikan tindakan orang lain, dan kadang kala mencoba untuk meniru perlakuannya. Hal ini sebagai suatu
proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani
39
hidup. Namun, sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru, melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk
kebiasaan merokok. Jika seseorang yang bukan perokok ternyata hidup atau bekerja dengan
seorang perokok, maka ia akan terpengaruh secara otomatis. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok, semakin besar juga
kemungkinan teman-temannya sebagai perokok. Demikan pula sebaliknya. Dari fakta tersebut, ada kemungkinan bahwa remaja itu terpengaruh oleh teman-
temannya yang merokok, sehingga semuanya menjadi perokok. Di antara remaja perokok terdapat 87 yang mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih
sahabat yang perokok. Begitu pula dengan remaja non perokok. b.
Faktor Psikologis Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok,
yaitu demi relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan. Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok
dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat keseimbangan.
Mengenali alasan atau penyebab merokok, seperti faktor kebiasaandan kebutuhan mental kecanduanketagihan akan memberikan petunjuk yang sesuai
untuk mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses berhenti merokok. Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat dicermati untuk
mengenali alasan merokok.
1 Ketagihan
a Adanya rasa ingin merokok yang menggebu.
b Merasa tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok.
c Merasa tidak tahan bila kehabisan rokok.
d Sebagian kenikmatan merokok saat menyalahkan rokok
e Kesemutan di lengan dan kaki.
f Berkeringat dan gemetar adanya penyesuaian tubuh terhadap hilangnya
nikotin.
40
g Gelisah, susah kosentrasi, sulit tidur, lelah, dan pusing.
2 Kebutuhan mental
a Merokok merupakan hal yang paling nikmat dalam kehidupan
b Ada dorongan kebutuhan merokok yang kuat ketika tidak merokok.
c Merasa lebih berkonsentrasi sewaktu bekerja dengan merokok.
d Merasa lebih rileks dengan merokok.
e Keinginan untuk merokok saat menghadapi masalah
3 Kebiasaan
a Merasa kehilangan benda yang bisa dimainkan di tangan.
b Kadang-kadang menyalakan rokok tanpa sadar.
c Kebiasaan merokok sesudah makan.
d Menikmati rokok sambil minum kopi
28
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah pengaruh iklan. Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantan glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk meniru perilaku dalam iklan tersebut.
Dari faktor-faktor yang telah dijelaskan di ataslah mayoritas mahasiswa kurang memperdulikan bahkan acuh terhadap informasi-informasi kesehatan
terkait bahaya dari akibat merokok. Bahkan sebagian besar mahasiswa PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara nyata menolak fakta dan bukti akan kebenaran
bahaya yang disebabkan oleh merokok. Mereka masih memiliki kekuatan dan keyakinan yang mendalam bahwa rokok dapat memberikan sensasi rileks dan
dapat menenangkan pikiran selain itu juga dapat menambah rasa percaya diri bagi perokok itu sendiri.
Padahal pemikiran semacam itu sudah terbukti dan dapat dipastikan hanyalah asumsi belaka mitos yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Yang
jelas bahwa ketika seseorang mulai merokok maka akan banyak akibat yang dapat merugikan dirinya dan juga orang lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
akibat dari merokok sangatlah berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian.
28
Ibid, hal 39 - 43
41