karena lebih banyak orang yang tidak dapat menangkap atau mendengar radio dari pada media lainnya. Juga siarannya akan lebih
cepat sampai ke pendengarnya tanpa memandang perbedaan letak geografisnya.
30
Radio berperan sebagai penyampaian informasi dan mempertemukan dua pendapat yang berbeda solusi serta saling
menguntungkan, radio juga mengikat kejujuran dan kebersamaan kepada pendengarnya.
2. Fungsi Radio
Berbicara tentang fungsi radio siaran, tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D Laswell menyebutkan
bahwa media massa mempunyai tiga fungsi, yaitu: a.
Mengungkapkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian disuatu lingkungan dan penggarapan berita.
b. Kegiatan yang mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai
lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda.
c. Difokuskan kepada kegiatan mengkonsumsi informasi, nilai dan
norma sosial dari generasi ke generasi yang lain atau dari anggota kepada pendatang baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan.
Pada awalnya radio siaran hanya mempunyai tiga fungsi saja yaitu sebagai:
30
H. A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, cet. Ke-3, h. 79
1. Sarana hiburan,
2. Sarana penerangan, dan
3. Sarana pendidikan.
Ketika Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler telah mendapat kekuatan. Maka, radio siaran telah berfungsi sebagai sarana
propaganda. Di Indonesia, fungsi radio siaran sebagai komunikasi massa
telah diatur dalam peraturan pemerintah RI No: 55 tahun 1970 pasal 2 ayat 1 yang berbunyi: ”Radio siaran harus berfungsi sosial yaitu
sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan”.
31
Sesuai dengan fungsi awal radio yaitu sebagai alat pendidikan, penerangan dan hiburan. Maka dengan peraturan pemerintah RI No: 55
tahun 1970 tersebut, badan penyelenggara radio siaran berkewajiban untuk:
1. Membela, mendukung dan menegakan Pancasila dan UUD 1954
2. Memperjuangkan pendapat yang dihayati oleh moral dan etika
Pancasila.
3. Materi Radio
Materi merupakan isi pesan yang disampaikan kepada khalayak pendengar atau penonton, pemilihan materi tentunya harus sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi yang berkembang di masyarakat. Program-program yang disajikan melalui radio harus dikembangkan
31
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktek, Bandung: Alumni Offset, 1978, cet. Ke-I, h. 65
semenarik mungkin. Hal ini mengingat bahwa radio pada dasarnya adalah media satu arah dan sekali dengar. Dengan karakteristik
tersebut, bentuk penyajian program radio sangat berperan untuk dapat memikat khalayak mendengarkan materi maupun informasi yang
disampaikan. Perancang program radio perlu memperhatikan bentuk sajian yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan serta memberikan variasi penampilan. Bentuk-bentuk penyajian yang dapat dipilih antara lain:
32
a. Ceramah atau kuliah
Bentuk ceramah atau kuliah ini biasanya disajikan oleh satu orang dosen pengajar atau pembicara yang ahli dalam materi
tertentu. Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan, karena peserta didik hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20
menit. Penyajian ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu “berbicara” secara menarik. Sebaiknya,
bila penyaji mampu seolah-olah berbicara langsung dengan peserta didik, suaranya menyakinkan, tempo dan intonasinya
tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta didik. Berdasarkan pada pengalaman serta pengamatan dalam proses
produksi program radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak banyak orang atau pengajar dosen yang mampu berbicara seorang
diri di depan mikropon.
32
www.google.com_isi materi siaran radio
b. Dialog
Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas materi adalah dialog. Bentuk penyajian ini
menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi. Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang
sama. c.
Wawancara Bentuk penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau
tiga pembicara dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya bentuk penyajian ini mengangkat satu
topik pembicaraan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk wawancara ini hanya
menghadirkan satu pembicara, umumnya topik pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang sang
pembicara. d.
Feature Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang
merupakan bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program feature, didalamnya terdapat dialog.
wawancara, dan drama yang mengacu pada topik bahasan tertentu. Sedangkan materi dakwah, tidak lain adalah pesan-pesan atau
ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-qur’an, Hadits dan Ijtihad. Karena dari ketiganya itu merupakan sumber pokok ajaran Islam.
Tradisi para sahabat yang menuliskan apa-apa yang diwahyukan Allah SWT dan juga menuliskan apa-apa yang bersumber dari Rasulullah
SAW yang dikenal dengan As-sunnah. Islam boleh dibicarakan di kampus, masjid, rumah dan lain sebagainya. Asalkan ketiga materi
dasar-dasar tersebut tidak sampai ditinggalkan. Dan meliputi:
33
a. Keimanan Aqidah
Aqidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun
iman. b.
Keislaman Syariah Syari’ah dalam Islam sangat berhubungan erat dengan amal
nyata dalam rangka mentaati semua peraturan hukum Allah SWT, guna mengatur hubungan manusia dengan tuhannya dan
mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia c.
Budi Pekerti Akhlak Masalah akhlak dalam aktifitas dakwah merupakan
pelengkap saja. Yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini sebagai pelengkap bukan berarti
masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak sebagai pelengkap dan
penyempurnaan keimanan dan keislaman.
33
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, cet. Ke-1. h. 60-63
Materi kajian akhlak yang terpuji atau dengan kata lain akhlak mahmudah termasuk akhlak kepada Allah SWT, akhlak
kepada orang lain maupun akhlak diri pribadi adalah yang mengandung unsur sabar, sopan, qana’ah, dan sebagainya.
Sedangkan akhlak yang buruk termasuk dalam kajian akhlak dengan kata lain akhlak mazmumah seperti dengki, dendam, ingkar
janji, membangkang kepada Allah SWT dan sebagainya. d.
Fiqih Ibadah Pada masalah ini meliputi masalah tentang tata cara
beribadah dengan baik yang sesuai dengan aturan-aturan ajaran agama Islam dan sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasul-
Nya. Pada saat berdakwah, peluang keberhasilan dakwah
kemungkinan oleh beberapa hal, yakni: 1
Karena pesan dakwah materi yang disampaikan oleh da’i memang relevan yang terjadi pada kondisi masyarakat
2 Karena faktor da’i dia memiliki daya personal yang menyebabkan
masyarakat mudah menerima pesan 3
Karena kondisi masyarakat yang haus akan rohani 4
Masyarakat yang dulunya acuh terhadap ceramah agama mungkin sudah berubah dan tertarik walaupun sedikit demi sedikit.
34
4. Format Penyiaran Radio