Materi kajian akhlak yang terpuji atau dengan kata lain akhlak mahmudah termasuk akhlak kepada Allah SWT, akhlak
kepada orang lain maupun akhlak diri pribadi adalah yang mengandung unsur sabar, sopan, qana’ah, dan sebagainya.
Sedangkan akhlak yang buruk termasuk dalam kajian akhlak dengan kata lain akhlak mazmumah seperti dengki, dendam, ingkar
janji, membangkang kepada Allah SWT dan sebagainya. d.
Fiqih Ibadah Pada masalah ini meliputi masalah tentang tata cara
beribadah dengan baik yang sesuai dengan aturan-aturan ajaran agama Islam dan sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasul-
Nya. Pada saat berdakwah, peluang keberhasilan dakwah
kemungkinan oleh beberapa hal, yakni: 1
Karena pesan dakwah materi yang disampaikan oleh da’i memang relevan yang terjadi pada kondisi masyarakat
2 Karena faktor da’i dia memiliki daya personal yang menyebabkan
masyarakat mudah menerima pesan 3
Karena kondisi masyarakat yang haus akan rohani 4
Masyarakat yang dulunya acuh terhadap ceramah agama mungkin sudah berubah dan tertarik walaupun sedikit demi sedikit.
34
4. Format Penyiaran Radio
34
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 60-63
Kata format dalam kamus berarti ukuran, bentuk pola, segi.
35
Antonius Darmanto memberikan pengertian format siaran sebagai bentuk
kepribadian suatu penyiaran radio sebagaimana tercermin dari segi siarannya.
36
Penyiaran dalam kamus besar bahasa Indonesia modern,
37
artinya menyiarkan, menyeratakan kemana-mana memberikan kepada umum
dengan perantara media radio, televisi atau surat kabar, selebaran pengumuman, berita atau mempropagandakan pendapat, paham,
keagamaan dan sebagainya. Mengirimkan lagu-lagu, musik, pidato melalui media radio atau televisi.
Format stasiun radio biasanya diwujudkan dalam bentuk prinsip- prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana sebuah siaran
dikomunikasikan kepada pendengar.
38
Ketika kata format dan penyiaran disandingkan maka dapat diartikan sebagai pola, bentuk atau segi
penyiaran yang didasari atas kaidah-kaidah atau norma-norma tertentu yang lazim digunakan oleh umum, yaitu dalam bidang penyiaran. Dengan
kata lain format penyiaran adalah pola atau bentuk penyampaian dan penyebaran pesan secara serempak, luas yang disampaikan oleh
35
Tim penyusunan Kamus dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, h. 76
36
Antonius Darmanto, Teknik Dan Penulisan Naskah Acara Dan Siaran Radio, Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998, cet. Ke-1,h. 6
37
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amini, h. 139-140.
38
Masduki, Menjadi Broadcaster Terkenal, Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004, cet. Ke-1, h. 36
komunikator kepada khalayak banyak yang tidak tertentu dengan standar penyiaran yang berlaku umum mematuhi undang-undang yang berlaku.
Format penyiaran pada sebuah stasiun radio mencakup program acara, jenis penyajian, materi acara, selingan musik dan iklan yang
digabung ke dalam satu acara. Dan selanjutnya dirangkai dengan bagian waktunya masing-masing, berapa banyak waktu yang digunakan penyiar
atau narasumber, berapa banyak waktu yang digunakan untuk sebuah selingan musik, dan berapa banyak waktu yang diplot untuk siaran iklan.
39
Beberapa perspektif dalam format program siaran menggunakan dua pendekatan, yaitu:
40
e. Pendekatan Narrowcasting
”Salah satu strategi programming suatu stasiun penyiaran yang diarahkan pada segmen pendengar tertentu dan didominasi oleh isi
siaran tertentu yang menjadi ciri khas stasiun penyiaran tersebut.”Dalam pendekatan ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga
jenis:
1 Format Berita
39
Tatang Humas PRSSNI, Makalah Kuliah Umum Profesionalisme Penyaiarn Radio Siaran, Jakarta, 29 Mei 2003
40
RRI Radio Republik Indonesia, Pedoman Penyiaran Pemasaran dan Pengembangan Usaha,
Jakarta: Radio Republik Indonesia, 2001, h. 9
Adalah format stasiun dimana isi siarannya berupa berita atau acara perbincangan mengenai berbagai peristiwa aktual
2 Format Musik
Adalah format stasiun yang unsur utamanya musik, serta berorientasi pada kebutuhan pendengarnya
3 Format Khusus
Adalah format stasiun yang dibentuk berdasarkan materi khusus sebagai bahan sajian utama dalam keseluruhan program, misalnya
program khusus budaya atau pendidikan, olah raga, agama dan kewanitaan.
f. Pendekatan Broadcasting
”Pendekatan ini melayani segment pendengar yang beraneka ragam heterogen, karenanya perencanaan program tidak
memberlakukan fomat stasiun”.
1 Karakteristik Radio
Dengan adanya kemajuan dalam bidang pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio sebagai media massa
pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media lainnya hanya berbeda dalam penggunaan bahasa tutur dan teknis penyajiannya.
Informasi, hiburan, dan pendidikan merupakan fungsi dari media massa lainnya.
Tidak terpenuhinya salah satu fungsi tersebut akan membuat media massa kehilangan pendengar, pada akhirnya digugat oleh khalayak sebab
tidak memenuhi keinginan atau kebutuhan khalayak. Selain memiliki fungsi, radio tentunya memiliki karakteristik yang
berbeda dengan media massa lainnya. Dibandingkan dengan media massa lain, media radio memiliki karakteristik khas sebagai berikut:
a. Aiditori. Radio adalah ”suara” untuk didengar, karenanya isi siaran
bersifat ”sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin ”menoleh ke belakang” sebagaimana pembaca koran yang
bisa mengulang pada bacaan. b.
Transmisi. Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui pemancaran.
c. mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam dan ganguan teknis.
d. Theatre of Mind. Radio dapat mencipta gambar dalam imajinasi
pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara.
Pendengar hanya bisa membayangkan dalam imajinasinya apa yang
dikatakan penyiar.
e. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan
tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik, radio memiliki daya surprise seketika atau memberi kejutan, karena
pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.
41
Sedangkan karakteristik radio menurut Djamaludin Abidin Ass diantaranya adalah:
42
a. Sifat radio hanya untuk didengar
b. Bahasa yang digunakan adalah bahasa tutur
c. Orang yang mendengar radio dalam keadaan santai, bisa sambil
mengemudi mobil, tiduran, bekerja di kantor dan sebagainya. d.
Radio siaran mempunyai daya reka e.
Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
karakteristik radio perlu dipahami seorang penyiar. Agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan dengan menggunakan media radio, penyiar
dapat melakukan penyesuaian sehingga komunikasi tepat sasaran karena melihat waktu yang relatif singkat dan tidak bisa diulang-ulang, maka
disinilah tantangan yang harus dihadapi oleh seorang penyiar radio. Sebagai media massa, tetunya radio memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam proses penyiarannya:
43
41
Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, Bandung: Nuansa, 2004, cet. Ke-1, h. 22-23
42
Djamaludin Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1996, cet. Ke-1, h. 125
43
Dr. Ibnu Habban M.Si, Perencanaan Program Komunikasi, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2003, cet.Ke-2, h. 5.20
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Radio No
Kelebihan Kekurangan
1 Memiliki khalayak sasaran yang
khusus sesuai segmen Sedikit perhatian
2 Baik untuk khalayak sasaran yang
mobile Jangkauan yang terbatas
3 Menghadirkan Imajinasi di benak
pendengar Hanya mengandalkan suara
4 Frekuensi tinggi bisa diulang-
ulang Pesan yang cepat berlalu
5 Ongkos produksi yang relatif
murah 6
Fleksibel dalam penggunaan
2 Radio Sebagai Media Dakwah
Dilihat dari segi asal katanya media berasal dari bahasa latin yaitu medium
yang artinya alat perantara, sedangkan menurut istilah media adalah ”sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaiakan pesan dari
komunikator kepada komunikan”. Dalam pengertian yang sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dakwah,
media dakwah sebenarnya tidak berbeda dengan media lainnya yang lazim digunakan dalam komunikasi massa. Di era sekarang, ini pelaku dakwah
mampu memanfaatkan berbagai media yang ada, dalam hal ini radio.
Radio sebagai sarana media dakwah, dengan demikian media tidak hanya berdampak negatif tapi juga bisa memanfaatkan ke arah positif.
Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, yang mana
sistem ini terdiri dari beberapa komponen unsur satu dengan yang lainnya saling kait mengkait, bantu membantu dalam tujuan.
Maka hal ini mempunyai peranan atau kedudukan yang sama dibanding dengan komponen yang lainnya seperti metode dakwah, objek
dakwah dan lain sebagainya.
44
Keberhasilan dakwah tidak semata-mata terletak pada isi pesan serta peran da’i berikut kepada mad’unya, tetapi juga tergantung pada
metode dan media yang dipergunakan. Pesan dakwah akan berhasil dicerna mad’unya mana kala da’i dapat menggunakan metode dan media
yang tepat, semua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan menjadi syarat bagi keberhasilan penyelenggaraan dakwah.
45
Media sebagai sarana dakwah akan mendapatkan manfaat yang nyata jika difungsikan secara optimal, terlebih ketika masyarakat
memasuki zaman ilmu pengetahuan, pengaruh imprealisme media informasi sungguh semakin nyata. Sementara di kalangan umat Islam
umumnya kita juga mulai menyaksikan adanya semacam pergeseran proporsionalitas struktur penggunaan media dakwah, yakni dakwah bil-
44
Asmuny Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 164
45
Ibıd.,
qalam media cetak dan dakwah melalui media elektronik mendapat porsi
yang besar disamping dakwah bil-lisan.
46
Dalam hal ini media massa difungsikan sebagai media dakwah, dimana melihat fungsi komunikasionalnya, maka jelaslah bahwa media
seperti halnya tersebut di atas menduduki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, menyajikan informasi, edukasi dan hiburan.
47
Radio sebagai media dakwah dipandang memiliki kelebihan tersendiri dalam keefektifan dan keefesiensian. Indikasi ini dapat dilihat
dari sederhananya sesuatu pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i akan lebih mudah diterima oleh objek atau sasaran dakwah tanpa harus
bertemu. Jadi, radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan terus
berkembang sejalan dengan kebutuhan masyarakat agar semua lapisan masyarakat dapat menerima, memahami dan mengamalkan ajaran Islam
yang disampaikan melalui radio dalam kehidupan sehari-hari.
46
Rusjdi Hamka Rafiq, Islam dan Era Informasi, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1989, cet. Ke-
1, h. 28
47
Ibıd,.
BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM NADA SIAR ISLAM PADA RADIO
DAPUR REMAJA 107, 10 FM SAWANGAN DEPOK
A. Sejarah Program Nada Siar Islam
Program NASI merupakan singkatan dari Nada Siar Islam, nada yang artinya tinggi rendahnya bunyi dilagu atau musik dan sebagainya, sedangkan
siar , maksudnya siaran yang artinya menyebarluaskan informasi melalui
siaran audio radio. Jadi, maksud dari Nada Siar Islam itu sendiri adalah program religi yang menyiarkan tentang tausyiah-tausyiah agama yang
dipadukan dengan lagu-lagu yang bernuansa Islami.
48
Pada awalnya program keagamaan pada bulan suci Ramadhan di Radio Dapur Remaja 107, 10 FM Sawangan Depok dulu diawali dengan
adanya program yang bernama TAHU Tausyiah Ulama, acara tersebut diawali dengan lagu-lagu nasyid lalu diisi tausyiah oleh seorang narasumber
saja. TAHU disiarkan secara langsung setiap hari Senin sd Rabu pukul 17:30- 18:00 WIB. Metode yang dipakai satu arah, penceramah hanya
menyampaikan tausyiahnya secara monolog dengan didampingi penyiar yang bertugas. Proses komunikasi yang terjadi pada program TAHU dalam umpan
balik memang tidak dapat dirasakan langsung oleh narasumber kepada pendengar, namun seperti inilah yang menjadi sebuah hambatan dalam siaran
48
Wawancara Pribadi dengan Bapak Asam B. Amsir, Pendiri Program Nada Siar Islam, Depok: 18 September 2008.