1 Al-Qur’an sebagai petunjuk. Allah SWT menurunkan Al-Quran
kepada manusia sebagai pembimbing kepada jalan yang lurus. Bagaimana kita menjadikan Al-Qur’an ini sebagai petunjuk?
Pertama, Al-Qur’an harus kita yakini dulu kebenarannya, kalau kita sudah yakini maka yang kedua, bacalah dengan benar.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 2 dengan jelas Allah SWT berfirman:
2 €3• o
RS
e L
Z U L
‘†F6s ‡AI89cU
| :•
Artinya: “Kitab Al-Qur’an Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertaqwa”.QS. Al-Baqarah 2: 2 2
Penjelasan dari petunjuk-petunjuk itu. Jıka, Al-Qur’an dikaji dan dipahami Allah akan memberikan keberkahan.
3 Al-Qur’an sebagai pembeda.
Pada pertemuan ini ustadz Nana menyimpulkan, supaya kita selamat maka hiduplah sesuai dengan panduaan. Panduan yang
Allah SWT turunkan kepada Rasulullah SAW dan untuk kita semua adalah Al-Qur’an, kalau kita lihat kaum muslimin akan
maju kalau mengamalkan Al-Qur’an. Orang Islam akan maju kalau mengamalkan agamanya, oleh karena itu pada bulan
Ramadhan ini perbaikilah paradigma kita terhadap Al-Qur’an, satu-satunya yang akan menyelamatkan kita adalah petunjuk
Allah dan Rasul-nya.
k. Pensucian Hati pukul 16:30-17:30 Hari: Selasa, 23 September
2008 Penceramah: Ust. H. M. Daiman Penyiar: Juned
Hati bagaikan kaca mata. Kalau kita menggunakan kaca mata yang bening, apa yang kita lihat tampak apa adanya. Yang putih akan
jelas putihnya, yang hitam juga akan terlihat tampak apa adanya. Namun kalau kita menggunkan kaca mata hitam apa yang kita lihat
tidak sesuai dengan aslinya. Yang putih kan terlihat abu-abu dan yang coklat muda akan terlihat coklat tua. Demikian juga hati, kalau
hati jernih, kita akan dapat melihat realita itu apa adanya, sementara kalau hati kita kotorhitam, kita kan melihat realita itu tidak seperti
sebenarnya.
67
Oleh karena itu, mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilan lahiriyahnya saja tetapi dari performa batiniah atau
hatinya. Hati manusia sesungguhnya bersih atau bersinar, namun suka
tertutupi oleh awan kemaksiatan sehingga sinarnya menjadi tidak tampak. Oleh karena itu kita harus berusaha menghilangkan lawan
yang menutupi hati kita itu. Adapun cara-caranya adalah: 1
Instrospeksi diri Perbaikan diri dalam bahasa populernya adalah taubat.
Ketika kita melakukan instropeksi diri, kita kan menemukan kelemahan atau kekuranggan diri kita, nah kekurangan tersebut
harus dikurangi secara bertahap. Alangkah ruginya apabila kita
67
http:anteklektro.wordpress.com20081102cara-menyucikan-hati
hanya pandai mengidentifikasi diri tapi tidak memperbaikinya. Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahriim 66 ayat 8:
„…-F -.
T C 6, +¡18
¢ „ C0 3,
Œ [ X? u
4-C e 7 `
a Gb34 4m
4 , ¢•
d ‡VF
“” l ‘=a
c a
[cB RS ‘=‘
] 5
¤?I¡l ‡
YZ 6 0 6s¥e [
X? KLx§ -. C
0 …FIF `
0 …¨
1C 7
8 9C e
, ` 3
[ e [ 0a b ©
3 2l[18
X+, GH M
` K?¢ ªa
F3 :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan
Rabbmu akan
menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah
kanan mereka, sambil mereka mengatakan: Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
2 Mengisi waktu dengan dzikir
Dzikir artinya ingat atau mengingat. Dzikrullah artinya selalu menginggat Allah SWT. Ditinjau dari segi bentuknya, ada dua
macam zikir. Pertama, zikir lisan, yaitu ingat kepada Allah dengan menglafadzkan ucapan-ucapan zikir seperti subhanallah,
alhamdulillah, lailahailallah, allahuakbar, dan sebagainya. Dan kedua zikir amali, yaitu zikir ingat kepada Allah SWT dengan
bentuk penerapan ajaran-ajaran Allah. Dalam kehidupan