Latar Belakang Pengaruh laba akuntansi arus kas, dan return on asset terhadap return saham: studi empiris pada industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia Periode 2007-2009

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis keuangan global tahun 2008 diduga membawa dampak yang besar serta perubahan signifikan pada perekonomian di berbagai negara. Walau krisis keuangan tersebut bermula di salah satu negara maju, namun dampaknya sampai ke perekonomian di negara berkembang melalui berbagai saluran, antara lain penurunan aliran modal masuk, peningkatan suku bunga pinjaman, menipisnya sumber daya pembiayaan pembangunan dari negara donor, dan penurunan permintaan eksport. Di Indonesia sendiri mulai merasakan dampaknya ditandai dengan adanya pelemahan harga maupun permintaan volume eksport. Berbagai komoditas eksport utama Indonesia seperti minyak sawit mentah, minyak bumi, hasil- hasil perkebunan dan pertambangan turun cukup signifikan. Sedangkan permintaan komoditas serta barang eksport nonmigas yang berupa barang manufaktur seperti perusahan alas kaki, tekstil, garmen, kerajinan tangan dan mebel juga mulai menunjukan penurunan permintaan. Pengurangan permintaan ini kemungkinan berlanjut hingga 2009, khususnya untuk tujuan pasar yang sedang terkena krisis ekonomi diantaranya adalah Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Dampak krisis global ini juga mengganggu perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Banyak investor asing maupun domestik lebih terfokus pada situasi ekonomi global. Puncaknya adalah penutupan tanggal 9 Oktober 2008 dikarenakan situasi global yang tidak 2 asing maupun domestik lebih terfokus pada situasi ekonomi global. Puncaknya adalah penutupan tanggal 9 Oktober 2008 dikarenakan situasi global yang tidak kondusif, ditandai dengan penurunan tajam indeks harga saham. Dengan kondisi seperti ini, hal terpenting yang harus dilakukan para investor sebelum menanamkan modalnya di pasar modal untuk memperkecil resiko investasi adalah mencari sumber informasi untuk membuat suatu penilaian dan keputusan tentang investasi mana yang akan dipilih, karena informasi merupakan unsur terpenting bagi para pelaku bisnis dalam menilai suatu perusahaan. Salah satu sumber informasi penting yang digunakan untuk menganalisis adalah laporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan selama periode tertentu. Pada pelaporan keuangan, menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1 November 1978 terdapat dua tujuan. Pertama, bermanfaat bagi investor, investasi potensial, kerditor, dan pemakai lainnya untuk membuat keputuasan investasi, kredit, dan keputusan serius. Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditur dalam menilai prospek arus kas berih perusahaan Hamzah, 2007:13. Laporan keuangan yang telah diaudit dan di publikasikan merupakan salah satu informasi penting yang mengiringi setiap pengambil keputusan Soesetio, 2005:144. Laporan keuangan yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas dan laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham, selain itu catatan atas laporan keuangan atau 3 pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan Keiso et. al., 2002:3. Dari laporan keuangan yang disajikan, laba akuntansi dan arus kas merupakan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan investasi di pasar modal, dalam hal ini adalah untuk menilai saham suatu perusahaan. Baik laba akuntansi maupun arus kas mempunyai hubungan yang erat dengan harga saham Keni, 2008:155. Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Tujuan laporan laba rugi adalah untuk mengukur efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan Daniati dan Suhairi, 2006:4. Laporan arus kas melaporkan sumber-sumber utama penerimaan kas perusahaan dan pengunaan utamanya dalam pembayaran kas untuk suatu periode. Sebelum dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standar SFAS No.95, laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan yang dikehendaki Generally Accepted Accounting Prinsipiles GAAP, hanya neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas dana yang diharuskan Accounting Principiles Board APB masih bersifat sukarela dan posisinya dalam laporan keuangan masih suplemen. Pada tanggal 7 September 1994, IAI mengeluarkan Standa Akuntansi Keuangan SAK yang mulai efektif 1 januari 1995 dan melalui PSAK No. 2, IAI mengubah penyajian laporan perubahan posisi keuangan yang semula berupa arus dana menjadi laporan arus kas. Dalam pernyataan PSAK NO. 2 disebutkan perusahaan harus menyususn laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan 4 integral dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Informasi mengenai arus kas berguna untuk keputusan-keputusan menyangkut kemampuan organisasi untuk membayar kewajiban-kewajiban sekarang Simamora, 2000:23. Informasi arus kas berguna bagi investor dan kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan dan membandingkan dengan kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk kemungkinan pembayaran deviden masa depan Utari, 2006:57. Selain laba akuntansi dan laporan arus kas sebagai informasi yang penting bagi investor, rasio return on asset ROA juga mampu memberikan informasi bagi investor. Return on asset ROA menunjukan kinerja manajeman dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan Astuti, 2004: 37. Beberapa bukti empiris tentang pengaruh laba akuntansi, arus kas dan return on asset terhadap harga atau return saham menunjukan adanya ketidak konsistenan hasil yang diperoleh. Hasil penelitian Utari 2006, menyimpulkan bahwa laba akuntansi, arus kas dari operasi, investasi dan pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap return dan harga saham, namun secara parsial arus kas dari investasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Daniati dan Suhairi 2006, menyimpulkan laba, arus kas dari operasi, arus kas dari investasi, size perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap expected return saham. Namun secara parsial arus kas dari operasi tidak berpengaruh 5 terhadap expected return saham. Soesetio 2005, menyimpulkan komponen total arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi serta perubahan total arus kas mempunyai kandungan informasi. Dengan kata lain, informasi tersebut menjadi referensi investor untuk memutuskan, membeli, menahan atau menjual saham. Triyono dan Hartono 2000, menyimpulkan arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi serta laba mempunyai pengaruh terhadap harga saham, sedangkan dengan menggunakan model return saham, semua hipotesis yang diajukan tidak mempunyai hubungan. Penelitian me ngenai return on asset terhadap harga atau return saham dilakukan oleh beberpa peneliti. Yuniarti dan Nurmala 2007, menyimpulkan return on asset berpengaruh terhadap harga saham yang menurut peneliti diduga berhubungan dengan return saham yang sedang diteliti, namun Wulandari dan Sasongko 2006, yang meneliti pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham yang menyimpulkan ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham, yang menurut peneliti diduga mempunyai dampak terhadap return saham. Widodo 2007, menyimpulkan ROA berpengaruh terhadap return saham. Masih adanya hasil analisis yang berbeda berkaitan pengaruh laba akuntansi, arus kas dan ROA terhadap harga maupun return saham mengharuskan dilakukan penelitian sejenis untuk dapat menghasilkan landasan teori yang jelas. Dalam penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada return saham. Dengan demikian Judul yang diambil untuk penelitian ini adalah “Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas dan Return on Asset Terhadap Return Saham ”. 6 Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Utari 2006. Adapun perbedaanya adalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah industri barang konsumsi, sedangkan penelitian terdahulu adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Periode pengamatan Dalam penelitian ini, periode pengamatan se lama tiga tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, sedangkan penelitian terdahulu hanya satu tahun yaitu tahun 2004. 3. Variabel penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menambah variabel yaitu return on asset ROA, karena untuk mengukur tingkat efisiensi terhadap penggunaan aset sendiri. Selain itu, penelitian terdahulu variabel dependen menggunakan harga dan return saham, sedangkan penelitian ini hanya berfokus pada return saham.

B. Perumusan Masalah