Laporan Keuangan Pengaruh laba akuntansi arus kas, dan return on asset terhadap return saham: studi empiris pada industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia Periode 2007-2009

15

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan Tujan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang kemudian menjadi bahan informasi bagi para pemakainya dalam proses pengambil keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban, serta untuk menggambarkan indikator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan. Menurut Yadiyati 2007:51, laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak eksternal dan internal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Hery 2009:6, laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktifitas perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan yang menunjukan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Sedangkan menurut Standa Akuntansi Keuangan 2009:1, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan 16 laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan yang lengakap meliputi Warrent, et. al., 2006:25: a. Laporan Laba-Rugi Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan matching concept. Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih net income atau net profit. Jika beban melebihi pendapatan maka disebut rugi bersih net loss. b. Laporan Ekuitas Pemilik Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba-rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan ekuitas pemilik sering kali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dengan neraca. 17 c. Neraca Neraca melaporkan jumlah aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Bagian aktiva dalam neraca biasanya d isusun berdasarkan urutan cepat lambannya aktiva tersebut dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam operasi. Kas berada diurutan pertama, diikuti oleh piutang, perlengkapan, asuransi dibayar dimuka, dan aktiva lainnya. Kemudian, disajaikan aktiva yang sifatnya tetap atau permanen seperti tanah, bangunan dan lain- lain. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian: 1 aktivitas operasi, 2 aktivitas investasi, 3 aktivitas pendanaan. 1 Arus kas dari aktivitas operasi Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. 2 Arus kas dari aktivitas investasi Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan aktiva tetap atau permanen. 3 Arus kas dari aktivitas pendanaan Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana dan pengambilan uang oleh pemilik. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu 18 periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja serta penilaian suatu perusahaan. 2. Kualitas Laporan Keuangan Walapun setiap perusahaan memiliki bidang usaha dan karaktersitisk yang berbeda satu sama lain, sehingga rincian laporan keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lainya dapat berbeda, tetapi setiap laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus memenuhi beberapa standar kualitas berikut ini agar bermanfaat Rudianto, 2009:19: a. Relevan Setiap jenis laporan keuangan yang dihasikkan oleh perusahaan harus sesuai dengan maksud penggunaanya sehingga dapat bermanfaat. Karena itu, dalam proses penyusunan laporan keuangan akuntan harus memfokuskan kepada tujuan umum pemakai laporan keuangan. b. Dapat Dimengerti Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dapat dimengerti oleh pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dimengerti tidak akan ada manfaatnya sama sekali. c. Daya Uji Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus dapat diuji kebenarnnya oleh seseorang pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. 19 d. Netral Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna, bukan ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak boleh berpihak pada salah satu pengguna laporan keuanga n tersebut. e. Tepat waktu Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagi dasar pengambilan keputusan perusahaan. Laporan keuangan yang terlambat penyampaianya akan membuat pengambilan keputusan perusahaan menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut. f. Daya Banding Laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat dibandingkan de ngan laporan keuangan perusahaan itu sendiri pada periode-periode sebelumnya, atau dengan perusahaan lain yang sejenis pada periode yang sama. g. Lengkap Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta- fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya. Maka harus terdapat klasifikasi, susunan serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian pula semua fakta atau informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambil keputusan, harus diungkapka n dengan jelas. 20 3. Tujuan Laporan keuangan Menurut PSAK NO. 2009:1.2, tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap organisasi memiliki suatu tujuan tertentu. Walaupun satu badan usaha memiliki bidang usaha dan karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi secara umum laporan keuangan disusun dengan tujuan sebagai berikut Rudianto, 2009:19: a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber –sumber ekonomi suatu perusahaan yang timbul dalam aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba. c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba di masa mendatang. 21 d. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba. e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktifitas pembelanjaan dan investasi. f. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. . C. Laba Akuntansi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2009, dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan bahwa penghasilan bersih laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi return on investment atau penghasilan per saham earning per share. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih adalah penghasilan dan beban. Suatu laporan laba-rugi, mengukur jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan jangka waktu tertentu. Dalam format yang paling dasar, laporan laba rugi dapat dinyatakan membandingkan antara pendapatan yang diperoleh perusahaan dengan beban yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan tersebut. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka disebut laba, dan sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari beban, maka disebut rugi. 22 Laporan laba-rugi yang juga sering disebut statement of income atau statement of earning adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunas i pinjaman Kieso, et. al.,2002: 150. Hendriksin 2004:130, menyatakan bahwa tujuan utama pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Tujuan lebih khusus meliputi penggunanan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen, penggunaan laba historis untuk membantu meramalkan keadaan usaha dan deviden dimasa yang akan datang dan penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pendoman pengambil keputusan manajerial di masa yang aka n datang. Ada 3 jenis laba akuntansi menurut Febrianto dan Widiastuti 2005:159: a. Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan kos barang terjual. Kos barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan, yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk kepabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokan sebagai kos barang terjual. Bagi perusahaan dagang, kos barang terjual ini terdiri dari biaya-biaya: harga beli barang dan biaya lain yang dikeluarkan untuk menjadikan barang tersebut siap dijual. 23 b. Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya-biaya operasi adalah yang berhubunagn operasi perusahaan. Per definisi, biaya-biaya ini adalah biaya-biaya yang sering terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya operasi tersebut adalah: biaya gaji karyawan administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, dan lain- lain. c. Angka laba ketiga adalah laba bersih. Laba bersih berarti angka yang menunjukan selisih antara seluruh pendapatan dengan beban. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih adalah laba yang menunjukan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai deviden.

D. Laporan Arus Kas