Faktor Psikologis TINJAUAN PUSTAKA

memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka tidak akan lagi kecewa tetapi dia belum terpuaskan. Berdasarkan uraian di atas secara teoritis, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak, namun dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu factor psikologis dan factor sosiologis.

a. Faktor Psikologis

Anoraga 2001:45 mengatakan faktor ini merupakan syarat pertama untuk mendapatkan kepuasan kerja. Sedangkan Rivai 2004; 478 mengatakan bahwa faktor ini berasal dari diri pekerja dan dibawa oleh setiap pekerja sejak mulai bekerja di tempat kerjanya. Faktor psikologis ini berhubungan dengan jiwa seseorang apakah pekerjaan tersebut dapat menimbulkan kepuasan kerja.. Adapun faktor psikologi kepuasan kerja meliputi : 1. Minat. Syarat pertama untuk mendapatkan ketenangan dan kepuasan bekerja bagi seseorang adalah bahwa tugas dan jabatannya itu sesuai dengan kemampuan dan minatnya Anoraga, 2001:17. Tugas dan jabatan yang kurang sesuai dengan kemampuan dan minat akan memberikan hambatan, bahkan menimbulkan frustasi, yang justru akan menimbulkan ketagangan yang sering kali menjelma dalam sikap dan tingkah laku agresif, terlalu banyak kritik protes, memberontak atau perilaku yang negatif. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya orang lebih merasa puas dengan pekerjaannya jika ia berminat dengan pekerjaannya tersebut Djuwita, 2003; 20. Dengan melakukan hal yang disukai, seseorang akan merasa lebih puas dibandingkan dengan melakukan pekerjaan yang sama sekali tidak disukai. Selain itu orang yang memang menaruh minat pada pekerjaannya, akan lebih mempunyai kecenderung untuk melakukan pekerjaannya sebaik mungkin sehingga level kepuasan dalam melakukan pekerjaan tersebut akan lebih tinggi. Greenleaf dalam Bukunya Occupation, A Basic Course of Counselor mengatakan : minat merupakan motivasi yang kuat dalam bekerja. Karena itu, dalam memilih pekerjaan seseorang harus memperhatikan faktor minatnya agar merasa tahan banting dalam menghadapi pekerjaan. 2. Kemampuan Kerja. Dalam bukunya Introduction to Psychology, Morgan dalam Rivai 2004:34 mengatakan sebagai berikut : “kemampuan atau ability adalah yang umum digunakan untuk menunjukkan potensi yang dimiliki seseorang untuk menguasai sebuah keahlian”. Kemampuan ini meliputi intelegensi dan bakat tertentu yang dimiliki oleh seseorang. Jika ia memiliki tingkat intelegensi yang tinggi dalam bidang bahasa verbal dan bakat dalam menulis, anda bisa jadi mempunyai kemampuan untuk menjadi seorang penulis. Sementara itu, Wellter Van Dyke dalam bukunya yang berjudul Aptitude and Aptitude Testing mendefinisikan kemampuan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara “kekuatan untuk menampilkan tingkah laku responsive”. Seorang yang memiliki kemampuan baca tulis akan dapat menampilkan kemampuan membaca dan menulisnya pada saat diminta untuk membaca atau menulis. Van Dyke menambahkan bahwa sebuah kemampuan dapat berubah menjadi proficiency atau kecakapan. Kemampuan juga erat kaitannya dengan keahlian atau skill yang dimiliki seseorang Djuwita, 2003; 44. Saat kita mempunyai keahlian dalam memasak, kita dapat dikatakan mempunyai kemampuan dalam bidang memasak. Jika kita mempunyai keahlian dalam bidang mekanik, seperti memperbaiki mesin mobil, kita bisa dikatakan mempunyai kemampuan dalam bidang mekanik. Keahlian atau skill dapat dipelajari oleh seseorang. Kita dapat mempelajarinya lewat bangku pendidikan maupun pengalaman. Dalam dunia kerja, seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidang pekerjaannya akan mempunyai peluang untuk sukses dalam pekerjaannya Djuwita, 2003; 44. Sebab mereka lebih mudah mengerjakan pekerjaannya diubandingkan dengan mereka yang tidak punya keahlian. 3. Keamanan Kerja Job Scurity. Djuwita 2003:22 keamanan kerja merupakan faktor yang membuat seseorang dapat menyukai pekerjaannya. Setiap orang pada umumnya akan lebih memilih pekerjaan yang memiliki risiko bahaya yang kecil dibandingkan dengan pekerjaan yang memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini disebabkan sebuah pekerjaan yang berisiko tinggi cenderung menimbulkan stress yang lebih tinggi pula. Universitas Sumatera Utara Keamanan tinggi biasanya terkait dengan faktor gaji. Semangkin berisiko sebuah pekerjaan, semangkin tinggi gaji yang akan didapatkan. Sebagai contoh, para pekerja di pengeboran tambang lepas pantai. Mereka mendapatkan gaji yang besar karena pekerjaannya mengandung risiko yang tinggi. Djuwita, 2003:23. Sedangkan menurut Anoraga 2001:85 keamanan kerja adalah pekerjaan yang dipegang oleh guyru itu merupakan pekerjaan yang aman dan tetap. Bukan pekerjaan atau jabatan yang mudah digeser-geser. Diungkit, diganti dan lain sebagainya. Adanya kemungkinan bahwa pegawai selalu diganti-ganti baik tugas dan jabatannya merupakan faktor pertama yang mengurangi ketenangan dan gairah kerja pegawai tersebut. Selanjutnya Wiles mengatakan bahwa rasa aman dan hidup layak merupakan faktor yang diingini pegawai. Hidup layak bukan berarti mewah, tapi adanya jaminan kecukupan akan makan, pakaian, dan perumahan bagi diri pegawai maupun keluarganya sehingga mereka bisa hidup sebagaimana orang lain hidup secara layak. Sedangkan rasa aman berkenaan dengan kebebasan dari tekanan- tekanan batin, rasa takut akan masa depannya, serta adsanya jaminan kesehatan. 4. Sikap Kerja. Selanjutnya dalam rangka peningkatan sikap dan motivasi kerja, kepada setiap orang perlu diberikan pengertian dan keyakinan akan makna dan fungsi pekerjaan. Anoraga, 2001:24. Pekerjaan adalah suatu berkat Tuhan yang harus disyukuri dan diterima dengan suka cita. Sebagai pemberian dan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan, maka kita harus melalukannya di dalam doa dan meminta pertolongan dari Universitas Sumatera Utara Tuhan. Dengan keyakinan tersebut, kita bukan saja mempunyai kekuatan baru dan tidak perlu merasa lelah, akan tetrapi juga mempunyai optimisme dan kepastian akan memperoleh hasil yang diharapkan. Jansen H. Sinamo dalam Rivai 2004:107 bekerja merupakan pengemban amanah dipercaya yang harus dapat dipertanggung jawabkan. Melaksanakan amanah secara tidak benar dan kurang bertanggung jawab pada akhirnya akan menghancurkan basis kepercayaan. Padahal menurut Francis Fukuyama kepercayaan trust adalah modal sosial tertinggi. Artinya kita menghancurkan diri sendiri. Ditingkat perusahaan bisa membangkrutkan organisasi. Disan, sesungguhnya kita sedang melaksanakan kemunafikan, kepalsuan, dan pembodohan hukum-hukum. Pekerjaan adalah sumber penghasilan, sebab itu setiap orang yang ingin memperoleh penghasiln yang lebih besar dan tingkat kehidupan yang lebih baik, harus siap dan bersedia untuk bekerja keras. Biarlah setiap orang makan dan minum dari jerih payahnya sendiri. Yang tidak bekerja janganlah ia makan. Kita wajib memerangi kemalasan dan keengganan bekerja atau keengganan berusaha. Dengan kesadaran seperti itu, seseorang yang mampu bekerja tidak akan menggantungkan dirinya atas beban orang lain, dan tidak akan mau memenuhi kebutuhan hidupnya secara tidak wajar seperti mencuri, merampok atau koropsi Anoraga, 2001:25.

b. Faktor Sosial