Faktor Sosial TINJAUAN PUSTAKA

Tuhan. Dengan keyakinan tersebut, kita bukan saja mempunyai kekuatan baru dan tidak perlu merasa lelah, akan tetrapi juga mempunyai optimisme dan kepastian akan memperoleh hasil yang diharapkan. Jansen H. Sinamo dalam Rivai 2004:107 bekerja merupakan pengemban amanah dipercaya yang harus dapat dipertanggung jawabkan. Melaksanakan amanah secara tidak benar dan kurang bertanggung jawab pada akhirnya akan menghancurkan basis kepercayaan. Padahal menurut Francis Fukuyama kepercayaan trust adalah modal sosial tertinggi. Artinya kita menghancurkan diri sendiri. Ditingkat perusahaan bisa membangkrutkan organisasi. Disan, sesungguhnya kita sedang melaksanakan kemunafikan, kepalsuan, dan pembodohan hukum-hukum. Pekerjaan adalah sumber penghasilan, sebab itu setiap orang yang ingin memperoleh penghasiln yang lebih besar dan tingkat kehidupan yang lebih baik, harus siap dan bersedia untuk bekerja keras. Biarlah setiap orang makan dan minum dari jerih payahnya sendiri. Yang tidak bekerja janganlah ia makan. Kita wajib memerangi kemalasan dan keengganan bekerja atau keengganan berusaha. Dengan kesadaran seperti itu, seseorang yang mampu bekerja tidak akan menggantungkan dirinya atas beban orang lain, dan tidak akan mau memenuhi kebutuhan hidupnya secara tidak wajar seperti mencuri, merampok atau koropsi Anoraga, 2001:25.

b. Faktor Sosial

Universitas Sumatera Utara Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial pegawai yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Pandji Anoraga 2001:18 mengatakan faktor sosial dari kepuasan kerja adalah : 1. Rekan kerja yang baik good working companion. Hubungan sosial diantara pegawai merupakan faktor yang cukup penting untuk dapat menimbulkan kepuasan kerja Anoraga, 2001:18. Karena itu di dalam fungsi integrasi kita berusaha agar pegawai tidak hanya mampu bekerja sama tetapi juga harus mau melakukan kerja sama. Melalui kerja sama, pegawai beranggapan bahwa pekerjaan akan dapat cepat selesai dan akan mendapatkan kepuasan. Dalam hal ini faktor kepribadian seringkali menonjol. Faktor ini secra langsung maupun tidak langsung mempengaruhi harmoni dalam hubungan sosial antar guru, demikian juga latar belakang kebudayaan dan adat kebiasaan masing-masing karyawan pegawai. 2. Hubungan Individu dengan Kelompok. Pekerjaan seringkali memberikan kepuasan kebutuhan sosial, tidak hanya memberikan persahabatn, tetapi juga dalam segi-segi yang lain Anoraga, 2001:20. Menjadi anggota kelompokklik tertentu memberikan rasa identifikasi dan rasa memiliki. Mereka lebih senang berada dalam suatu kelompok kecil yang selalu bersama-sama dari pada kelompok massal yang tidak dapat mengindentifikasi dirinya dengan anggota-anggota yang lain atau kelompoknya. Universitas Sumatera Utara Wiles dalam Rivai 2004:108 menegaskan sebagai manusia, apa pun jabatannya, baik sebagai guru, pegawai tata usaha maupun lainnya, semuanya ingin merasa dirinya termasuk dalam anggota kelompok di mana ia bekerja dan berhasrat untuk bergabung mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memberi kesempatan pada anggotanya untuk memperbaiki serta menjalin hubungan sosial dengan rekan-rekan kerjanya. Kemudian semua pegawai ingin ikut ambil bagian dalam membuat kebijakan sekolah. Hasrat ini merupakan hak asasi manusia, jika semua pegawai diikut sertakan dalam membuat policy sekolah mereka akan merasa dipentingkan dalam sekolah. Pengalaman membuktikan bahwa jika tujuan ditetapkan bersama oleh kelompok maka semua anggota kelompok ikut bertanggung jawab atas pelaksanaannya. 3. Hubungan kerja antara atasan dengan bawahan. Kebutuhan sosial yang lainnya dapat diperoleh dari hubungan antara kepala sekolah denga pegawai. Pada hakikatnya setiap pegawai ingin mendapatkan perlakuan yang adil Anoraga, 2001:20. Merkea ingin agar diakui kalau melakukan pekerjaan dengan baik dan akhirnya menginginkan untuk mengetahui “dimana mereka berdiri”. Akhirnya setiap pegawai atau karyawan menginginkan adanya perhatian baik dari atasan maupun teman sekerja, tanpa perduli apakah pekerjaan dilakukan berhasil dengan baik atau tidak. Universitas Sumatera Utara 4. Lingkungan kerja Faktor lingkungan kerja yang menyenangkan dapat membuat kepuasan kerja pegawai. Hal ini meliputi tempat kerja, perlengkapan kerja dan kepemimpinan.

c. Faktor Finansial