Dasar – Dasar Pertimbangan Dalam Pembagian Kerja

Perinsian tudas harus dimilliki oleh setiap satuan organisasi itu dimaksudkan untuk menghindari terjadinya keadaan dimana pegawai hanya menunggu perintah saja. Dengan kata lain, dengan adanya perincian tugas ini, maka pegawai senantiasa merasa bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang ada, sehingga mereka akan selalu bekerja dengan penuh tanggung jawaab walaupun tanpa perintah atasan. Jumlahvariasi dan beban tugas bagi seseorang perlu diperhatikan oleh pimpinan, karena setiap pegawai itu mempunyai keterbatasan, mka dlam hal ini pemberian jumlah dan beban tugas hendaknya diperkirakan bahwa tugas ini nantinya akan dapat diselesaikannya dengan baik. Hal ini menunjukkan pentingnya penempatan pegawai pada posisi yang tepat. Akan tetapi dengan jumlah beban kerja yang semakin banyak dan pegawai yang ada sudah tidak dapat menampungnya, maka perllu diadakan penambahan karyawan. Penambahan ini hendaknya benar–benar didasarkan pada kebutuhan organisasi dan bukan atas dasar hubunagnya yang bersifat tertentu .

2. Dasar – Dasar Pertimbangan Dalam Pembagian Kerja

Dasar pertimbangan dalam pembagian kerja yang banyak digunakan untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaanya, seperti yang diungkapkan G.R.Terry 1981:92 yang mengatakan dasar pertimbangan yang dapat digunakan dalam pembagian kerja adalah : 1. Pembagian kerja berdasarkan fungsi. Universitas Sumatera Utara Yaitu kegiatan yang biasa atau sejenis ditempatkan didalam suatu unit organisasi yang biasa. Sistem pembagian kerja sesuai fungsinya merupakan cara yang bisa diterapkan atau mudah dipahami dibanding cara – cara lain. 2. Pembagian kerja berdasarkan produksi. Yaitu tugas – tugas operasi dilaksanakan oleh unit–unit dimana pekerjaan langsung beerhubungan dengan produk yang akan menghasilkan sejenis barang tertentu. 3. Pembagian kerja berdasarkan langganan. Yaitu pembaigan kerja sesuai dengan jenis langganan dilakukan terutama untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya dibagian pakaian anak– anak. Pembagian pekerjaan seperti ini sangat efektif apabila produknya populer dan dijual melalui berbagi sarana. 4. Pembagian kerja berdasarkan tim kerja. Yaitu suatu proyek khusus atau blok pekerjaan yang ditugaskan kepada sekelompok kerja yang bekerja sebagai unit yang mampu bekerja sendiri karena mempuanyai keahlian untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Tim tersebut biasanya bekerja sampai proyeknya selesai dikerjakan dengan baik. 5. Pembagian kerja berdasarkan wilayah. Yaitu sisetem yang memungkinkan petugas–petugas untuk lebih mengetahui kondisi–kondisi setempat. Memang ada beberapa duplikasi fungsi, tatapi pemindahan petugas–petugas penjualan tetap dilakukan dan mereka digunakan untuk mengawasi unit – unit organisasi terotorial. 6. Pembagian kerja berdasarkan matriks. Universitas Sumatera Utara Yaitu salah satu pembagian kerja yang baru ialah dengan pembagian kerja secara matriks yang menganut pengawasan ganda, misalnya satu dasar pola teknis secara vertikal pada bagan organisasi dan satu lagi atas dasar manager horizontal. Membuat pola kerja yang sama dengan gambar berkotak dapat memberi keluawesan., orientasi teknis dan bentuk berimbang dari organisasi yang bersankutan. 7. Pembagian kerja berdasarkan waktu. Yaitu perincian serta pengelompokan tugas yang semacam atau erat hubunganya satu sama lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing– masing dilakukan sesuai denan waktu yang telah ditentukan. Dasar–dasar pertimbangan diatas tentu tidak sama pada setiap organisasi. Hal ini tergantung kepada jenis, besar kecilnya organisasi atau kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Dasar–dasar pertimbangan ini perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin, jika ingin pembagian kerja itu dapat meningkatkan hasil kerja dan efektifitas kerja pegawai–karyawannya yang maksimal.

d. Disiplin