Hasil Uji Asumsi Klasik

85 reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pertanyaan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Hasil Uji Multikolineritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.19 Hasil Uji Multikolineritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -3,597 11,452 -,314 ,754 TAR -,318 ,408 -,084 -,779 ,439 ,913 1,095 TSA -,255 ,322 -,097 -,791 ,432 ,704 1,420 TSE ,715 ,275 ,300 2,604 ,011 ,790 1,265 TES ,769 ,168 ,515 4,588 ,000 ,833 1,201 a. Dependent Variable: TPSO Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.19 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor VIF di bawah angka 10 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,913; 0,704; 0,790; dan 0,833 serta VIF sebesar 1,095; 1,420; 1,365; dan 1,201 untuk variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, 86 serta equity sensitivity. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. 4.3.2 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Gambar 4.1 menampilkan penyebaran data yang berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas 87 Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.2 Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi 88 penghentian prematur atas prosedur audit berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity. 4.3.4 Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis, yaitu: 4.3.4.1 Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,545 a ,297 ,255 7,493 a. Predictors: Constant, TES, TAR, TSE, TSA b. Dependent Variable: TPSO Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.20 menunjukkan nilai R sebesar 0,545 atau sebesar 54,5. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah cukup kuat karena berada dikisaran 0,40-0,599 Ridwan dan Ahmad, 2007:62. Nilai adjusted R Square sebesar 0,255 atau 25,5, ini menunjukkan bahwa variabel penghentian prematur atas prosedur audit yang dapat 89 dijelaskan oleh variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity adalah sebesar 25,5, sedangkan sisanya sebesar 0,745 atau 74,5 1-0,255 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini seperti tekanan waktu Maulina, dkk. 2010; Wahyudi, dkk. 2011; Wardani 2013; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013, materialitas Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Andani dan Mertha, 2014, prosedur review Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013, kontrol kualitas Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013, komitmen profesional Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Andani dan Mertha, 2014, lokus kendali Budiman, 2013; Andani dan Mertha, 2014. 4.3.4.2 Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.22, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan menolak H , sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan menolak H a . 90 Tabel 4.22 Hasil Uji Statistik F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1586,788 4 396,697 7,065 ,000 b Residual 3762,198 67 56,152 Total 5348,986 71 a. Dependent Variable: TPSO b. Predictors: Constant, TES, TAR, TSE, TSA Sumber: Data primer yang diolah Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.22 nilai F diperoleh sebesar 7,065 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha 1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 4.3.4.3 Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.21, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka H a 91 diterima dan menolak H , sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan menolak H a. Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -3,597 11,452 -,314 ,754 TAR -,318 ,408 -,084 -,779 ,439 TSA -,255 ,322 -,097 -,791 ,432 TSE ,715 ,275 ,300 2,604 ,011 TES ,769 ,168 ,515 4,588 ,000 a. Dependent Variable: TPSO Sumber: Data primer yang diolah Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel risiko audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,439. Hal ini berarti menolak H a 2 sehingga dapat dikatakan bahwa risiko audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel risiko audit lebih besar dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel tindakan supervisi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 92 0,432. Hal ini berarti menolak H a 3 sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan supervisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tindakan supervisi lebih besar dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh self esteem terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel self esteem mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,011. Hal ini berarti menerima H a 4 sehingga dapat dikatakan bahwa self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel self esteem lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel equity sensitivity mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima H a 5 sehingga dapat dikatakan bahwa equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel equity sensitivity lebih kecil dari 0,05. 93

4.4 Pembahasan