93
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, auditor yang mengalami risiko audit, tindakan
supervisi, self esteem, dan equity sensitivity yang tinggi lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk 2010, Wahyudi, dkk 2011, Qurrahman, dkk 2012, Wardani 2013,
Budiman 2013, serta Andani dan Mertha 2014. 4.4.2 Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel risiko audit sebesar 0,439 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Ketika responden menganggap bahwa melakukan perhitungan fisik terhadap kas,
investasi, melakukan pengurangan sampel dan tidak melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga merupakan tindakan yang tidak berisiko
tinggi, sehingga jika auditor tidak melakukan prosedur tersebut, tidak akan mempengaruhi hasil dari proses audit dan tidak mengindikasikan
94
bahwa auditor telah melakukan penghentian prematur atas prosedur audit Wahyudi, dkk. 2011. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, dkk 2011. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Qurrahman, dkk 2012, Wardani 2013, Budiman 2013, serta Andani dan Mertha 2014.
4.4.3 Pengaruh tindakan supervisi terhadap terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel tindakan supervisi sebesar 0,432 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha
2
ditolak atau tindakan supervisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Penjelasan yang mungkin untuk ditolaknya Ha
2
pada penelitian ini adalah supervisi auditor yang dijadikan landasan dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan bukan menjadi faktor penghalang bagi auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit. Hal ini disebabkan karena selama praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat menghasilkan output audit yang sejalan
dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan keuangan, auditor akan tetap melakukannya meskipun telah dilakukan pengarahan
kepadanya Maulina, dkk. 2010. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk 2010 yang menyatakan
bahwa tindakan supervisi memiliki hubungan yang tidak signifikan
95
terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, seperti penghentian prematur atas prosedur audit.
4.4.4 Pengaruh self esteem terhadap terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel self esteem sebesar 0,011 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara self esteem dan
penghentian prematur atas prosedur audit bersifat positif. Hal ini dapat disebabkan karena seorang auditor yang memiliki self esteem rendah
cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi,
sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.
Namun hasil dari penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman 2013 yang menyatakan bahwa self esteem
memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
4.4.5 Pengaruh equity sensitivity terhadap terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel equity sensitivity sebesar 0,000 0,05 sehingga dapat
96
disimpulkan bahwa equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara
equity sensitivity dan penghentian prematur atas prosedur audit bersifat positif. Hal ini dapat disebabkan karena seorang auditor dengan tipe
entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya sehingga auditor tipe ini memiliki
kecenderungan untuk mengabaikan salah satu prosedur audit atau melakukan penghentian prematur atas prosedur audit hanya untuk
mencapai apa yang diinginkannya. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman 2013 yang
menyatakan bahwa equity sensitivity memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian dengan analisis regresi berganda yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman 2013 yang menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan yang tidak
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Perbedaan ini mungkin terjadi karena perbedaan wilayah sample
yaitu penelitian terdahulu pada auditor yang bekerja di KAP Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
2. Equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman 2013
yang menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Perbedaan ini mungkin terjadi karena perbedaan wilayah sample yaitu penelitian terdahulu pada auditor yang bekerja di KAP
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.