Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur atas Prosedur

48 penghentian prematur. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Weningtyas et al. 2006. Penelitian selanjutnya dari Andani dan Mertha 2014:194 Atas dasar hasil analisis data serta pembahasan yang sudah diuraikan, bahwa faktor eksternal situasional auditor yakni audit risk mempunyai pengaruh positif signifikan pada penghentian prematur atas prosedur audit di Kantor BPK-RI Perwakilan Provinsi Bali. Di mana semakin tinggi audit risk maka semakin tinggi peluang auditor untuk melakukan penghentian prematur prosedur audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk. 2012, Wardani 2013, Budiman 2013, serta Andani dan Mertha 2014 dapat disimpulkan bahwa risiko audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian keterkaitan antara risiko audit dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut: Ha 1 : Risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

2.3.2 Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur atas Prosedur

Audit Supervisi merupakan proses yang berkelanjutan untuk mengawasi atau mengarahkan pekerjaan yang dimulai dengan 49 perencanaa dan diakhiri dengan penyimpulan atas jalannya tugas. Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi dikatakan sebagai proses yang dinamis. Pada awalnya, supervisi bersifat kaku atau otoriter. Jika seorang karyawan tidak bekerja seperti yang diperintahkan maka ia akan dihukum. Pada masa sekarang ini supervisi diwarnai dengan gaya kepemimpinan partisipatif Comstock, 1994. Murtanto dan Djasmin 2005 dalam Amilin dan Supriatiningsih 2009, menyebutkan bahwa aspek utama yang harus diperhatikan bagi supervisor akuntan pemula yaitu: 1 menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring yang kuat, 2 menciptakan kondisi kerja yang mendorong tercapainya kesuksesan, dan 3 memberikan penugasan yang menantang dan menstimulasi terselesaikannya tugas. Penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk. 2010:13 memperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setya 2008 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara pelatihan dan tindakan supervisi pada penghentian prematur atas prosedur audit. Namun, tindakan supervisi tetap diikutsertakan dalam model penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena penghentian prematur atas prosedur audit juga dimungkinkan terjadi karena adanya tindakan supervisi. Pengendalian atas penghentian 50 pekerjaan lebih dini merupakan hal yang sangat penting pada setiap kantor akuntan publik. Penghentian pekerjaan lebih dini akan menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat risiko audit aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk mengontrol hal ini maka Kantor Akuntan Publik harus menyediakan tindakan supervisi. Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut menentukan tujuan yang dicapai, membantu memecahkan masalah, menyediakan dukungan sosial dan material serta memberikan umpan balik atas kinerja bawahan, akan membantu mengurangi kebingungan peran dan ketidakpastian yang dialami bawahan sehingga kepuasan kerja bawahannya akan meningkat. Tindakan supervisi harus mempertimbangkan kondisi yang memungkinkan terjadinya penghentian pekerjaan lebih dini Maulina, dkk. 2010. Dengan demikian, keterkaitan antara tindakan supervisi dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha 2 : Tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

2.3.3 Self Esteem