46
2.3 Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis
2.3.1 Risiko Audit dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
Dalam literatur penilaian risiko audit, auditor mengevaluasi tingkat risiko audit tinggi, sedang atau rendah untuk mengidentifikasi
salah saji material yang potensial dan untuk merencanakan pengumpulan bukti audit yang diharapkan dari cukup dan tepat untuk
menghasilkan laporan audit yang relevan, dapat diandalkan, dan tepat waktu Shin dan Han, 2004. Oleh karena itu, audit penilaian risiko
akan diasumsikan mempengaruhi peencanaan audit berikutnya, pengambilan keputusan profesional, laporan audit, dan kinerja auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk. 2012:31 menemukan bahwa penelitian menunjukan sebesar 31,1 probabilitas
penghentian prematur proses audit secara simultan dapat dipengaruhi oleh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan
kontrol kualitas, locus of control dan komitmen profesional, sedangkan 68,9 perubahan yang menyebabkan penghentian prematur prosedur
audit tidak diamati oleh peneliti. Variabel risiko audit memiliki pengaruh secara parsial terhadap praktik penghentian prematur prosedur
audit. Responden menganggap bahwa melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, melakukan pengurangan sampel dan tidak
melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga merupakan tindakan yang berisiko tinggi, sehingga jika auditor tidak melakukan prosedur tersebut
akan mempengaruhi hasil dari proses audit dan mengindikasikan bahwa
47
auditor telah melakukan penghentian prematur prosedur audit. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Raghunatan 1991, Heriningsih 2002, Weningtyas dkk. 2006, Yuliana dkk. 2009, Wibowo 2010 dan Lestari 2010.
Penelitian Wardani 2013:307 menunjukkan hasil bahwa risiko audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
premature sign off, karena auditor mengindikasikan terjadinya salah saji informasi untuk risiko audit sehingga kondisi ini mempercepat
keputusan premature sign off. Penelitian lain yang dilakukan oleh Budiman 2013:139
memperoleh hasil bahwa risiko deteksi berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Sementara self esteem dan
equity sensitivity tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah berarti auditor menginginkan semua bahan bukti yang terkumpul dapat
mendeteksi adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan
jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang benar dan lengkap. Dengan demikian, ketika risiko deteksi rendah, auditor
harus lebih banyak melakukan prosedur audit, sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin
rendah. Sebaliknya, jika auditor menetapkan risiko deteksi yang besar, maka semakin besar kecenderungan auditor untuk melakukan
48
penghentian prematur. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Weningtyas et al. 2006.
Penelitian selanjutnya dari Andani dan Mertha 2014:194 Atas dasar hasil analisis data serta pembahasan yang sudah diuraikan,
bahwa faktor eksternal situasional auditor yakni audit risk mempunyai pengaruh positif signifikan pada penghentian prematur atas prosedur
audit di Kantor BPK-RI Perwakilan Provinsi Bali. Di mana semakin tinggi audit risk maka semakin tinggi peluang auditor untuk melakukan
penghentian prematur prosedur audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman,
dkk. 2012, Wardani 2013, Budiman 2013, serta Andani dan
Mertha 2014 dapat disimpulkan bahwa risiko audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Dengan demikian keterkaitan antara risiko audit dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis
sebagai berikut:
Ha
1
: Risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
2.3.2 Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur atas Prosedur