Pengaruh Inovasi Terhadap Produktivitas Usahatani
31
tetapi lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam masyarakat atau pada lokalitas tertentu. Pengertian
“baru” disini, mengandung makna bukan sekadar “baru diketahui” oleh pikiran cognitive, akan tetapi juga baru karena belum dapat diterima secara luas oleh
seluruh warga masyarakat dalam arti sikap attitude, dan juga baru dalam pengertian belum diterima dan dilaksanakanditerapkan oleh seluruh warga
masyarakat setempat.
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja, tetapi mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi,
perilaku, atau gerakan-gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Dengan demikian, pengertian inovasi dapat
semakin diperluas menjadi sesuatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktek-praktek baru yang belum banyak
diketahui, diterima, dan digunakanditerapkandilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau
mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikaan mutu hidup setiap
individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Mardikanto, 1988.
Berkaitan dengan teknologi usahatani, Kartasapoetra 1994 mengemukakan bahwa teknologi yang diterapkan harus memenuhi 4 kriteria, yaitu secara
ekonomis menguntungkan petani, secara teknis mudah diterapkan, secara sosial dapat diterima secara luas oleh sebagian besar petani dan tidak bertentangan
dengan agama, budaya dan kepercayaan, serta ramah terhadap lingkungan.
32
Suatu paket teknologi pertanian akan tidak ada manfaatnya bagi para petani di pedesaan jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan ke dalam alam
masyarakat pedesaan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak dan perkembangan masyarakat di lain pihak telah menciptakan struktur
komunikasi informasi di pedesaan menjadi sangat kompleks, sehingga dapat dikatakan bahwa akan ada perubahan secara terus menerus dalam hal cara kerja
pada petani jika kepada mereka dilakukan komunikasi teknologi yang baik dan
tepat Rogers dan Shoemaker, 1986.
Agar usahatani padi sawah dapat dilaksanakan dengan baik dan untuk meningkatkan produksi padi sawah maka diperlukan beberapa faktor produksi,
seperti ketersedian bibit, pupuk, pestisida, alat-alat pertanian, mesin-mesin pertanian, saluran irigasi, tenaga kerja dan lain-lain. Departemen Pertanian 2010
menyatakan bahwa bibit adalah tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan mengembangbiakkan tanaman padi sawah. Pupuk adalah bahan yang
mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman padi
sawah. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengatasi dan membasmi hama penyakit tanaman padi sawah. Alat-alat pertanian adalah alat-
alat yang digunakan pada usahatani padi sawah untuk membantu petani mengelola usahataninya. Oleh karena itu, tugas penyuluh pertanian dalam hal ini adalah
membantu petani menjelaskan tentang faktor-faktor produksi tersebut agar usahatani padi sawah semakin meningkat.
33