Produktivitas Usahatani HASIL DAN PEMBAHASAN
66
hasil produktivitas usahatani responden di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 20 di bawah ini :
Tabel 20. Distribusi Menurut Tingkat Hasil Produktivitas Usahatani Benih Padi Produktivitas Usahatani
Interval KgHa
Jumlah Orang
Presentase Rendah
1333-3248 16
28,07 Sedang
3290–10059 30
52,63 Tinggi
10189-33199 11
19,3 Total
57 100
Sumber: Data primer telah diolah, 2014
Distribusi tingkat hasil produktivitas usahatani padi yang disajikan dalam tabel 20 menunjukkan jumlah kategori rendah adalah 16 petani atau 28,07
dengan jumlah produktivitas 1333-3248 KgHa dan untuk kategori tinggi adalah 11 petani atau 19,3 dengan jumlah produktivitas 10189-33199KgHa. Secara
umum dari hasil penelitian ini didapat bahwa tingkat hasil produktivitas usahatani petani di tempat peneliti dikatakan sedang atau cukup dengan jumlah petani
sebanyak 30 petani atau 52,63 dengan jumlah produktivitas 3290-10059 KgHa dari jumlah sampel penelitian.
Berdasarkan hasil data di lapangan dapat disimpulkan bahwa tingkat produktivitas usahatani di kelompok tani Surya Bangkit tidak terlalu tinggi
dengan jumlah produktivitas 3290-10059 KgHa sebanyak 30 petani atau 52,63. Hal ini disebabkan karena sempitnya luas lahan usahatani yang dimiliki. Rata-rata
luas lahan di kelompok tani Surya Bangkit antara 0,25–2 Ha. Semakin besar luas lahan yang diolah maka kemungkinan lebih besar pula produktivitas yang akan di
peroleh. Rendahnya produktivitas usahatani karena keterbatasan peralatan dan
67
teknologi yang diterapkan serta keterbatasan petani untuk menggunakan input- input modern seperti benih, pupuk dan pestisida. Sistem pemasaran yang sering
kali tidak menguntungkan petani. Dan keterbatasan penghasilan dari sektor lain di luar usahataninya karena rendahnya pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki
petani. Penguasaan budidaya tanaman juga merupakan faktor yang menentukan
dalam produktivitas usahatani. Pengolahan lahan dengan menggunakan peralatan yang sederhanakuno, pengalaman berusahatani, perlakuan dan perawatan
tanaman serta tingkat umur petani menentukan dalam adopsi inovasi. Sebagian besar petani responden masih menggunakan peralatan yang sederhana. Sementara
pengalaman berusaha masing-masing responden memiliki pemahaman yang berbeda.
Status lahan garapan akan menentukan produktivitas yang diperoleh dimana posisi petani sebagai penggarap akan berupaya sekuat tenaga untuk
berproduksi lebih tinggi dibandingkan dengan petani berstatus pemilik. Hal ini dilakukan petani penggarap karena sebagian hasil produksinya akan diserahkan
kepada pemilik lahan disaat panen tiba. Petani menyatakan sistem bagi hasil sangat membantu dalam peningkatan produksi. Di sisi lain petani menyatakan
keraguan bahwa motivasi mengolah lahan milik sendiri berbeda dibanding mengolah lahan orang lain karena menjadi petani pemilik lebih bebas dalam
menentukan komoditi yang di tanam.
68