M Batasan Penelitian Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di Desa Kupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes

5 wawancara dengan ketua penyuluhan di BPP Badan Penyuluh Pertanian mengatakan bahwa Gapoktan Maju Bersama adalah Gapoktan yang paling aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang kaitannya dengan sertifikasi pembibitan bawang merah. Selain itu, Gapoktan Maju Bersama juga sering ditunjuk oleh BPP untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh kantor koperasi provinsi kaitannya dengan budidaya tanaman organik hingga tahap pemasaran. Berdasarkan uraian tersebut batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian hanya dilakukan di Gapoktan Maju Bersama Desa Kupu kecamatan Wanasari kabupaten Brebes. 2. Obyek yang diteliti hanya sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bawang Merah

Rahayu dan Berlian 1999 menjelaskan bahwa bawang merah Allium cepa, grup Aggregatum merupakan komoditas holtikultura yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini umumnya ditanam dua kali dalam satu tahun. Sementara itu klasifikasi bawang merah berdasarkan taksonominya adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Family : Liliaceae Genus : Alium Spesises : Alium ascalonicum L. Akar tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar, 5- 2 mm diameter, akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar AAK, 2004. Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas 7 titik tumbuh, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelapah- pelapah daun dan batang semua yang berbeda di dalam tanah berubah dan fungsi menjadi umbi lapis. Daun berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman titik tumbuh yang panjangnya antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar bulat seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Wibowo, 1994. Adapun menurut Singgih 1994 menyatakan bahwa berdasarkan warna umbi, maka bawang merah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Kelompok yang umbinya merah tua, seperti kultivar Medan, Sri Sakate, Maja dan Gurgur. b. Kelompok yang umbinya kuning muda pucat, seperti kultivar Sumenep. c. Kelompok yang umbinya kuning kemerahan, seperti kultivar Lampung, Bima, ampenan dan sebagainya. Berdasarkan sejarahnya, tanaman bawang merupakan berasal dari Syiria, beberapa ribu tahun yang lalu sudah dikenal umat manusia sebagai penyedap masakan. Sekitar abad VIII tanaman bawang merah ini mulai menyebar ke wilayah Eropa Timur, Eropa Barat dan Spanyol, kemudian menyebar luas ke