Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Desa

50 yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah, model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas. Berdasarkan data primer yang telah didapatkan melalui wawancara, kuesioner dan observasi langsung dari lapangan maka data tersebut ditabulasi kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 14. Hasil yang diperoleh untuk perhitungan regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di desa Kupu disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Gapoktan Maju Bersama Variabel Koefisien T hitung F hitung Sig Konstanta 6,982 3,500 144,533 0,001 Luas lahan 1,097 4,501 0,000 Bibit 0,365 1,546 0,127 Tenaga kerja -0,170 -0,832 0,409 Pupuk 0,058 0,475 0,636 Pestisida cair 0,008 0,120 0,905 Pestisida padat 0,058 0,990 0,326 Adjusted R 2 = 0,929 T tabel = 1,996 F tabel = 3,140 α = 0,05 Sumber : Data Primer, 2013 Diolah. Berdasarkan Tabel 12, persamaan model regresi untuk model fungsi produksi bawang merah di desa Kupu, diperoleh persamaan sebagai berikut: 51 LnY = 6.982 + 1.097 LnX 1 + 0.365 LnX 2 + -0.170 LnX 3 + 0.058 LnX 4 + 0.008 LnX 5 + 0.058 LnX 6 Persamaan tersebut kemudian dikembalikan ke bentuk asli sehingga bentuknya menjadi: Y = e 6.982 X 1 1.097 .X 2 0.365 .X 3 -0.170 .X 4 0.058 .X 5 0.008 .X 6 0.058 Y = 1.077 X 1 1.097 .X 2 0.365 .X 3 -0.170 .X 4 0.058 .X 5 0.008 .X 6 0.058 Keterangan : Y : Produksi bawang merah kg musim tanam X 1 : Luas Lahan Ha musim tanam X 2 : Bibit kg musim tanam X 3 : Tenaga Kerja HOK musim tanam X 4 : Pupuk kg musim tanam X 5 : Pestisida Cair ml musim tanam X6 : Pestisida Padat kg musim tanam Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh nilai konstanta Constant sebesar 6,982. Angka tersebut berarti bahwa produksi bawang merah akan bernilai 6,982 bila faktor lain bernilai sama dengan nol. Selain konstanta, pada persamaan regresi juga terdapat koefisien dari masing-masing variabel. Koefisien ini akan menentukan nilai variabel jika terjadi perubahan. Koefisien regresi luas lahan X 1 sebesar 1,097 bernilai positif ini menunjukan pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara luas lahan dengan jumlah produksi bawang merah. dengan kata lain apabila ada penambahan luas lahan sebesar 1 ha maka terjadi penambahan jumlah produksi bawang merah sebesar 1,097 kg. Koefisien regresi bibit X 2 sebesar 0,365 bernilai positif ini menunjukan pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara luas lahan dengan jumlah produksi bawang merah. Dengan kata lain apabila ada penambahan bibit sebesar 1 kg maka terjadi penambahan jumlah produksi bawang merah sebesar 0,365 kg. 52 Koefisien regresi tenaga kerja X 3 sebesar -0,170 bernilai negatif yang menunjukan adanya pengaruh yang berlawanan atau berbanding terbalik antara tenaga kerja dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata lain apabila ada penambahan tenaga kerja sebesar 1 hok maka terjadi penurunan jumlah produksi bawang merah sebesar 0,170 kg. Koefisien regresi pupuk X 4 sebesar 0,058 bernilai positif yang berarti menunjukan adanya pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara pupuk dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata lain apabila ada penambahan pupuk sebesar 0,058 kg maka terjadi penambahan jumlah produksi bawang merah sebesar 0,058 kg. Koefisien regresi pestisida cair X 5 sebesar 0,008 bernilai positif yang berarti adanya pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara pestisida cair dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata lain apabila ada penambahan pestisida cair sebesar 0,008 ml maka terjadi penambahan jumlah produksi bawang merah sebesar 0,008 kg. Koefisien regresi pestisida padat X 6 sebesar 0,058 bernilai positif yang berarti adanya pengaruh yang searah atau berbanding lurus antara pestisida padat dengan jumlah produksi bawang merah di desa Kupu. Dengan kata lain apabila ada penambahan pestisida padat sebesar 0,058 kg maka terjadi penambahan jumlah produksi bawang merah sebesar 0,058 kg. Adapun hasil uji kelayakan model signifikansi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah adalah sebagai berikut: 53 a. Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi R 2 digunakan untuk melihat seberapa besar variable independen luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair, pestisida padat menjelaskan variable dependen produksi. Berdasarkan hasil dari analisis diperoleh nilai R 2 sebesar 0,929 yang berarti 92,9 perubahan dalam variable produksi bawang merah di desa Kupu bisa dijelaskan oleh seluruh variabel bebas yang digunakan dalam model. Sisanya sebesar 7,1 dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini. Nilai tersebut menggambarkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini sudah hampir sepenuhnya dapat mejelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah. b. Uji Serentak Uji F Uji signifikasi serentak parameter dugaan uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di Desa Kupu. Uji ini membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel atau dari perbandingan probabilitasnya. Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa diperoleh pengujian serentak seluruh parameter dugaan pada tingkat kepercayaan 95 menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 144,533 lebih besar dari F tabel sebesar 1,875 dan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α 0,000 0,05. Berdasarkan hasil olahan data tersebut, dapat dikatakan bahwa variable bebas yang meliputi luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair, dan pestisida padat secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu. 54 c. Pengujian Individu Uji t Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang diteliti secara individual terhadap produksi bawang merah di desa Kupu. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah adalah luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair dan pestisida padat. Maka digunakan uji statistic t dengan membandingkan t tabel dengan t hitung dengan asumsi H ditolak apabila t hitung t tabel atau H 1 diterima apabila thitung t tabel , berdasarkan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95 adalah sebagai berikut: H : Tidak ada pengaruh signifikan antara masing-masing variabel independen X terhadap variabel dependen Y H 1 : Ada pengaruh signifikan antara masing-masing variabel independen X terhadap variabel dependen Y Dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Variabel luas lahan X 1 nilai t hitung sebesar 4.501 lebih besar daripada t tabel sebesar 1.996. Maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini menjelaskan bahwa luas lahan mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95. b. Variabel bibit X 2 nilai t hitung sebesar 1.546 lebih kecil daripada t tabel sebesar 1.996. Maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa bibit tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95. 55 c. Variabel tenaga kerja X 3 nilai t hitung sebesar 0.832 lebih kecil daripada t tabel sebesar 1.996. Maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95. d. variabel pupuk X 4 nilai t hitung sebesar 0.475 lebih kecil daripada t tabel sebesar 1.996. Maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa pupuk tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95. e. variabel pestisida cair X 5 nilai t hitung sebesar 0.120 lebih kecil daripada t tabel sebesar 1.996. Maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa pestisida cair tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95. f. variabel pestisida padat X6 nilai thitung sebesar 0.990 lebih kecil daripada ttabel sebesar 1.996. Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa pestisida padat tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi bawang merah di desa Kupu pada taraf kepercayaan 95.

5.3 Elastisitas Produksi

Respon faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di Gapoktan Maju Bersama dapat diukur dengan elastisitas produksi. Elastisitas produksi mengukur perbandingan perubahan relative antara jumlah bawang merah yang diproduksi dengan perubahan relative jumlah faktor produksi yang digunakan. Nilai elastisitas dari masing-masing variable yang diduga 56 mempengaruhi produksi bawang merah di desa Kupu dapat diketahui dari nilai masing-masing koefisiensi regresi variable penduganya. Hal tersebut sesuai dengan Joesron dan Fathorazzi 2012 yang menjelaskan bahwa didalam fungsi produksi Cobb Douglas elastisitas produksi relatif lebih mudah untuk diperoleh, karena elastisitas produksi dapat diketahui dengan melihat besarnya koefisien pada setiap variabel independen. Elastisitas produksi bawang merah di desa Kupu dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Elastisitas Produksi