7
titik tumbuh, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelapah- pelapah daun dan batang semua yang berbeda di dalam tanah berubah dan fungsi
menjadi umbi lapis. Daun berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan
letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman titik tumbuh yang panjangnya antara 30-90 cm, dan di
ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar bulat seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang
berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya
tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Wibowo,
1994. Adapun menurut Singgih 1994 menyatakan bahwa berdasarkan warna umbi, maka bawang merah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Kelompok yang umbinya merah tua, seperti kultivar Medan, Sri Sakate, Maja dan Gurgur.
b. Kelompok yang umbinya kuning muda pucat, seperti kultivar Sumenep. c. Kelompok yang umbinya kuning kemerahan, seperti kultivar Lampung, Bima,
ampenan dan sebagainya. Berdasarkan sejarahnya, tanaman bawang merupakan berasal dari Syiria,
beberapa ribu tahun yang lalu sudah dikenal umat manusia sebagai penyedap masakan. Sekitar abad VIII tanaman bawang merah ini mulai menyebar ke
wilayah Eropa Timur, Eropa Barat dan Spanyol, kemudian menyebar luas ke
8
dataran Amerika, Asia Timur dan Asia Tenggara Singgih, 1991. Abad XIX bawang merah telah menjadi salah satu tanaman komersial di berbagai negara di
dunia. Negara-negara produsen bawang merah antara lain adalah Jepang, USA, Rumania, Italia, Meksiko dan Texas Rahmat, 1994.
2.2 Fungsi Produksi
Hernanto 1995 mengatakan bahwa pengertian dari fungsi produksi adalah menunjukan berapa output yang dapat diperoleh dengan menggunakan
sejumlah variabel input yang berbeda. Melalui fungsi produksi dapat dilihat secara nyata bentuk hubungan perbedaan jumlah dari faktor produksi yang digunakan
untuk memperoleh sejumlah produksi, dan sekaligus menunjukan produktivitas dari hasil itu sendiri.
Teori fungsi produksi juga dinyatakan oleh Trenggonowati 2011 bahwa fungsi produksi dari setiap komoditi menunjukan hubungan antara faktor produksi
yang digunakan input dalam proses produksi dengan hasil produksi output. Pernyataan lain tentang fungsi produksi dinyatakan oleh Tasman dan Aima 2013
bahwa setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat atau kombinasi penggunaan input-input. Setiap produsen dalam teori dianggap
mempunyai suatu fungsi produksi untuk ‘perusahaannya’: Q = f X
1
, X
2
, X
3
, ..., X
n
Di mana Q = tingkat poduksi output
9
X
1
, X
2
, X
3
, ..., X
n
= berbagai input yang digunakan.
Pengaruh suatu manajemen yang baik dapat mendukung proses produksi. Petani tradisonal sekalipun sebenarnya juga butuh manajemen dalam menjalankan
usaha taninya, tetapi tidak dalam yang betul-betul dengan administrasi yang lengkap dan tertib, baik mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengaturan sarana
dan prasarana Daniel, 2002.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Usahatani
Penelitian terdahulu menunjukan bahwa produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dijabarkan menjadi beberapa variabel yang
diduga mempunyai pengaruh terhadap produksi dengan menggunakan uji tertentu. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi bisa menjadi acuan untuk
pengembangan penelitian melalui peningkatan produksi yang diperoleh petani. Dalam sektor pertanian, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
produksi yaitu sebagai berikut : 1.
Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Pada penelitian Sumiyati 2006 menjelaskan bahwa salah satu faktor yang
banyak berpengaruh terhadap tingkat produksi adalah luas lahan. Faktor ini merupakan faktor utama dalam usahatani karena terkait dengan keberlangsungan
usahatani. Pendapat lain juga dikemukakan dari Mubyarto 1989 yang menjelaskan bahwa, lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan
pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas