66
E. Upaya Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam Meminimalisir Dampak
Ritel Modern terhadap Perekonomian
Terkait Pembatasan Mal Disperindag Mengaku Tidak Berwenang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kota Tangerang Selatan
mengaku tidak memiliki kewenangan hingga melakukan pembatasan pusat perbelanjaan mall di Kota Tangerang Selatan. Alasannya, sebagai pemberi izin
terkait operasional, sebelum Disperindag masih ada dinas terkait yang mengeluarkan izin bangunan. “Ibaratnya, kami ini hulunya. Artinya, kalau izin peruntukan suatu
bangunan untuk pusat perbelanjaan, tentu akan kami keluarkan izin operasionalnya. Jika tidak, tentu tidak dikeluarkan.
48
Dalam pembatasan supermarket ini yang paling penting adalah bagaimana menetapkan suatu lokasi layak atau tidak layak didirikan bangunan untuk pusat
perbelanjaan. Tugas ini, kata dia, bukanlah wewenang Disperindag, tetapi ada instansi lain seperti Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan TRTB dan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda.
49
Pemerintah Kota Pemko Tangerang Selatan akan mengkaji pembatasan pusat perbelanjaan modern mal dan perdagangan berjejaring di Kota Tangerang
Selatan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
48
Edwin Qodrianto, Data Jumlah Pasar Tradisional Toko Moderen dan Pusat Perbelanjaan Di Kota Tangerang Selatan,
Kepala Seksi Pengelola Informasi dan Analisa Pasar, Wawancara Pribadi. Kantor Dinas Perindag, 23 Februari 2011
49
Edwin Qodrianto, Data Jumlah Pasar Tradisional Toko Moderen dan Pusat Perbelanjaan Di Kota Tangerang Selatan,
Kepala Seksi Pengelola Informasi dan Analisa Pasar, Wawancara Pribadi. Kantor Dinas Perindag, 23 Februari 2011.
53
67
DPRD dan upaya pembinaan pasar tradisional, yang nantinya akan dikaitkan dengan tata ruang dan tata wilayah Kota Tangerang Selatan.
Hal ini dimaksudkan sebagai pencitraan terhadap wajah kota dan meminimalisir aspek-aspek negatif akibat pusat perbelanjaan modern yang terlalu
banyak di suatu daerah. Bahkan, dari informasi tersebut memberi peluang kepada kepala daerah untuk merekomendasikan penghentian izin pembangunan mal. Terkait
imbauan tersebut, hingga saat ini belum ada program pembahasan terkait jumlah mal yang layak di Kota Tangerang Selatan. Begitupun dengan usulan pembatasan izin mal
dan perdagangan berjejaring kepada Depdag. Alasannya, butuh banyak pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang. Misalnya, jumlah mal pada luasan daerah
tertentu. Kemudian, kondisi sebuah daerah dilihat dari aspek ekonomi, sosial, dan budayanya.
50
50
Irma, Profil Tangerang Selatan 2010, Kasubid Data dan Statistik BAPPEDA Tangsel, Wawancara Pribadi,
Kantor BAPPEDA, 23 Februari 2011
54
68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN