Supermarket di Kota Tangerang Selatan

58 - TPS : ± 61,75 m 3

B. Supermarket di Kota Tangerang Selatan

Supermarket di Indonesia semuanya milik swasta dan izinnya dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan Deperindag. Pemda umumnya tidak berwenang untuk menolak izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, meskipun beberapa pemda mensyaratkan agar Supermarket mengajukan izin lokal. Sebagai contoh, Pemda Tangerang Selatan mensyaratkan agar supermarket memiliki Izin Usaha Pasar Modern IUPM, yang dikeluarkan oleh Depdag dan Izin Prinsip Pembangunan Pasar Modern IP3M, yang dikeluarkan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota Tangerang Selatan. Selain izin yang dikeluarkan secara terpusat, supermarket biasanya harus mendapatkan izin lokal lainnya yang diperlukan oleh setiap usaha pribadi, seperti Izin Mendirikan Bangunan IMB dan Izin Gangguan HO. 41 Sebagai kota yang baru memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang amat pesat. Meski Tangerang Selatan telah menjadi daerah hunian supermarket selama dekade terakhir, tahun 2004 dan 2005 menjadi era pembangunan intensif supermarket- supermarket baru. Sebagai akibatnya, beberapa supermarket yang telah lebih dulu ada tersingkir oleh supermarket yang baru. Tampak juga minimarket dan berbagai bentuk 41 Edwin Qodrianto, Data Jumlah Pasar Tradisional Toko Moderen dan Pusat Perbelanjaan Di Kota Tangerang Selatan, Kepala Seksi Pengelola Informasi dan Analisa Pasar, Wawancara Pribadi. Kantor Dinas Perindag, 23 Februari 2011. 45 59 usaha ritel modern lain yang mulai menjamur. Hingga kini terdapat 116 usaha ritel modern di Tangerang Selatan, 99 diantaranya adalah minimarket. 42 Dewasa ini perkembangan pasar modern khususnya Carrefour sangat pesat. Raksasa ritel dari Perancis yang mulai memasuki pasar Indonesia sejak awal 1998 menyebar benih keuntungan di beberapa kota. Keberadaan ritel ini berhasil menggusur peran pasar tradisional. Daya tarik yang begitu besar sehingga menyedot perhatian konsumen begitu banyak mengakibatkan hancurnya pasar tradisional karena kalah bersaing dengan Carrefour. Pertumbuhan supermarket dalam hal pangsa pasar juga mengesankan. Laporan World Bank 2007 menunjukan bahwa pada 1999 pasar modern hanya meliputi 11 dari total pangsa pasar bahan pangan. Menjelang 2004, jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat menjadi 30.terkait dengan tingkat penjualan, penelitian tersebut menemukan bahwa jumlah penjualan di supermarket bertumbuh rata-rata 15, sementara penjualan di ritel tradisional menurun 2 per tahun . Indonesia telah masuk kedalam jurang neo-liberalisme sejak ikut menerapkan konsensus Washington. Di Indonesia, pelaksanaan agenda-agenda ekonomi liberal masih berlangsung setelah perekonomian dilanda krisis moneter pada 19971998 lalu. Konsekuensi pelaksanaan resep ekonomi IMF ini sangat besar, misalnya dengan masuknya korporasi luar negeri ke Indonesia sebagai konsekuensi dalam hal 42 Edwin Qodrianto, Data Jumlah Pasar Tradisional Toko Moderen dan Pusat Perbelanjaan Di Kota Tangerang Selatan, Kepala Seksi Pengelola Informasi dan Analisa Pasar, Wawancara Pribadi. Kantor Dinas Perindag, 23 Februari 2011. 46 60 liberalisasi perdagangan.Indonesia dipaksa membuka pasar, korporasi ritel seperti Carrefour dan continent masuk ke Indonesia. Sejak memula usahanya di Indonesia, Oktober 1998, setidaknya dua kali perusahaan retail raksasa ini Carrefour tersandung masalah. Pertama, Agustus 2005, Carrefour didenda Rp 1,5miliar oleh KPPU. Carrefour terbukti melanggar pasal 19 huruf a Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat mengenai menolak dana atau menghalangi pelaku usaha untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan. Kedua, Carrefour tengah di bidik oleh KPPU Komisi Pengawas Persaingan Usaha dengan undang-undang yang sama. Menurut KPPU, Carrefour diduga melanggar pasal 17 ayat 1 dan pasal 25 ayat 1 huruf a. pasal 17 berisi larangan melakukan monopoli yaitu menguasai lebih dari 50 pangsa pasar satu jenis barang jasa tertentu. Sedangkan pasal 25 tentang penyalah gunaan posisi dominan yang bias merugikan konsumen dan menghalangi pelaku usaha lain masuk kepasar serupa. KPPU membidikduahal: pasar pemasok upstream dan pasar retail modern downstream. Lebih parah lagi ketika Carrefour tidak mematuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku, dengan membuka gerai-gerai baru yang sangat berdekatan dengan pasar tradisional, mengakibatkan pasar tradisional makin cepat tergusur. Praktek bisnis supermarket pada umumnya, barang yang dijual relatif merupakan barang-barang bermutu tinggi, dengan harga pasti, harga yang bersaing, 47 61 dan kadang-kadang ditawarkan diskon borongan. Terlebih lagi, mereka menawarkan aneka pilihan pembayaran, mulai dari tunai dan kartu kredit hingga pendanaan untuk barang-barang yang lebih besar. Tempat pembelanjaan juga terang, bersih, dan memiliki fasilitas yang berfungsi dengan baik, seperti toilet dan tempat makan. Kunjungan ke kantor pusat supermarket mengungkapkan bahwa penyediaan barang dilakukan oleh bagian pembelian merchandising yang didasarkan atas perjanjian kontrak atau nonkontrak. Dlam kontrak tersebut harga dan jumlah barang dicantumkan sesuai perjanjian utnuk dikirimkan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan. Barang-barang dalam kontrak ini umumnya berupa sayuranj dan daging, yang harus memenuhi standar pengemasan dan harus lolos dari standar yang ditetapkan Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan BPOM Pemerintah Pusat. Barang-barang di bawah kontrak umumnya disediakan berdasarkan konsinyasi. Sebaliknya, perjanjian tanpa kontrak dilakukan melalui negosiasi berdasarkan kasus per kasus dan berlaku utnuk semua produk. Selain itu, supermarket lazim mengenakan biaya memajang barang dan menentukan lamanya periode pembayaran. 43 Supermarket menerapkan strategi harga campuran dan strategi nonharga untuk menarik pelanggan dan untuk bersaing dengan para peritel lainnya. Hasil pengamatan menunjukan bahwa berbagai strategi penetapan harga digunakan, seperti srategi penetapan harga batasan utnuk menghambat masuknya pelaku bisnis 43 Lisa Hadiz, Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia, Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU, 2008, hal. 24. 48 62 baru;strategi pemangsaan melalui penetapan harga untuk menyaingi pelaku bisnis lainnya; dan diskriminasi harga antar waktu yang berarti bahwa mengenakan harga yang berbeda pada kesempatan yang berbeda, seperti memberikan diskon pada akhir pekan atau antara jam-jam tertentu. Selain itu, supermarket juga melakukan survei pada pasar tradisional untuk mendapatkan perkiraan tingkat harga pasar sehingga mereka akan menjualnya dengan harga bersaing. Terakhir, praktek subsidi silang kerap dilakukan, saat mereka mengalami kerugian atas sejumlah barang dagangan dalam rangka memenangkan persaingan. Contoh-contoh strategi nonharga yang dipakai oleh supermarket adalah jam operasi yang lebih panjang, khususnya pada akhir pekan toko dibuka hingga larut malam;pembundelan dan pengikatan, dimana barang-barang berbundel dijual denga lebih rendah dibanding jika dijual eceran atau terpisah; parkir gratis bagi pelanggan; dan strategi terpenting adalah gencarnya kampanye melalui iklan. Supermarket berada beberapa tingkat diatas pasar tradisional di hampir semua aspek kompetisi. Meskipun supermarket tidak menganggap pasar tradisional sebagai pesaing utamanya, seorang manajer supermarket yang diwawancarai mengingatkan bahwa pasar tradisional tidak akan mampu bertahan lebih lama jika pemda tidak berupaya untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional . 44 44 Lukman, Manajer Supermarket PT. Carrefour Indonesia, Wawancara Pribadi, 8 Maret 2011. 49 63

C. Kerangka Kebijakan Sektor Usaha Ritel di Tangerang Selatan