63
C. Kerangka Kebijakan Sektor Usaha Ritel di Tangerang Selatan
Setidaknya ada delapan Undang-Undang, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri yang berkaitan dengan peritel, yaitu:
1. Peraturan Menteri Perdagangan RI PerMenDag RI No. 53M-DAGPER 12 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. 2. Undang-Undang RI No. 202008 tentang usaha Mikro, Kecil Menengah
3. Peraturan Presiden RI PerPres RI No. 112 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
4. Undang-Undang RI No. 32 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. Undang-Undang RI No. 8 1999 tentang Perlindungan Konsumen
6. Undang-Undang RI No. 5 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
7. Peraturan Pemerintah RI No. 44 1997 tentang Kemitraan 8. Permendag No. 20 M-DAG PER 5 2009 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pengawasan Barang dan atau Jasa.
45
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pemerintah berperan dalam membantu menjaga keseimbangan antara pemain besar dan pemain di Negara-negara
maju. Peritel dengan format besar biasanya diletakkan di pinggir kota, sedangkan format yang lebih kecil boleh di dalam kota.
45
Kanjaya-Meshvara, Susilo-Yongky, Retail Rules ‘melihat keunggulan dan potensi bisnis ritel makanan di masa depan,
Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2010, hal. 43.
50
64
Selain soal pengaturan lokasi, pemerintah juga mengatur Kontrol kualitas yang ketat, Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, kontrol yang ketat
memang terus ditingkatkan di Indonesia, namun dalam kenyataannya kontrol yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah yan terkait harus ditingkatkan secara
konsisten dan bersifat lebih mendidik.
46
D. Dampak Ritel Terhadap Perekonomian di Tangerang Selatan
Industri bukan merupakan sektor utama yang menggerakkan perekonomian Kota Tangerang Selatan. Namun demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan
dengan sektor primer seperti sektor pertanian. Berdasarkan data Penanaman Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN, terdapat beberapa jenis
industri dan yang terbanyak adalah industri kertas, percetakan dan penerbitan dan industri alat elektronika dan komponennya, alat listrik dan komponennya masing -
masing sebanyak 8 unit perusahaan. Nilai investasi PMA lebih besar dibandingkan dengan PMDN. Nilai PMDN adalah sekitar dua ratus milyar rupiah sedangkan PMA
lebih dari 24 trilyun rupiah. Sektor perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Kota Tangerang Selatan. Kegiatan perdagangan dan
jasa tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun, yang paling menonjol adalah kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan
utama seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama –
46
Kanjaya-Meshvara, Susilo-Yongky, Retail Rules ‘melihat keunggulan dan potensi bisnis ritel makanan di masa depan,
Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2010, hal. 44.
51
65
Jalan kesehatan, Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang – Ciputat, Jalan Raya Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H.
Juanda Ciputat Raya.
47
Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional, bank, BPR, KUDkoperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar
tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2,
Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah
25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2009, berdasarkan PDRB adh konstan, laju pertumbuhan ekonomi LPE adalah
sebesar 8,5. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 terutama didukung oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel, restoran dan
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tumbuh sangat signifikan. Secara keseluruhan, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan menunjukkan
pertumbuhan positif.
47
Irma, Profil Tangerang Selatan 2010, Kasubid Data dan Statistik BAPPEDA Tangsel, Wawancara Pribadi,
Kantor BAPPEDA, 23 Februari 2011
52
66
E. Upaya Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam Meminimalisir Dampak