15
B. Perkreditan
1. Pengertian Kredit Dirumuskan dalam Bab I, pasal 1, 2 Undang-undang Pokok Perbankan
Nomor 14 tahun 1967 yang berisi: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara Bank dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”
. Menurut UU No.10 Tahun 1998 :
“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan, atau pembagian hasil keuntungan”. Mandala Manurung dan
Prathama Rahardja2004:185. Dalam praktek sehari-hari persetujuan pinjaman kredit dinyatakan
dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan ataupun secara notariil, dan sebagai pengaman bahwa pihak peminjam akan mematuhi
kewajibannya akan menyerahkan suatu jaminan baik yang bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan.
Sebenarnya sasaran kredit yang pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut bersifat penyediaan suatu modal sebagai suatu alat
16
untuk melaksanakan kegiatan usahanya, jadi kredit yang diberikan tersebut tidak lebih dari faktor produksi semata.
C. Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir 2000: 74 adalah sebagai berikut :
a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit yang diberikan berupa uang,
barang, jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah
dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah bank baik secara intern maupun secara ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa
lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberian kredit bank bahwa kredit yang diberikan baik
berupan uang, barang atau jasa benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.
b. Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kepercayaan itu dituang dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah.
17
b. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang jelas disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka
menengah, atau jangka panjang. c. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnyamacet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besar resikonya, demikian juga sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang
lalai maupun oleh resiko yang tidak sengaja, misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan
panjang. d. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
administrasi ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil
panjang.
18
D. Prinsip-prinsip Perkreditan