33
J. Loan to Deposit Ratio LDR
Menurut Perry Warjiyo 2004: 26, dalam kenyataannya perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia
yang bersumber dari DPK Dana Pihak Ketiga, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu
sendiri seperti permodalan atau CAR Capital Adequacy Ratio, jumlah kredit macet atau NPLs Non Performing Loans, dan LDR Loan to Deposit Ratio.
Menurut Slamet Riyadi 2003;146, LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat
dihimpun oleh Bank. LDR juga akan menunjukan tingkat kemampuan Bank dalam menyaluran dana pihan ketiga yang dihimpun oleh Bank yang
bersangkutan. Menurut Ahamd Faishol 2007: 151 LDR yaitu rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan Bank dengan dana yang diterima oleh
Bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Maksimal LDR yang di perkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110. Rumus Loan to
Deposit Ratio adalah:
LDR = X100
DPK Total
berikan di
yang Kredit
Total
34
Sebelum terjadi krisis moneter, jika menggunakan rumus seperti diatas banyak bank yang LDR-nya mencapai diatas 110, hal ini berakibat
pada penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan menjadi tidak sehat. Untuk itu Bank Indonesia membuat kebijakan bahwa dalam penghitungan
LDR Extended LDR yang diperluas, dengan rumus sebagai berikut:
K. Profitabilitas
Pengertian Profitabilitas
K. Return On Assets ROA
ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri Agus Sartono, 2001:122. Rentabilitas perusahaan
menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Riyanto,2001:35.
Sedangkan menurut Judisseno 2005 rentabilitas bank adalah ukuran kemampuan bank untuk mendapatkan laba yang dilakukan dengan cara
menghitung rasio-rasio rentabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien
LDR = X100
inti modal
n diterbitka
yang Obligasi
DPK Total
diberikan yang
Kredit Total
+ +
35
penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembalian yang
semakin tinggi. Menurut Hasibuan 2001:100, ROA adalah perbandingan rasio laba
sebelum pajak Earning Before Tax EBT selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volumen usaha dalam periode yang sama, atau dihitung dengan
rumus: Return on assets
ROA = Net Income
EBT adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan sebelum dikurangi pajak.
Total assets merupakan komponen yang terdiri dari las, giro pada BI,
penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, pendapatan yang masih akan diterima, biaya dibayar dimuka, uang muka
pajak, aktiva tetap lain-lain. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio
ini sangat penting, mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal bank. Dalam hal ini
profitabilitas yang diukur adalah profitabilitas perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi usaha perbankan.biasanya apabila profitabilitas tinggi akan
mencerminkan laba yang tinggi dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan laba bank tersebut.
36
L. Penelitian Terdahulu