68
Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada
sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata. Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank
asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan
tahun 1999.
Dalam proses
penggabungan dan
pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi
17.620. Direktur Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe
menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe menghadapi dugaan
keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut. Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang
tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak
perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan AMOS 16 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari
69
variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen; Capital Adequacy Ratio
CAR, Non Performing Loan NPL, dan Loan to Deposit Ratio
LDR. Sedangkan variabel endogen kredit investasi dan Return On Asset
ROA. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut.
a. Analisis Deskriptif Variabel Capital Adequacy Ratio CAR
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko. Berdasarkan Deregulasi BI tertanggal 29 Februari 1993, bank
yang dinyatakan termasuk bank sehat berkinerja baik apabila memiliki CAR paling sedikit sebesar 8, sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank for International Settlements BIS. Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono 2002: 573.
Menurut Slamet Riyadi 2003:142 Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang
harus dimiliki oleh bank. CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh
aktiva beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila
persentase CAR terlalu kecil lebih rendah dari standar BI maka bank tersebut termasuk ke dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila
70
persentase CAR terlalu besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur idle fund. Ahmad Faishol 2007:153.
Karena itu penilaian mengenai kecukupan modal menjadi salah satu bagian terpenting dalam menilai kondisi bank. Dalam
anggaran dasar suatu bank dikenal pengertian modal dasar dan modal disetor. Modal dasar yaitu jumlah modal yang dinyatakan dalam
anggaran dasar sedangkan modal disetor adalah jumlah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemilik modal tersebut. Bagi bank
umum dikenal istilah modal inti meliputi modal disetor, cadangan umum, cadangan tujuan, laba tahun lalu, labarugi berjalan dan modal
pelengkap meliputi penilaian aktiva tetap, cadangan umum PPAP, pinjaman sub ordinasi dalam menghitungkan kecukupan modal bank
yang bersangkutan. Penerapan penghitungan kecukupan modal bagi bank
Indonesia sejak bulan Mei 1993 telah mengikuti Standart Bank For International Settlement
BIS dengan beberapa penyesuaian, sesuai dengan usaha yang dilakukn oleh perbankan di Indonesia. Kecukupan
Pemenuhan Modal Minimum KPMM atau yang sering dikenal CAR Capital Adequacy Ratio bank diukur berdasarkan persentase antara
Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR.
71
Tabel 4.1 Capital Adequacy Ratio CAR
Bulan Tahun
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Jan
0,2447 0,2376 0,2093 0,2227 0,2052 0,157
0,1567
Feb
0,2424 0,2339 0,2049 0,2243 0,2094 0,1562 0,1562
Mar
0,2468 0,2299 0,2194 0,2053 0,1992 0,1553 0,1615
Apr
0,2285 0,2321 0,2169 0,215
0,187 0,1485
0,1537
Mei
0,2192 0,2058 0,2038 0,2117 0,1679 0,1457 0,1513
Jun
0,219 0,1983 0,2085 0,1963 0,1545 0,1421
0,1431
Jul
0,218 0,2009 0,2068
0,196 0,1574 0,1381
0,1516
Ags
0,2222 0,1989 0,2068 0,2023 0,1539 0,1351 -
Sep
0,2209 0,1978 0,1925 0,2297 0,1505 0,1327 -
Okt
0,2196 0,1992 0,2054 0,1984 0,1435 0,1311 -
Nov
0,2102 0,2019 0,2063 0,1906 0,14
0,1277 -
Des
0,2071 0,1943 0,212
0,1785 0,1431 0,1381 -
Sumber: data diolah Berdasarkan tabel diatas, keadaan CAR dari Bank Persero yang
dijadikan sampel pada penelitian periode 2004-Juli 2010. Pada masa penelitian ini CAR terendah terjadi pada bulan November 2009 yaitu
sebesar 0,1277, sedangkan CAR tertinggi terjadi pada bulan Januari 2004 yaitu sebesar 0,2447.
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :
72
Gambar Grafik 4.1 Capital Adequacy ratio CAR
Sumber: data diolah Grafik di atas menggambarkan fluktuasi tingkat kecukupan modal
Bank Persero yang cenderung menurun, hal ini tampak pada periode Januari 2004 hingga Juli 2010 terjadi penurunan Capital Adequacy
Ratio dengan tingkat rata-rata sebesar -5,64 persen. Hal ini disebabkan
peningkatan kredit yang tidak sebanding dengan peningkatan modal, sehingga menyebabkan rasio permodalan CAR cenderung menurun.
b. Analisis Deskriptif Non Performing Loan NPL
Menurut Manurung dan Prathama Rahardja 2004: 196, NPL Non Performing Loans terbagi menjadi dua, yaitu kredit tak lancer
dan kredit macet, kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya.
Sedangkan kredit macet adalah kredit yang sejak + 21 bulan
0.000 0.050
0.100 0.150
0.200 0.250
0.300
Ja n
-04 A
p r-
04 Ju
l- 04
O c
t- 04
Ja n
-05 A
p r-
05 Ju
l- 05
O c
t- 05
Ja n
-06 A
p r-
06 Ju
l- 06
O c
t- 06
Ja n
-07 A
p r-
07 Ju
l- 07
O c
t- 07
Ja n
-08 A
p r-
08 Ju
l- 08
O c
t- 08
Ja n
-09 A
p r-
09 Ju
l- 09
O c
t- 09
Ja n
-10 A
p r-
10 Ju
l- 10
CAR
CAR
73
dikategorikan diragukan, belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. NPL Non Perfoming Loan atau tingkat kredit
macet menunjukkan berapa persen kredit yang bermasalah dari keseluruhan kredit yang mereka kucurkan ke masyarakat. NPL juga
merupakan faktor yang sangat penting bagi penilaian kinerja perbankan, bahkan hamper semua rasio nilainya dipengaruhi oleh
NPL. Bank Indonesia sebagai regulator perbankan di Indonesia telah
mengeluarkan peratuaran Surat Edaran Bank Indonesia No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menetapkan NPL maksimim
5. Semakin rendah NPL semakin bagus karena jumlah kredit yang bermasalahmacet pada bank tersebut semakin kecil begitupun
sebaliknya semakin tinggi NPL suatu bank maka akan semakin besar kredit yang bermasalahmacet pada bank tersebut.
74
Tabel 4.2 Non Performing Loan NPL
Bulan Tahun
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Jan
0,0724 0,0643 0,1533 0,1083 0,0689 0,043
0,0319
Feb
0,0774 0,0643 0,1595 0,1105 0,0679 0,0453 0,0326
Mar
0,0733 0,059
0,1608 0,1043 0,0559 0,0497 0,0307
Apr
0,0731 0,0618 0,1569 0,1082 0,0569 0,0503 0,0314
Mei
0,0793 0,114
0,1617 0,1076 0,0556 0,0513 0,0336
Jun
0,0794 0,1301 0,1603 0,1003 0,0515 0,0466 0,0301
Jul
0,0744 0,1441 0,1639 0,1013 0,0511 0,0481 0,0301
Ags
0,0728 0,1574 0,1632 0,1008 0,0502 0,048
-
Sep
0,0736 0,1529 0,154
0,0868 0,0462 0,0436 -
Okt
0,0704 0,1461 0,163
0,085 0,0458 0,0449
-
Nov
0,0736 0,1529 0,1593 0,0809 0,048
0,0428 -
Des
0,0588 0,1475 0,107
0,065 0,0374 0,0346
- Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel diatas, keadaan NPL dari Bank Persero yang dijadikan sampel pada penelitian periode 2004-Juli 2010. Pada masa
penelitian ini NPL terendah terjadi pada bulan Juni dan Juli 2010 yaitu sebesar 0,0301, sedangkan NPL tertinggi terjadi pada bulan Juli 2004
yaitu sebesar 0,1639. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut
dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :
75
Gambar Grafik 4.2 Non Performing Loan NPL
Sumber: data diolah Tabel 4.2 NPL menunjukkan kecenderungan yang terus menurun,
hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan aktiva produktif Bank Persero yang semakin membaik, hal ini tampak pada periode Januari 2004
hingga Juli 2010 terjadi penurunan Non Performing Loan dengan tingkat rata-rata sebesar -18,83 persen per tahunnya.
c. Analisis Deskriptif Loan to Deposit Ratio LDR
Menurut Perry Warjiyo 2004: 26, dalam kenyataannya perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh
dana yang tersedia yang bersumber dari DPK Dana Pihak Ketiga, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha
debitor dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
0.14 0.16
0.18
Ja n
-04 A
p r-
04 Ju
l- 04
O ct
-04 Ja
n -05
A p
r- 05
Ju l-
05 O
ct -05
Ja n
-06 A
p r-
06 Ju
l- 06
O ct
-06 Ja
n -07
A p
r- 07
Ju l-
07 O
ct -07
Ja n
-08 A
p r-
08 Ju
l- 08
O ct
-08 Ja
n -09
A p
r- 09
Ju l-
09 O
ct -09
Ja n
-10 A
p r-
10 Ju
l- 10
NPL
NPL
76
Capital Adequacy Ratio, jumlah kredit macet atau NPLs Non Performing Loans
, dan LDR Loan to Deposit Ratio. Menurut Slamet Riyadi 2003;146, LDR adalah perbandingan
antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank. LDR juga LDR akan menunjukan tingkat
kemampuan Bank dalam menyaluran dana pihan ketiga yang dihimpun oleh Bank yang bersangkutan. Menurut Ahamd Faishol 2007: 151
LDR yaitu rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan Bank dengan dana yang diterima oleh Bank. LDR menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank untuk membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya.
Tabel 4.3 Loan to Deposit Ratio LDR
Bulan Tahun
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Jan
0,404 0,4927
0,584 0,5898 0,6412 0,7145
0,7008
Feb
0,4097 0,5062 0,5824 0,5978 0,6592 0,7306 0,7338
Mar
0,4216 0,5128 0,5915 0,6062 0,6854 0,734
0,7375
Apr
0,4298 0,5161 0,5943 0,6032 0,6935 0,7368 0,7497
Mei
0,4435 0,5378 0,5909 0,6066 0,7162 0,745
0,7653
Jun
0,4566 0,5271 0,6013 0,6188 0,7132 0,7479 0,7563
Jul
0,4633 0,5294 0,6025 0,6142 0,7442 0,7564 0,7763
Ags
0,4761 0,5353 0,6007 0,6359 0,7898 0,7564 -
Sep
0,4773 0,5312 0,603
0,6433 0,766
0,7464 -
Okt
0,4866 0,5317 0,595
0,6553 0,7589 0,7495 -
Nov
0,492 0,529
0,5957 0,6628 0,7556 0,7368 -
Des
0,499 0,5104 0,5993 0,6237 0,7027 0,6955
- Sumber : data diolah
77
Berdasarkan tabel diatas, keadaan LDR dari Bank Persero yang dijadikan sampel pada penelitian periode 2004-Juli 2010. Pada masa
penelitian ini LDR terendah terjadi pada bulan Januari 2004 yaitu sebesar 0,4040, sedangkan LDR tertinggi terjadi pada bulan Agustus
2008 yaitu sebesar 0,7898. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut
dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :
Gambar Grafik 4.3 Loan to Deposit Ratio LDR
Sumber: data diolah Tabel 4.3 menunjukkan peningkatan sebesar 7,57 persen. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan bank membayar penarikan yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
Ja n
-04 A
p r-
4 Ju
l- 4
O c
t- 04
Ja n
-05 A
p r-
5 Ju
l- 5
O c
t- 05
Ja n
-06 A
p r-
6 Ju
l- 6
O c
t- 06
Ja n
-07 A
p r-
7 Ju
l- 7
O c
t- 07
Ja n
-08 A
p r-
8 Ju
l- 8
O c
t- 08
Ja n
-09 A
p r-
9 Ju
l- 9
O c
t- 09
Ja n
-10 A
p r-
1 Ju
l- 1
LDR
LDR
78
d. Analisis Deskriptif Return On Assets ROA
Menurut F.S. Mishkin 2008 : 306, oleh karena pemilik bank harus mengetahui apakah banknya dikelola dengan baik, mereka
membutuhkan pengukuran yang baik mengenai profitabilitas bank. Ukuran dasar keuntungan bank adalah imbal hasil atas 78sset Return on Assetss-
ROA, laba bersih setelah pajak dibagi asset. ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang
dijalankan; karena ROA menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan secara rata-rata dari 1 asetnya.
Tabel 4.5 Return On Assets ROA
Bulan Tahun
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Jan
0,0271 0,0331 0,0151 0,0287 0,0328 0,0289 0,029
Feb
0,0249 0,0333 0,0176 0,0305 0,0324 0,0292 0,0277
Mar
0,0273 0,0343 0,0193 0,0274 0,0274 0,0274 0,0305
Apr
0,0287 0,0371 0,0223 0,0271 0,0263 0,0263 0,0295
Mei
0,0222 0,0327 0,0208 0,0276 0,0265 0,026
0,0287
Jun
0,0238 0,005
0,0202 0,0267 0,0243 0,0268 0,0296
Jul
0,0239 0,0069 0,0196 0,0266 0,0269 0,0264 0,0303
Ags
0,025 0,0074 0,0196 0,0268 0,0273 0,0264
-
Sep
0,0282 0,0042 0,0212 0,0265 0,0262 0,0257 -
Okt
0,0262 0,0057 0,0208 0,0268 0,0265 0,0267 -
Nov
0,0273 0,0102 0,0219 0,0268 0,026
0,0263 -
Des
0,0346 0,0254 0,0222 0,0276 0,0272 0,0271 -
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel diatas, keadaan ROA Investasi dari Bank
Persero yang dijadikan sampel pada penelitian periode 2004-Juli 2010. Pada masa penelitian ini terendah terjadi pada bulan September 2005
79
yaitu sebesar 0,0042, sedangkan tertinggi terjadi pada bulan April 2005 yaitu sebesar 0,0371.
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :
Gambar Grafik 4.5 Return On Assets ROA
Sumber : data diolah Tabel 4.5 menggambarkan kinerja Bank Persero dilihat dari
sisi kinerja profitabilitas yang diukur dengan Return on Assetss ROA. Selama periode tahun 2004 hingga Juli tahun 2007, Bank
Persero mengalami penurunan laba dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,6 persen per tahun. Namun, menjelang awal tahun 2008,
perolehan laba cenderung meningkat sebesar 0,9 persen dari tahun sebelumnya. Return On Assets mengalami penurunan kemungkinan
dipicu oleh peningkatan Non Performing Financing NPF yang
0.005 0.01
0.015 0.02
0.025 0.03
0.035 0.04
Ja n
-04 A
p r-
04 Ju
l- 04
O c
t- 04
Ja n
-05 A
p r-
05 Ju
l- 05
O c
t- 05
Ja n
-06 A
p r-
06 Ju
l- 06
O c
t- 06
Ja n
-07 A
p r-
07 Ju
l- 07
O c
t- 07
Ja n
-08 A
p r-
08 Ju
l- 08
O c
t- 08
Ja n
-09 A
p r-
09 Ju
l- 09
O c
t- 09
Ja n
-10 A
p r-
10 Ju
l- 10
ROA
ROA
80
mengharuskan bank harus menanggung biaya pencadangan aktiva produktif sehingga berpotensi menurunkan profitabilitas. Meski
demikian, secara keseluruhan pertumbuhan Return on Assetss ROA Bank Persero mengalami peningkatan.
e. Analisis Deskriptif Penawaran Kredit Investasi
Jumlah Penawaran Kredit Investasi dari kelompok Bank Persero, dimana jumlah tersebut terdiri dari kredit property, agribisnis dan lain-lain.
Bentuk-bentuk yang lebih spesifik dari kredit investasi ini antara lain kredit-kredit yang dikeluarkan untuk:
1 Membeli tanah baik tanah untuk industry, tanah untuk pertambangan, maupun tanah untuk perkebunan dan lain-lain.
2 Membeli mesin-mesin, alat-alat angkutan, peralatan-peralatan produksi dan lain-lain.
3 Mendirikan bangunan gedung pabrik, hotel, gedung perkantoran dan lain-lain.
4 Menanam tanaman-tanaman keras pada perkebunan sampai menghasilkan secara ekonomis.
5 Membangun sebuah kapal, pesawat terbang, peralatan-peralatan kerja yang akan dipakai sendiri.
81
Tabel 4.4 Kredit Investasi
Bulan Tahun
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Jan
50442 59167 60661 64963 71931
98088 118607
Feb
50788 60150 60061 63270 71655
100096 119829
Mar
51709 61268 60839 62737 73868
101481 120726
Apr
52206 62320 60049 62961 74344
102065 124443
Mei
54625 62261 61446 63877 76028
103542 122907
Jun
56296 62452 60431 67570 79112
107406 131693
Jul
56913 63057 59224 67678 80088
110501 129973
Ags
57851 64164 60476 69098 82828
113979 -
Sep
56750 63504 62030 67796 87368
111507 -
Okt
57018 62444 61714 68894 93108
113552 -
Nov
57405 61877 62463 71384 98195
114726 -
Des
59314 61413 62928 73733 96237
118994 -
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel diatas, keadaan Kredit Investasi dari Bank
Persero yang dijadikan sampel pada penelitian periode 2004-Juli 2010. Pada masa penelitian ini Penawaran Kredit Investasi terendah terjadi
pada bulan Januari 2004 yaitu sebesar 50442, sedangkan tertinggi terjadi pada bulan Juni 2010 yaitu sebesar 131693.
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :
82
Gambar Grafik 4.4 Kredit Investasi
Sumber : data diolah Tabel 4.4 Kredit Investasi yang disalurkan menunjukkan
peningkatan, selama periode Tahun 2004 hingga Juli 2010. Dengan rata-rata peningkatan sebesar 19,6 persen per tahun menunjukkan
konsistensi Bank Persero dalam menyalurkan Kredit Investasi dalam mempertahankan komitmennya untuk membantu menggerakkan
sektor riil. Selain itu, Bank Persero juga bertujuan meningkatkan laba dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.
2. Analisis Jalur Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Non
Performing Loan NPL, Loan to Deposit Ratio LDR Terhadap Return On Assets ROA dan Dampaknya pada Kredit Investasi.
Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang pertama menganalisis pengaruh CAR, NPL dan LDR sebagai
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000
Ja n
-04 A
p r-
04 Ju
l- 04
O c
t- 04
Ja n
-05 A
p r-
05 Ju
l- 05
O c
t- 05
Ja n
-06 A
p r-
06 Ju
l- 06
O c
t- 06
Ja n
-07 A
p r-
07 Ju
l- 07
O c
t- 07
Ja n
-08 A
p r-
08 Ju
l- 08
O c
t- 08
Ja n
-09 A
p r-
09 Ju
l- 09
O c
t- 09
Ja n
-10 A
p r-
10 Ju
l- 10
KI
KI
83
variabel eksogen terhadap ROA sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh CAR, NPL, LDR dan ROA
sebagai variabel eksogen terhadap Kredit Investasi sebagai variabel endogen. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16,
maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut.
Gambar 4.6 Diagram Jalur Hasil Perhitungan
Sumber : Output AMOS 16
a. Analisis Korelasi
Korelasi antara CAR, NPL dan LDR dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Korelasi Nilai CAR, NPL dan LDR
Korelasi Antar Variabel Estimasi
Probabilitas
CAR --
NPL 0,538
0,000 NPL
-- LDR
-0,480 0,000
CAR --
LDR -0,881
0,000 Sumber : data diolah
CAR
NPL
LDR
.63
ROA
.85
KI
-.48 .54
-.88 .95
-.85 .67
-.56
.22 .01
-.25
e1 e2
84
1 Korelasi antara Capital Adequacy Ratio CAR dan Non Performing Loan
NPL Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara
variabel CAR dan NPL sebesar 0,538. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada
0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: Ho; = 0 : Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara
dua variabel. Ha; 0 : Ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua
variabel. Pengujian berdasarkan signifikan:
Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak
Korelasi sebesar 0,538 mempunyai maksud hubungan antara variabel CAR dan NPL kuat dan searah. Searah artinya apabila
terjadi kenaikan CAR, maka NPL juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai
probabilitas sebesar 0,000 0,05 maka telah cukup bukti untuk
85
menolak Ho; =0 dan menerima Ha; 0 sehingga korelasi
signifikan. 2 Korelasi antara Non Performing Loan NPL dengan Loan to
deposit Ratio LDR
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel NPL dan LDR sebesar -0,480. Korelasi sebesar 0,000
mempunyai maksud hubungan antara variabel NPL dan LDR kuat dan berlawanan. Berlawanan Artinya apabila terjadi
kenaikan NPL, maka LDR akan mengalami penurunan, dan sebaliknya.
Korelasi dua
variabel tersebut
mempunyai probabilitas sebesar 0,000 0,05 maka telah cukup bukti untuk
menolak Ho; =0 dan menerima Ha; 0 sehingga korelasi
signifikan. 3 Korelasi antara Capital Adequacy Ratio CAR dan Loan to
Deposit Ratio LDR
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel CAR dan LDR sebesar -0,881. Korelasi sebesar 0,000
mempunyai maksud hubungan antara variabel CAR dan LDR sangat kuat dan berlawanan. Berlawanan artinya apabila terjadi
kenaikan CAR, maka nilai dari LDR akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai
probabilitas sebesar 0,000 0,05 maka telah cukup bukti untuk
86
menolak Ho; =0 dan menerima Ha; 0 sehingga korelasi
signifikan.
b. Analisis Jalur Pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap ROA
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur Substruktur pertama adalah sebagai berikut.
Gambar 4.7 Diagram Jalur Substruktur I
Sumber : data diolah Analisis jalur substruktur yang pertama adalah menganalisis
CAR, NPL dan LDR terhadap ROA baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat
terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari
besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat
terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability
CAR
NPL
LDR
.63
ROA
-.48 .54
-.88 .95
-.85 .67
e1
87
lihat lampiran. Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan
AMOS 16 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7 Pengaruh antara CAR, NPL, dan LDR terhadap ROA
Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas
R Square
CAR - - ROA
0,955 0,000
0,632 NPL
- - ROA -0,852
0,000 LDR
- - ROA 0,673
0,000 Sumber : data diolah
Untuk melihat pengaruh CAR, NPL, dan LDR secara gabungan terhadap ROA, kita dapat melihat hasil perhitungan pada
tabel 4.7 khususnya angka R square. Besarnya angka R square r
2
adalah 0,632. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel CAR, NPL, dan
LDR secara gabungan terhadap ROA dengan cara menghitung koefisien determinasi KD dengan menggunakan rumus berikut:
KD = r
2
x 100 KD = 0,632 x 100
KD = 63,2 Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel
CAR, NPL, dan LDR terhadap ROA adalah 63,2, sedangkan sisanya sebesar 36,8 100-63,2 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Dengan kata lain, variabilitas yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel CAR, NPL,
dan LDR adalah sebesar 63,2, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di luar model ini adalah sebesar 36,8.
88
Untuk melihat besarnya pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap ROA secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel
4.7, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.
1 Pengaruh antara variabel Capital Adequacy Ratio CAR dengan Return On Assets
ROA Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
CAR dengan ROA, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara CAR dengan ROA.
Ha : Ada hubungan linier antara CAR dengan ROA. Dengan kriteria sebagai berikut:
• Jika probabilitas penelitian 0,05 maka H
ditolak dan Ha diterima.
• Jika probabilitas penelitian 0,05 maka H
diterima dan Ha ditolak.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
ada hubungan linier antara variabel CAR dengan ROA. Besarnya pengaruh CAR dengan ROA sebesar 0,955atau 9,55.
Capital Adequacy Ratio CAR memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Return On Assets ROA. Artinya,
89
apabila Capital Adequacy Ratio CAR mengalami kenaikan, maka Return on Assets ROA juga akan mengalami kenaikan,
begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Werdaningtyas 2002, Lattu Merissa 1999, dan
Amiranti Masya 2009. Hasil ini juga didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Amiranti Masya 2009 yang secara rinci
berpendapat bahwa rasio CAR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, dimana bila terjadi kenaikan CAR maka ROA
akan semakin tinggi pula, hal ini terjadi karena kondisi bank yang beroperasi di Indonesia mulai membaik akibat crisis ekonomi
yang terjadi. Kecukupan modal bank yang digunakan untuk aktivitas operasionalnya mampu menghasilkan laba yang tinggi.
2 Pengaruh antara variabel Non Performing Loan NPL dengan Return On Asset
ROA. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
NPL dengan ROA, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara NPL dengan ROA.
Ha : Ada hubungan linier antara NPL dengan ROA. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
90
ada hubungan linier antara variabel NPL dengan ROA. Besarnya pengaruh NPL dengan ROA sebesar -0,845 atau -8,45.
NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada Return on Assets
ROA. Artinya, apabila NPL mengalami peningkatan, maka ROA akan menurun, begitu juga sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Anisyah Harahap 2006 hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dalam laporan keuangan perbankan tahun 2004, secara
global dapat dilihat bahwa rata-rata nilai NPL terus menerus menurun meskipun belum mencapai angka dibawah 5
sebagaimana yang diinginkan Bank Indonesia. Namun demikian, sebuah bank yang memilki nilai NPL sangat tidak serta merta
berarti hampir seluruh kredit bank tersebut adalah kredit lancar. Yang menunjukkan betapa sehatnya bank tersebut. Karena NPL
yang sangat kecil dapat saja dicapai oleh suatu bank yang hanya sedikit menyalurkan kreditnya.
3 Pengaruh antara variabel LDR dengan ROA. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
LDR dengan ROA dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara LDR dengan ROA.
91
Ha : Ada hubungan linier antara LDR dengan ROA. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel LDR dengan ROA. Besarnya
pengaruh LDR dengan ROA sebesar 0,667 atau 6,67. LDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada
ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan pada LDR maka ROA juga akan mengalami kenaikan. Hal sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dendawijaya 2003, Hasil ini juga didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Dendawijaya 2003:118 yang
secara rinci berpendapat bahwa tingginya rasio LDR menunjukkan rendahnya likuiditas dan rendahnya likuiditas akan
menyebabkan laba meningkat. Sebaliknya rendahnya rasio LDR menunjukkan tingginya likuiditas dan menyebabkan laba
menurun. Tingginya rasio LDR mengindikasikan bahwa dana
deposito dari masyarakat yang tertanam dalam pinjaman semakin besar. Dengan semakin besarnya penanaman kredit maka dalam
kondisi yang normal akan menyebabkan laba yang meningkat. Laba ini berasal dari penerimaan bunga pinjaman dari kredit yang
disalurkan. Tetapi jika bank mengurangi jumlah kredit yang telah dikucurkan mengubah aktiva kredit menjadi aktiva yang kurang
produktif, maka kemampuan bank untuk menghasilkan
92
penghasilan terutama penghasilan yang berasal dari bunga pinjaman akan turun. Penurunan ini akan berakibat menurunnya
ROA.
c. Analisis Jalur Pengaruh Variabel CAR, NPL, LDR dan ROA
terhadap Kredit Investasi
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua adalah sebagai berikut.
Gambar 4.8 Diagram Jalur Substruktur II
Sumber : Output AMOS Analisis jalur sub struktur yang kedua adalah menganalisis
pengaruh CAR, NPL, LDR dan ROA terhadap Kredit Investasi baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya
pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel
secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized
Regression Weight.
Sedangkan untuk melihat
CAR
NPL
LDR ROA
.85
KI
-.48 .54
-.88 -.56
.22 .01
-.25
e1 e2
93
signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight
kolom Probability lihat pada lampiran .
Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan Software AMOS
16 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Pengaruh antara CAR, NPL, LDR dan ROA terhadap Kredit Investasi
Pengaruh antar variable Estimasi
Probabilitas R
Square
CAR - - KI
-0,562 0,000
0,854 NPL
- - KI -0,429
0,002 LDR
- - KI 0,220
0,033 ROA
- - KI 0,010
0,892 Sumber : data diolah
Untuk melihat pengaruh variabel CAR, NPL, LDR dan ROA terhadap Kredit Investasi secara gabungan dapat dilihat pada tabel 4.8
kolom R square. Besarnya angka R square r
2
adalah sebesar 0,854. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh CAR, NPL, LDR dan ROA
terhadap Kredit Investasi secara gabungan adalah 85,4 0,854 x 100, sedangkan sisanya sebesar 14,6 100 - 85,4 dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Dengan kata lain, variabilitas yang dapat diterangkan dengan menggunakan
variabel CAR, NPL, LDR dan ROA terhadap Kredit Investasi sebesar 85,4, sementara pengaruh 14,6 disebabkan oleh variabel-variabel
lain di luar model ini yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Untuk melihat besarnya pengaruh CAR, NPL, LDR dan ROA
terhadap Kredit Investasi secara parsial, digunakan kolom estimasi
94
pada tabel 4.8, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.
1 Pengaruh antara variabel CAR terhadap Kredit Investasi Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H dan menerima Ha. Artinya,
ada hubungan linier antara variabel CAR terhadap Kredit Investasi. Besarnya pengaruh CAR terhadap Kredit Investasi
sebesar -0,562 atau -5,62. CAR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap Kredit Investasi. Artinya, apabila nilai CAR meningkat maka jumlah Kredit Investasi mengalami penurunan, begitu pula
sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiranti Marsya 2009, Hal ini dikarenakan dana atau
modal yang dimiliki suatu bank tersalurkan kepada kredit UMKM yang diberikan kepada masyarakat sehingga mengurangi
permodalan bank. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi 2007 dengan menggunakan metode OLS
Ordinary Least Square dan bantuan program Eviews, yang
menemukan bahwa variabel CAR secara parsial menunjukan pengaruh yang signifikan
2 Pengaruh antara variabel NPL terhadap Kredit Investasi. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,002 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H dan menerima Ha. Artinya,
95
ada hubungan linier antara variabel NPL terhadap Kredit Investasi. Besarnya pengaruh NPL terhadap Kredit Investasi
sebesar -0,249 atau -2,49. NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap ROA. Artinya, apabila nilai NPL meningkat maka jumlah Kredit Investasi mengalami penurunan, begitu pula
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi 2007 dengan menggunakan metode
OLS Ordinary Least Square dan bantuan program Eviews, yang menemukan bahwa variabel NPL secara parsial menunjukkan
pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja bank Umum pada sector UMKM. Selama
masa observasi NPL kredit Investasi dan Modal Kerja yang tinggi menyebabkan Kredit Investasi dan Modal Kerja bank Umum
kepada sector UMKM berkurang. Sebaliknya, NPL yang rendah secara signifikan meningkatkan Kredit Investasi bank Umum
kepada sector ini. Hasil ini sejalan dengan fenomena dimana NPL yang tinggi menyebabkan bank harus membentuk cadangan
penghapusan yang lebih besar sehingga dana yang dapat disalurkan lewat pemberian kredit juga semakin berkurang.
3 Pengaruh antara variabel LDR terhadap Kredit Investasi. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,033 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H dan menerima Ha. Artinya,
96
ada hubungan linier antara variabel LDR terhadap Kredit Investasi. Besarnya pengaruh LDR terhadap Kredit Investasi
sebesar 0,220 atau 2,20. LDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan nilai LDR maka jumlah Kredit Investasi juga akan mengalami kenaikan. Hasil
penelitian Dewi Nur sa’adah 2006 dan Nila Kurniawati 2010, menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap
Kredit. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan. Kenaikan simpanan masyarakat selalu diikuti dengan
kenaikan secara proporsional pada kredit yang disalurkan oleh perbankan. Karena simpanan masyarakat sangat berpengaruh
terhadap ekonomi perbankan terutama di bidang penyaluran kredit.
4 Pengaruh antara variabel ROA terhadap Kredit Investasi. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,892 0,05. Maka
tidak cukup data untuk menolak H dan menerima Ha. Artinya,
tidak ada hubungan linier antara variabel ROA terhadap Kredit Investasi. Besarnya pengaruh LDR terhadap Kredit Investasi
sebesar 0,010 atau 1,0. ROA memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan
terhadap Kredit Investasi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawati 2007 yang
97
menggunakan metode OLS dengan bantuan SPSS, bahwa ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit modal kerja
pada Bank Umum Januari 2002-Februari 2006. Hasil ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Francisca dan
Hasan Siregar 2008 yang menggunakan metode regresi berganda dengan SPSS 15, bahwa ROA memiliki pengaruh yang
positif dan signfikan terhadap volume kredit.Selain itu, hal ini juga tidak sesuai dengan pendapat Muliaman Haddad 2004 yang
menyatakan bahwa besarnya ROA menjadi salah satu keputusan
bank untuk menyalurkan kredit. Perbedaan hasil ini dikarenakan
peneliti memiliki objek dan masa penelitian penelitian yang berbeda. Perbedaan hasil penelitian kali ini juga disebabkan
karena fenomena tersendatnya intermediasi perbankan yang terjadi pada tahun 2007 – 2009 yang dilaporkan pada Tinjauan
Kebijakan Moneter Bank Indonesia. Krisis global yang memuncak tahun 2008 masih
menyisakan dampak antara lain pada pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia. Setelah kredit mencapai tingkat
pertumbuhan yang tinggi pada 2008, dengan puncaknya pada bulan Oktober, pertumbuhan kredit kemudian mulai melambat
pada akhir tahun 2008.Rendahnya pertumbuhan kredit selama semester I 2009 disebabkan antara lain oleh menurunnya
kebutuhan kredit pengusaha di sektor riil terkait dengan daya
98
belimasyarakat dan ekspor yang menurun, masih tingginya suku bunga kredit perbankan meskipun BI rate secara konsisten telah
diturunkan, dan sikap bank yang cenderung sangat berhati-hati dalam mengucurkan kreditnya. Jadi meskipun ROA cenderung
mengalami peningkatan, namun hal tersebut tidak dibarengi dengan meningkatnya penyaluran kredit perbankan. Bank
Indonesia, 2009
Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen
Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas
Kesimpulan
CAR ROA
,955 0,000
Signifikan NPL
ROA -,852
0, 000 Signifikan
LDR ROA
,673 0,000
Signifikan CAR
KI -,562
0,002 Signifikan
NPL KI
-,249 0,002
Signifikan LDR
KI ,220
0,033 Signifikan
ROA KI
,010 0,892
Tidak Signifikan Sumber : data diolah
d. Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit
Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model Goodness of Fit sebagai berikut.
99
Tabel 4.10 Hasil Uji
Goodness of Fit Pengaruh CAR, NPL, LDR terhadap ROA dan Dampaknya pada Kredit Investasi
Laporan Statistik Nilai yang
Direkomendasikan Imam Ghozali, 2008
Hasil Keterangan
Absolut Fit
Prob.
2
χ
Tidak signifikan p 0.05 -
Model tidak cocok
2
χ
df
≤
5 2
- -
RMSEA 0.1
0.05 0.01
0.05 ≤
≤ x 0.08
- Poor Fit
GFI
≥
0.9 -
-
Incremental Fit
AGFI
≥
0.9 -
- TLI
≥
0.9 -
- NFI
≥
0.9 1
Perfect Fit
Parsimonious Fit
PNFI 0-1.0
Poor Fit PGFI
0-1.0 Poor Fit
Sumber : data diolah Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih banyak yang tidak
Terdefinisi maka pengujian tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini disebabkan dalam model tersebut masih ada pengaruh antar variabel yang
tidak signifikan. Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis jalur model trimming.
Analisis Jalur Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur bila koefisien betanya eksogen
tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur panah yang memiliki koefisien betanya tidak signifikan dan yang
memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil trimming model dapat dilihat pada tabel berikut.
100
Tabel 4.11 Hasil Uji
Goodness of Fit Setelah Modifikasi Indeks
Goodness of Fit
Cut-Off Value Hasil Uji
Sebelum Trimming
Trimming I
Absolut Fit
Prob.
2
χ Tidak signifikan
p 0.05
- 0.892
Df 1
2
χ df ≤
5 2
- 0.018
RMSEA 0.1
0.05 0.01
0.05 ≤
≤ x 0.08
0.681 0.000
GFI ≥
0.9 1
1
Incremental Fit
AGFI ≥
0.9 -
0.999 TLI
≥ 0.9
- 1.027
NFI ≥
0.9 1
1 PNFI
0-1.0 0.100
PGFI 0-1.0
0.067 Sumber : data diolah
Pada trimming, jalur panah Return On assets ROA pada Kredit Investasi dihilangkan karena memiliki probabilitas 0,892 0,05 tidak
signifikan. Dari hasil modifikasi I model analisis jalur dengan menghilangkan jalur panah Return On Assets ROA pada Kredit
Investasi, diperoleh indeks kesesuaian model yang cukup baik. Akan tetapi masih terdapat probabilitas yang lebih dari 0,05. Dari dimodifikasi kedua,
maka dapat diperoleh hasil perhitungan dalam tabel sebagai berikut.
101
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah
Trimming Pengaruh Variabel
Estimasi Probabilitas Kesimpulan
CAR - -
ROA 0,955
0,000 Signifikan
NPL - -
ROA -0,852
0,000 Signifikan
LDR - -
ROA 0,673
0,000 Signifikan
CAR - -
KI -0,553
0,000 Signifikan
NPL - -
KI -0,257
0,000 Signifikan
LDR - -
KI 0,227
0,013 Signifikan
Sumber : data diolah Dikarenakan terjadi beberapa trimming bagi jalur yang tidak
signifikan, maka dari itu penelitian selanjutnya bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap
Penawaran ROA. 2. Untuk menganalisis pengaruh CAR,NPL dan LDR Kredit Investasi.
3. Analisis Jalur Setelah Trimming
Pengujian analisis jalur setelah trimming terdiri dari 2 dua sub struktur. Yang pertama adalah menganalisis pengaruh antara pengaruh
CAR, NPL, dan LDR terhadap ROA baik secara simultan maupun parsial.
Yang kedua menganalisis pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap Kredit Investasi baik secara simultan maupun parsial. Dari hasil perhitungan
setelah trimming dengan menggunakan AMOS 16, maka dapat digambarkan diagram jalur setelah trimming sebagai berikut.
102
Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah
Trimming
Sumber : Output Amos 16
Tabel 4.13 Hasil Korelasi antara CAR, NPL, dan LDR setelah
Trimming Korelasi Antar Variabel
Estimasi Probabilitas
CAR --
NPL 0,538
0,000 NPL
-- LDR
-0,480 0,000
CAR --
LDR -0,881
0,000 Sumber : data diolah
Korelasi antara CAR, NPL dan LDR bank Persero tidak berbeda dengan analisis korlasi sebelum trimming.
a. Analisis Jalur Pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap ROA
Secara Simultan dan Parsial
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama adalah sebagai berikut
.
CAR
NPL
LDR
.63
ROA
.85
KI
-.48 .54
-.88 .95
-.85 .67
-.55
.23 -.26
e1 e2
103
Gambar 4.10 Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah
Trimming
Sumber : data diolah Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk
ringkasan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.14 Hasil Uji Pengaruh antara CAR, NPL, LDR terhadap ROA
Pengaruh antar variable Estimasi
Probabilitas R Square
CAR - -
ROA 0,955
0,000 0,632
NPL - -
ROA -0,852
0,000 LDR
- - ROA
0,673 0,013
Sumber : data diolah Besarnya pengaruh variabel CAR, NPL, dan LDR terhadap
ROA secara simultan adalah 63,2, sedangkan sisanya sebesar 36,8 100-63,2 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan
dalam penelitian. Besarnya pengaruh CAR terhadap ROA sebesar 0,955 atau 95,5, NPL terhadap ROA sebesar -0,852 atau -85,2,
LDR terhadap ROA sebesar 0,673 atau 67,3.
CAR
NPL
LDR
.63
ROA
-.48 .54
-.88 .95
-.85 .67
e1
104
b. Analisis Jalur Pengaruh CAR, NPL dan LDR terhadap Kredit
Investasi Secara Simultan dan Parsial
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua adalah sebagai berikut.
Gambar 4.11 Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah
Trimming
Sumber : data diolah Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk
ringkasan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.15 Hasil Uji Pengaruh CAR, NPL dan LDR terhadap
Kredit Investasi Pengaruh antar variable
Estimasi Probabilitas R Square
CAR - - KI
-0,553 0,000
0,854 NPL
- - KI -0,257
0,000 LDR
- - KI 0,227
0,013 Sumber : data diolah
Besarnya pengaruh variabel CAR, NPL dan LDR terhadap Kredit Investasi secara simultan adalah 85,4, sedangkan sisanya
sebesar 14,6 100-85,4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Besarnya pengaruh CAR terhadap
Kredit Investasi sebesar -0,553 atau -5,53, pengaruh NPL terhadap
CAR
NPL LDR
.-25 .85
KI
.54 -.48
-.88 .-56
.22 E2
105
Kredit Investasi sebesar -0,257 atau -2,57, pengaruh LDR terhadap Kredit Investasi sebesar 0,227 atau 2,27.
1 Pengaruh antara variabel CAR terhadap Kredit Investasi Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H dan menerima Ha. Artinya,
ada hubungan linier antara variabel CAR terhadap Kredit Investasi. Besarnya pengaruh CAR terhadap Kredit Investasi
sebesar -0,553 atau -5,53. CAR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap Kredit Investasi. Artinya, apabila nilai CAR meningkat maka jumlah Kredit Investasi mengalami penurunan, begitu pula
sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiranti Marsya 2009, Hal ini dikarenakan dana atau
modal yang dimiliki suatu bank tersalurkan kepada kredit UMKM yang diberikan kepada masyarakat sehingga mengurangi
permodalan bank. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi 2007 dengan menggunakan metode OLS
Ordinary Least Square dan bantuan program Eviews, yang
menemukan bahwa variabel CAR secara parsial menunjukan pengaruh yang signifikan
2 Pengaruh antara variabel NPL terhadap Kredit Investasi. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H dan menerima Ha. Artinya,
106
ada hubungan linier antara variabel NPL terhadap Kredit Investasi. Besarnya pengaruh NPL terhadap ROA sebesar -0,257
atau -2,57. NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap Kredit Investasi. Artinya, apabila nilai NPL meningkat maka jumlah Kredit Investasi mengalami penurunan, begitu pula
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Luh Gede Meydianawathi 2007 dengan menggunakan metode
OLS Ordinary Least Square dan bantuan program Eviews, yang menemukan bahwa variabel NPL secara parsial menunjukkan
pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja bank Umum pada sector UMKM. Selama
masa observasi NPL kredit Investasi dan Modal Kerja yang tinggi menyebabkan Kredit Investasi dan Modal Kerja bank Umum
kepada sector UMKM berkurang. Sebaliknya, NPL yang rendah secara signifikan meningkatkan Kredit Investasi bank Umum
kepada sector ini. Hasil ini sejalan dengan fenomena dimana NPL yang tinggi menyebabkan bank harus membentuk cadangan
penghapusan yang lebih besar sehingga dana yang dapat disalurkan lewat pemberian kredit juga semakin berkurang.
5 Pengaruh antara variabel LDR terhadap Kredit Investasi. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,013 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H dan menerima Ha. Artinya,
107
ada hubungan linier antara variabel LDR terhadap Kredit Investasi. Besarnya pengaruh LDR terhadap Kredit Investasi
sebesar 0,220 atau 2,20.
LDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan nilai LDR maka jumlah Kredit
Investasi juga akan mengalami kenaikan. Hasil penelitian Dewi Nur sa’adah 2006 dan Nila Kurniawati 2010, menunjukkan bahwa LDR
berpengaruh positif signifikan terhadap Kredit. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan. Kenaikan simpanan masyarakat
selalu diikuti dengan kenaikan secara proporsional pada kredit yang disalurkan oleh perbankan. Karena simpanan masyarakat sangat
berpengaruh terhadap ekonomi perbankan terutama di bidang penyaluran kredit.
c. Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit Setelah Trimming
Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model Goodness of Fit
sebagai berikut.
108
Tabel 4.16 Hasil Uji
Goodness of Fit Setelah Trimming
Sumber : data diolah Dilihat dari nilai chi-square sebesar 0,018 dengan probabilitas
0,892 yang jauh diatas 0,05 dapat disimpulkan bahwa data empiris sesuai dengan model. Begitu juga apabila dilihat dari kriteria fit
lainnya seperti CMINDF
2
χ df sebesar 0,018 yang dapat disimpulkan bahwa model sangat baik karena berada dibawah 2.
Begitu juga apabila dilihat dari krteria fit lainnya seperti GFI, TLI, NFI, AGFI yang berada di atas 0,90 yang dapat disimpulkan bahwa
model sangat baik. Nilai PNFI dan PGFI masih relatif kecil yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan model yang signifikan.
Laporan Statistik
Nilai yang Direkomendasikan
Imam Ghozali, 2008 Hasil
Keterangan Absolut Fit
2
χ
prob. Tidak signifikan p 0.05
0,892 Model cocok
Df 1
2
χ df
≤
5 2
0,018 good fit
RMSEA 0.1
0.05 0.01
0,05 ≤
≤ x 0,08
0,000 good fit
GFI 0,9
1 good fit
Incremental Fit
AGFI
≥
0,9 0,999
good fit TLI
≥
0,9 1,027
good fit NFI
≥
0,9 1
good fit Parsimonious Fit
PNFI 0-1,0
0,1 Lebih besar lebih
baik PGFI
0-1,0 0,067
Lebih besar lebih baik
109
Menurut Imam Ghozali 2008 apabila salah satu kriteria tidak fit maka dapat melihat kriteria fit yang lainnya.
d. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
Beberapa pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total tentang pengaruh antara CAR, NPL, dan LDR terhadap Kredit
Investasi serta Dampaknya terhadap ROA dapat dilihat pada tabel dan uraian sebagai berikut:
1 Pengaruh antara variabel CAR terhadap ROA. CAR memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar 0,955.
2 Pengaruh antara variabel NPL terhadap ROA. NPL memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar -0,852.
3 Pengaruh antara variabel LDR terhadap ROA. LDR memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar 0,673.
4 Pengaruh antara variabel CAR terhadap Kredit Investasi. CAR memiliki pengaruh langsung terhadap Kredit Investasi
sebesar -0,553. 5 Pengaruh antara variabel NPL terhadap Kredit Investasi.
NPL memiliki pengaruh langsung terhadap Kredit Investasi sebesar -0,257.
6 Pengaruh antara variabel LDR terhadap Kredit Investasi. LDR memiliki pengaruh langsung terhadap Kredit Investasi
sebesar 0.227.
110
Tabel 4.17 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan
Tidak Langsung, dan Pengaruh Total tentang pengaruh antara CAR X
1
, NPL X
2
, dan LDR X
3
terhadap Kredit Investasi Y serta Dampaknya pada ROAZ
Pengaruh variabel Pengaruh Kausal
Langsung Tidak Langsung
Melalui Y Total
X
1
Y 0,955
- 0,955
X
2
Y -0,852
- -0,852
X
3
Y 0,673
- 0,673
X
1
Z -0,553
- -0,553
X
2
Z -0,257
- -0,257
X
3
Z 0,227
- 0,227
Sumber : data diolah
C. Interpretasi