18
D. Prinsip-prinsip Perkreditan
Dalam melaksanakan perkreditan secara sehat, Mandala Manurung dan Prathama Rahardja 2004:193 menyebutkan, ada 5 prinsip penyaluran
kredit yang biasa di sebut dengan 5C. keenam prinsip tersebut adalah : a.
Character Yang mendasari pemberian kredit adalah kepercayaan, yaitu
adanya keyakinan dari pihak Bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga
mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat ataupun dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Karakter character mencakup keinginan kuat calon debitur untuk memenuhi janji atau melunasi kewajiban sesuai
jadwal, dalam kondisi baik atau buruk. Dengan demikian dalam unsure karakter tercakup kemampuan membayar ability to pay dan keinginan
membayar willingness to pay. Manfaat dari penilaian soal character ini untuk mengetahui sampai
dimana tingkat kejujuran dan integritas dan tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajibanya dari calon debitur. Soal
character ini mempunyai faktor yang dominan, sebab walaupun calon
debitur mampu untuk menyelesaikan utangnya tetapi jika tidak mempunyai itikad baik tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank
dikemudian hari.
19
Untuk menilai karakter memang sulit, karena masing-masing manusia mempunyai watak yang berbeda satu sama lainnya, oleh karena
itu para pengelola kredit harus juga mempunyai keterampilan psikologi praktis untuk mengenali watak dari para calon debiturnya. Untuk dapat
mengambil kesimpulan mengenai character, diperlukan juga pengalaman yang cukup dalam menilai character dari calon debiturnya.
b. Capacity
Kapasitas Capacity berkaitan dengan kemampuan calon debitur untuk melunasi kredit sesuai jadwal. Capacity adalah penilaian kepada
calon debitur mengenai mengenai kemampuan melunasi kewajiban- kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai
dengan kredit dari Bank. Jadi jelaslah maksud dari penilaian terhadap capacity
ini untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut, akan mampu untuk melunasinya tepat pada
waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakatinya. c.
Capital Yaitu jumlah danamodal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
Hal ini kelihatannya kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana. Penilaian atas modal capital yang dimiliki calon
debitur ingin melihat kekuatan permodalan, juga komitmen dalam usaha, makin besar modal yang dimiliki dapat merupakan indikasi makin besar
kemampuan dan komitmen dalam menjalankan usaha.
20
Namun demikian halnya dalam kaitan bisnis yang murni, semakin kaya seseorang semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Dan secara
rasional hal ini tidaklah mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi yang besar dibandingkan
kredit yang diperolehnya Bank tentu akan melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan dan biasnya akan berhasil. Kemampuan modal sendiri
ini merupakan benteng yang kuat agar tidak terkena goncangan dari luar, misalnya dalam situasi pasar modal dengan suku bunga yang tinggi maka
sebaiknya komposisi modal sendiri ini harus besar. Sebaliknya calon debitur yang sama sekali tidak memiliki modal sendiri yang besar, ia akan
kurang serius yang menangani proyeknya dan biasanya lebih banyak avonturir, apabila ada goncangan keuangan dari pihak luar akan cepat
mengalami kegagalan. d.
Collateral Jaminan collateral amat dibutuhkan oleh bank untuk menghindari
atau mengurangi resiko kerugian, bila terjadi hal-hal yang buruk dari usaha yang dikelola nasabah. Penilaian jaminan bukan hanya dari nilai
finansialnya saja, tetapi juga kualitas asset yang dimiliki calon debitur. Jaminan juga dapat dijadikan alat pengaman dalam menghadapai
kemungkinan adanya ketidak pastian pada kurun waktu yang akan dating pada saat kredit tersut harus dilunasi. Jaminan ini sifatnya sebagai
pelengkap dari kelayakan dari proyek nasabah. Jaminan ini tidak akan memperbaiki tingkat feasibility suatu proyek, namun agar proyek yang
21
feasible tersebut menjadi bank-able dapat dibiayai dari kredit Bank harus
ada jaminan collateral tersebut. Pada hakikatnya bentuk jaminan ini dapat bermacam-macam tidak
hanya berbentuk jaminan kebendaan yang berwujud fisik saja tetapi juga jaminan yang tidak berwujud kebendaan, misalkan seperti rekomendasi
dan lain-lain. e.
Condition of Economy Condition of Economy
yaitu situasi dan kondisi politik, sosial, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada
suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari
perusahaan yang memperoleh kredit. Kondisi ekonomi adalah lingkungan eksternal perusahaan yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar
terhadap keberhasilan usaha. Condition of Economy sangat penting untuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan
yang bergerak diluar negeri sendiri. Faktor-faktor makro ekonomis ini termasuk pula peraturan pemerintah setempat akan sangat berpengaruh
terhadap suksesnya suatu perusahaan. Adapun maksud penilain terhadap condition of economy
dimaksudkan pula untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu Negara atau suatu daerah akan
memberikan dampak yang bersifat positif ataupun dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan yang memperoleh kredit tersebut.
22
E. Tujan Kredit