hasil validasi pedoman wawancara oleh ketiga ahli dapat dilihat pada lampiran O. Hasil validasi kemudian digunakan untuk merevisi kekurangan-kekurangan instrumen
tes dan pedoman wawancara sesuai saran perbaikan dari validator. Tahap berikutnya adalah uji reliabilitas yang dilaksanakan pada kelas VII-G
SMP Negeri 4 Jember dengan jumlah 36 siswa. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal dapat digunakan atau tidak. Jika hasil uji reliabilitas menunjukkan
bahwa tes tidak reliabel maka tes akan direvisi dan dilakukan uji reliabilitas kembali. Sehingga, kedua tes dapat dinyatakan valid dan dapat digunakan.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Validitas Instrumen Tes
Uji validitas pada tes pertama yaitu tes pemecahan masalah berisi validitas isi, validitas konstruksi, bahasa soal, alokasi waktu, dan petunjuk. Untuk menguji
validitas isi, aspek yang diamati yaitu kesesuaian soal dengan indikator kisi-kisi tes sedangkan untuk menguji validitas konstruksi, soal yang disajikan merupakan bentuk
pemecahan masalah. Aspek yang diamati pada bahasa soal yaitu kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia, kalimat soal tidak mengandung arti ganda
ambigu, dan kalimat soal komunikatif, menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami siswa, serta merupakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil validasi tes pemecahan masalah, nilai rerata total Va untuk seluruh aspek dihitung berdasarkan rerata nilai untuk setiap aspek I
i
. Diperoleh Va = 4,13 artinya soal yang dibuat tergolong kategori valid sehingga tidak perlu dilakukan
uji validitas kembali dan dapat digunakan dalam penelitian namun diadakan perbaikan pada instrumen tes sesuai saran revisi dari validator. Hasil revisi dapat
dilihat pada lampiran C1.
Adapun saran revisi dari validator diantaranya: a.
Menggunakan simbol “×” bukan huruf � yang terdapat pada instrumen tes.
b. Kalimat soal pada nomor dua dan tiga kurang sederhana sehingga berpotensi
untuk membingungkan siswa ketika mengerjakan. c.
Terdapat saran untuk membagi poin nomor dua menjadi dua kalimat yaitu “Kerjakan pada kertas yang telah disediakan dengan menuliskan nama dan
nomor absen.” Menjadi “Kerjakan pada kertas yang telah disediakan.” dan “Tuliskan nama dan nomor absen.”
Uji validitas pada tes kedua yaitu tes pemecahan masalah metakognisi berisi validitas isi, validitas konstruksi, bahasa soal, alokasi waktu, dan petunjuk. Aspek
yang diamati oleh validator pada uji validitas tes ini sama seperti uji validitas tes pertama, namun pada tes kedua ini tidak ada alokasi waktu sebagai aspek yang
diamati oleh validator. Berdasarkan hasil validasi tes pemecahan masalah metakognisi, nilai rerata total Va untuk seluruh aspek dihitung berdasarkan rerata
nilai untuk setiap aspek I
i
adalah 4,19. Hal ini menunjukkan bahwa soal yang dibuat tergolong kategori valid sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas kembali dan
dapat digunakan dalam penelitian namun diadakan perbaikan pada instrumen tes sesuai saran revisi dari validator.
Adapun saran revisi dari validator diantaranya: a.
Menggunakan simbol “×” bukan huruf � yang terdapat pada instrumen t tes. b. Kalimat soal pada nomor satu kurang sederhana.
c. Terdapat saran untuk membagi poin nomor dua menjadi dua kalimat yaitu “Kerjakan pada kertas yang telah disediakan dengan menuliskan nama dan
nomor absen.” Menjadi “Kerjakan pada kertas yang telah disediakan.” dan “Tuliskan nama dan nomor absen.”
Hasil revisi dapat dilihat pada lampiran I1. Tahap berikutnya adalah uji reliabilitas yang dilakukan pada kelas VII-G.
4.2.2 Uji Validitas Pedoman Wawancara