18
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang Nazir, 2005:54. Sedangkan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
Moleong, 2012:6. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen Moleong, 2012:9.
Jadi, penelitian yang berjenis deskriptif kualitatif ini akan menganalisis pengetahuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pokok
bahasan perbandingan kelas VII di SMP Negeri 4 Jember. Pendeskripsian penelitian ini dilakukan dengan memberi gambaran tentang pengetahuan metakognisi siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika pokok bahasan perbandingan berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah berbasis Polya.
3.2 Daerah dan Subjek Penelitian
Daerah penelitian adalah tempat atau daerah yang dijadikan objek penelitian. Pada penelitian ini, peneliti memilih SMP Negeri 4 Jember dengan beberapa alasan
sebagai berikut. a.
Di SMP Negeri 4 Jember belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis.
b. Guru SMP Negeri 4 Jember sebagian besar belum memahami tentang
pengetahuan metakognisi siswa yang akan berdampak positif terhadap proses belajar siswa.
c. Kesadaran dalam berpikir atau metakognisi siswa SMP Negeri 4 Jember
menurut guru matematika kelas VII masih tergolong rendah sehingga sebagian besar siswa kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah
matematika. Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan
sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Pada penelitian ini, penentuan subjek dilakukan dengan memberi tes pemecahan masalah
matematika untuk diselesaikan. Setelah mengetahui hasilnya, peneliti melakukan pengoreksian dan penskoran untuk menentukan kedudukan siswa dalam
pengelompokan kemampuan pemecahan masalah matematikanya. Kemudian peneliti membagi siswa ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok siswa berkemampuan
pemecahan masalah matematika tinggi, kelompok siswa berkemampuan pemecahan masalah matematika sedang, dan kelompok siswa berkemampuan pemecahan
masalah matematika rendah. Pengelompokan siswa pada penelitian ini mengacu pada teknik
pengelompokan sama rata, yaitu dengan menentukan skor maksimum dan skor minimum, mencari range jarak pengukuran antara skor maksimum dan skor
minimum dan menentukan luas interval dengan menggunakan rumus:
Luas interval =
Range Kelas
Slameto dalam Safrida, 2014:29. Sehingga Luas interval =
Range Kelas
=
100 −0
3
= 33,33. Penentuan batas kelompok siswa berdasarkan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematikanya disajikan dalam tabel 3.1 di bawah
ini.
Tabel 3.1 Penentuan Kelas Interval Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
No. Kelas Interval
Kelompok Siswa
1. 66,66 nilai ≤ 100
Tinggi 2.
33,33 nilai ≤ 66,66 Sedang
3. 0 ≤ nilai ≤ 33,33
Rendah
Tahap selanjutnya setelah pengelompokan adalah pemilihan satu siswa dari masing-masing kelompok, pemilihan ini dilakukan peneliti dengan wawancara
terlebih dahulu dengan guru matematika kelas VII dan wali kelas. Sehingga ada 3 siswa yang akan dipilih sebagai subjek penelitian. Tiap siswa yang dipilih dari
masing-masing kelompok juga harus memiliki kemampuan komunikasi terbaik sehingga diharapkan dapat mempermudah proses pengumpulan data khususnya
pengetahuan metakognisi pada pelaksanaan metode think aloud dan wawancara. Ketiga siswa tersebut selanjutnya diberi nama S1, S2, dan S3.
3.3 Definisi Operasional