intelektual siswa, dengan pemberian soal pemecahan masalah matematika secara kontinu siswa akan terasah dalam berpikir dan menentukan strategi-strategi
penyelesaiannya. Jadi, pemecahan masalah adalah proses mental yang kompleks yang memerlukan visualisasi, imajinasi, manipulasi, analisis, dan penyatuan ide untuk
menetapkan masalah, menemukan kaidah-kaidah dan kombinasi-kombinasi yang telah dimiliki sebelumnya yang dapat diterapkan sehingga menemukan suatu solusi
atau jalan keluar untuk suatu persoalan baru yang spesifik.
2.3 Pemecahan Masalah Matematika Berbasis Polya
Salah satu model pemecahan masalah yang tahapannya sangat dikenal dalam dunia pendidikan adalah model pemecahan masalah yang dikembangkan oleh G.
Polya. Menyelesaikan atau memecahkan masalah menurut Polya adalah mencari suatu tindakan yang sesuai secara sadar untuk mencapai tujuan yang memang tidak
dapat diperoleh secara langsung. Selanjutnya, Polya juga menjelaskan bahwa untuk memecahkan suatu masalah terutama yang berkaitan dengan soal cerita diperlukan
empat tahap, yaitu a memahami masalah, b membuat rencana, c melaksanakan rencana, dan d menelaah kembali dalam Hobri, 2009:42.
Menurut Santo 2011:53-54, keempat langkah pokok yang dikemukakan Polya tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.
1 Memahami masalah
Memahami masalah merupakan langkah yang sangat penting dalam menyelesaikan masalah. Tanpa memahami masalah dengan baik, sudah tentu
seseorang tidak akan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Langkah ini dimulai dengan pengenalan apa yang tidak diketahui atau yang ingin didapatkan.
Selanjutnya pemahaman apa yang diketahui serta data apa yang tersedia, kemudian melihat apakah data serta syarat yang tersedia mencukupi untuk menentukan apa
yang ingin didapatkan. 2
Menyusun rencana
Pada langkah ini diperlukan kemampuan untuk melihat hubungan antara data serta kondisi apa yang adatersedia dengan data dan apa yang tidak diketahuidicari.
Jika hubungan tersebut tidak ditemukan, dapat dicari dengan alat bantu yang lain. Selanjutnya disusun sebuah rencana penyelesaian masalah, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: apakah siswa pernah menjumpai masalah itu sebelumnya; apakah siswa dapat menggunakan teorema untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Untuk masalah yang agak luas dapat diselesaikan bagian demi bagian dari masalah tersebut. Selanjutnya siswa dapat menyusun rencana dengan membuat sistematis
langkah-langkah penyelesaian. 3
Melaksanakan Rencana Rencana penyelesaian yang telah dibuat sebelumnya, kemudian dilaksanakan
secara cermat pada setiap langkah. Dalam pelaksanaan rencana atau menyelesaikan model matematika yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, siswa diharapkan
memperhatikan prinsip-prinsip aturan-aturan pengerjaan yang ada untuk mendapatkan hasil penyelesaian model yang benar. Untuk itu pengecekan pada setiap
langkah penyelesaian harus selalu dilakukan untuk memastikan kebenaran jawaban model tersebut.
4 Memeriksa Kembali
Pada langkah ini diusahakan untuk memeriksa kembali untuk memastikan apakah penyelesaian tersebut sesuai dengan yang diinginkan dalam masalah atau
tidak. Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diminta, maka perlu pemeriksaan kembali atas setiap langkah yang telah dilakukan untuk mendapatkan
hasil sesuai dengan masalah yang diberikan, menafsirkan hasil sesuai dengan masalahnya, dan melihat kemungkinan lain yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Dari hasil pemeriksaan tersebut diketahui dimana langkah yang tidak sesuai. Dengan demikian langkah yang tidak tepat dapat
diperbaiki kembali. Pada penelitian ini, keempat langkah pemecahan masalah menurut Polya
digunakan oleh siswa untuk menyelesaikan pemecahan masalah matematika yang
diberikan. Pada keempat langkah pemecahan masalah yang ditempuh, akan terlihat pengetahuan metakognisi yang dimiliki siswa dalam tiap tahapannya. Sehingga pada
akhirnya akan diketahui bagaimana pengetahuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah matematika berbasis Polya.
2.4 Metakognisi