Nilai Va Tingkat Kealidan
3 ≤ Va 4 Cukup valid
2 ≤ Va 3 Kurang valid
1 ≤ Va 2 Tidak valid
3.7.2 Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
�
11
= �
� − 1 1
− �
2
�
� 2
Keterangan: �
11
: reliabilitas yang dicari �
2
: jumlah varians skor tiap-tiap item �
� 2
: varians total � : jumlah item soal
Perhitungan varians skor tiap soal digunakan rumus:
�
2
=
2
−
2
�
� Keterangan:
�
2
: varians skor tiap-tiap item � : jumlah peserta tes
: skor butir soal Perhitungan varians total digunakan rumus:
�
� 2
=
2
−
2
�
� Keterangan:
�
� 2
: varians total � : jumlah peserta tes
: skor total Menurut Suherman dalam Safrida, 2014:40 tingkat reliabilitas soal diberikan
oleh harga �
11
dengan kriteria pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kategori Interval Tingkat Reliabilitas
Besarnya α Kategori
0,00 �
11
≤ 0,20 0,20
�
11
≤ 0,40 0,40
�
11
≤ 0,60 0,60
�
11
≤ 0,80 0,80
�
11
≤ 1,00 Reliabilitas sangat rendah
Reliabilitas rendah Reliabilitas sedang
Reliabilitas tinggi Reliabilitas sangat tinggi
3.7.3 Triangulasi
Informasi perlu selalu di-check kebenarannya agar hasil penelitiannya dapat dipercaya, dengan memperoleh informasi dari beberapa pihak. Ini disebut triangulasi.
Tujuannya ialah memverifikasi atau mengkonformasi informasi Nasution, 2003:26. Denzin dalam Moleong, 2012:330 membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi metode. Dengan
demikian, peneliti akan mengecek informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, hasil think aloud, dan tes pemecahan masalah metakognisi yang telah dikerjakan
siswa kemudian membandingkan hasil dari ketiga metode tersebut. Sehingga diharapkan peneliti mendapatkan keabsahan data yang diperoleh.
33
BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membuat tes dan pedoman wawancara. Tes yang dibuat terdiri dari dua macam tes, yaitu tes
pemecahan masalah untuk menentukan kedudukan siswa pada tingkat kemampuan matematikanya dan tes pemecahan masalah metakognisi untuk mengetahui
pengetahuan metakognisi siswa. Instrumen kedua tes tersebut sama, yaitu terdiri dari kisi-kisi tes yang berisi indikator pada tiap butir soal, lembar kerja siswa yang berisi
soal pemecahan masalah dengan pokok bahasan perbandingan, lembar jawaban siswa berisi perintah soal yang disesuaikan pada tahapan Polya, kunci jawaban, dan
pedoman penskoran sebagai acuan dalam menentukan skor pada tiap poin soal yang dikerjakan oleh siswa. Sedangkan pedoman wawancara berupa garis besar pertanyaan
yang telah disesuaikan dengan indikator pengetahuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berbasis Polya. Langkah selanjutnya adalah uji
validitas tes dan pedoman wawancara yang dilakukan oleh dua dosen Pendidikan Matematika dan satu guru matematika SMP Negeri 4 Jember. Pada tes pertama,
lembar validasi berisi validasi isi, validasi konstruksi, bahasa soal, alokasi waktu, dan petunjuk pengerjaan soal. Pada tes kedua, lembar validasi berisi validasi isi, validasi
konstruksi, bahasa soal, dan petunjuk pengerjaan soal. Pada uji validitas tes kedua tidak ada alokasi waktu karena pada pelaksanaan tes kedua siswa diberi kebebsan
untuk mengerjakan soal tanpa terbatas oleh waktu. Tes yang divalidasi juga dilampirkan kisi-kisi tes, lembar jawaban, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.
Sedangkan uji validitas pedoman wawancara berisi kesesuaian pertanyaan dengan indikator pengetahuan metakognisi dalam menyelesaikan pemecahan masalah
berbasis Polya dan keefektifan pertanyaan yang dibuat. Hasil validasi kedua tes tersebut oleh ketiga ahli tersebut dapat dilihat pada lampiran G dan M. Sedangkan