b. Menggunakan penalaranan pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah. e.
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas tentang pembelajaran dan matematika dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mempermudah dan membantu terjadinya proses belajar matematika sehingga peserta
didik memiliki sifat yang ulet, teliti, tekun, percaya diri, analitik, dan sistematis.
2.2 Pemecahan Masalah Matematika
2.2.1 Masalah Matematika
Hayes dalam Hobri, 2009:174 mengemukakan bahwa problem atau masalah adalah suatu kesenjangan gap antara dimana anda sekarang berada,
dengan tujuan yang anda inginkan, sedangkan anda tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan. Senada dengan hal tersebut, Ruseffendi menyatakan bahwa suatu
persoalan merupakan masalah bagi seseorang bila persoalan itu tidak dikenalnya, dan orang tersebut mempunyai keinginan untuk menyelesaikannnya, terlepas
apakah akhirnya ia sampai atau tidak kepada jawaban masalah itu. Dengan demikian, masalah merupakan kesenjangan antara apa yang dimiliki seseorang
dengan persoalan yang tengah dihadapi, sedangkan ia tidak mengetahui cara menyelesaikannya sehingga timbul ketertarikan untuk menyelesaikannya.
Matematika merupakan ilmu abstrak, yang menghendaki siswa berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, dan
bersifat disiplin. Oleh karena itu, matematika dianggap sebagai ilmu yang melatih siswa dalam memandang dan menyelesaikan suatu masalah. Masalah matematika
harus memenuhi syarat, yaitu a menantang untuk diselesaikan, b tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang telah dikuasai siswa, dan c melibatkan
ide-ide matematika Hobri, 2009:41. Jadi, suatu masalah matematika adalah berbagai persoalan matematika yang memiliki kesenjangan antara pengetahuan
siswa dengan persoalan matematika itu sendiri sehingga siswa merasa tertantang untuk menyelesaikannya dan tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang
telah ia kuasai.
2.2.2 Pemecahan Masalah Matematika
Pemecahan masalah matematika merupakan proses mental yang kompleks yang memerlukan visualisasi, imajinasi, manipulasi, analisis, dan penyatuan ide
sehingga permasalahan matematika yang diberikan dapat terselesaikan. Solso dalam Safrida, 2014:11 juga menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu
pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Sejalan dengan pendapat Solso, Suherman
dalam Prayanti et al, 2014 juga menegaskan bahwa pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting mulai dari sekolah
dasar sampai sekolah menengah, namun pemecahan masalah masih dianggap bagian yang paling sulit dalam matematika. Selain itu, Hobri 2009:43 mengungkapkan
bahwa dalam menyelesaikan masalah, siswa perlu untuk menetapkan masalah, menemukan kaidah-kaidah dan kombinasi-kombinasi yang telah dimiliki sebelumnya
yang dapat diterapkan untuk mencapai suatu selesaian suatu persoalan baru. Oleh karena pemecahan masalah dianggap sulit dan melibatkan aktivitas berpikir siswa
yang kompleks untuk memperoleh penyelesaian suatu persoalan maka wajarlah jika pemecahan masalah matematika sangat berpengaruh pada peningkatan kemampuan
intelektual siswa, dengan pemberian soal pemecahan masalah matematika secara kontinu siswa akan terasah dalam berpikir dan menentukan strategi-strategi
penyelesaiannya. Jadi, pemecahan masalah adalah proses mental yang kompleks yang memerlukan visualisasi, imajinasi, manipulasi, analisis, dan penyatuan ide untuk
menetapkan masalah, menemukan kaidah-kaidah dan kombinasi-kombinasi yang telah dimiliki sebelumnya yang dapat diterapkan sehingga menemukan suatu solusi
atau jalan keluar untuk suatu persoalan baru yang spesifik.
2.3 Pemecahan Masalah Matematika Berbasis Polya